•9• Selingkuh Dibawa Santai

507 120 13
                                    

_____W O N D E R W A L L_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____W O N D E R W A L L_____

Usai sudah lima hari setelah pertemuan sang puan menemui suaminya. Selama beberapa waktu, rindu itu masih terus mengetuk pikirannya. Sempat terbesit kenapa dia bisa serindu ini pada sosok lelaki yang sering membengisi dirinya tiap hari?

Sudah tau bahwa dia tak akan pernah dicintai, namun y/n selalu memaksa hatinya terus mengharapkan perasaan kasih penuh tulus darinya, akan terbalas satu hari nanti. Dia mengakui hal bodoh yang terlanjur dia lakukan.

Mencintai Rindou, disaat pria itu benar-benar menolak kuat kehadiran y/n dalam hidupnya.

Andai sihir serbaguna ini berpengaruh pada Rindou, mungkin akan lebih menyenangkan. Tapi, satu pemikiran kerap menghantui y/n. Apakah bila Rindou terpengaruh sihir magisnya, cinta Rindou pada gadis aneh, akan dipenuhi ketulusan?

Atau justru penuh kebohongan?

Di penghujung hari. Tatkala sang mentari bertukar posisi bersama rembulan. Y/n selalu — bahkan pasti, setia duduk di ruang makan menunggu kepulangan Rindou. Meski dia tau, bilamana Rindou belum tentu akan pulang.

Belasan menu makanan sudah berakhir di tong sampah karena sering mengalami pembusukan. Terlalu lama mendiami meja makan ditambah sering tak tersentuh, hingga hidangan beraneka macam itu mengeluarkan bau tak sedap. Kenapa makanan buatan y/n selalu berada di penghujung tempat kotor? Baik di rumah atau pun di kantor milik sang suami.

Jangan tanyakan bagaimana perasaan sang istri.

Dia sudah terbiasa.

Seperti malam-malam sebelumnya. Y/n tetap memasakkan berbagai macam hidangan. Kerap membatin sendiri semoga Rindou pulang kali ini

Deru suara mesin mobil terdengar masuk ke dalam garasi. Mengundang kebahagiaan di hati sang puan.

Di ruang depan, Rindou berjalan masuk. Y/n lari-larian dari dapur cuma karena ingin menyapa dan menyambut kembalinya lelaki tersebut.

"Akhirnya kau pulang juga!! Ayo!! Aku sudah memasakkanmu, Rin!! Kali ini aku jamin makanannya pasti enak." Pinta y/n antusias.

Rindou melesit, "Makan saja sendiri. Aku ada urusan!!" Tuturnya kemudian melangkah naik ke kamar.

"Ayolah Rin. Setidaknya makan saja sedikit." Bujuk si gadis enggan takluk.

"Tck!! Jangan buat suasana hatiku hancur hanya karena masakanmu itu!! Sudah lah. Jangan ganggu aku malam ini. Tepati kesepakatan kita." Tegasnya.

Mendapati penolakan, y/n hendak menyusul. Baru saja dia naik satu anak tangga, suara ketukan hak tinggi menegurnya dari belakang.

Wanita berpakaian casual, rambut gelap juga warna lipstik ombre agak merah di bibir. Atensi y/n menatap bingung ke arahnya.

"Maaf mengganggu aktivitasmu. Kamar tuan Rindou ada di sebelah mana??" Ucapan itu terlontar dengan nada sopan.

"Di lantai dua, pintu paling ujung. Kau siapanya Rindou?" Tanya y/n was-was.

Tanda bahaya harus waspada, sudah mulai mengetuk paradigmanya sedikit demi sedikit.

"Aku di minta ke sini. Untuk melayaninya."

"Apa kau Lonte?"

Dia menggeleng cepat, "Aku pegawai kantor." Mendahului y/n wanita itu menyempatkan diri untuk pamit sesaat.

Apa benar di dunia ini ada Lonte sesopan dia?, Pikir y/n.

Kembali ke dapur, sang istri membiarkan Rindou bertindak semaunya bersama wanita tadi. Dia membereskan semua masakan, dan membuangnya ke tempat sampah. Lagi-lagi terulang kembali. Bahkan sampai Rindou kembali pun, sekumpulan daging penuh bumbu itu tetap menyapa tempat kotor di sana.

Mendudukkan bokong pada sofa di ruang tengah, y/n menanti suaminya selesai berselingkuh bersama wanita sopan yang dia anggap sebagai kupu-kupu malam tadi.

Hati sudah terlatih sakit, jangankan berselingkuh, jikalau Rindou menikah lagi y/n tak akan mengambil pusing. Tapi rasanya agak kurang bila si Lonte barusan akan pergi dari sini tanpa membawa hadiah kenang-kenangan pemberian istri dari suami yang dia setubuhi sekarang.

Sejam berlalu. Wanita tadi turun ke lantai dasar. Tersenyum penuh kelembutan pada y/n. Kancing atas bajunya terbuka satu. Pasti ada banyak tanda dibalik kain tipis ini.

"Apa Rindou terlihat bahagia setelah bersetubuh denganmu?" Tanya y/n.

Manggut-manggut mengiyakan, "Tuan bilang dia memintaku kembali lagi besok."

"Wow!! Senang mendengarnya. Baiklah, karena kau sudah membuat suamiku senang. Ini kuberikan hadiah kecil." Y/n bermonolog sembari memberi kotak hitam berpita kuning.

Dia merasa sungkan sesaat, tapi pada akhirnya menerima benda imut dari y/n.

"T- terimakasih ... Aku izin pamit." Tuturnya.

Mengukir senyum ayu, sang istri berujar lagi, "Iya ... Hati-hati."

Hati wanita bisa berubah-ubah. Sisi yang selama ini y/n tunjukkan pada Rindou, adalah perilaku penuh mengasihi tanpa ada dendam, dan berlandaskan perasaan.

Jika y/n tak dapat menghukum suaminya sekarang. Maka para perempuan murahan yang datang ke sini lah, yang akan jadi pelampiasan kekesalan si gadis berkekuatan magis tersebut. Jika emosi, mungkin Rindou masih bisa pakai logika, tapi untuk y/n ... Jangan harap.

"Apa Tokyo pernah dapat kasus kematian orang terlindas kereta api hingga tubuh menyatu dengan rel? Jika belum, mari nantikan hal itu terjadi sebentar lagi."

Untuk Rindou Haitani. Semoga besok-besok kau tidak membawa selingkuhan lagi kemari.


Hai

Nantikan Chapter selanjutnya..

Seperti biasa ... Pendek" chapternya 🙂

Quotes untuk Chapter ini:

"Bila cinta sudah tertolak maka dukun pun bertindak."

Anggap aja mba yeen punya Rindou itu dukun, oke💃

TBC

☆ ☞ ⭐

WonderwaLL || Rindou Haitani x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang