Pertemuan

9 7 6
                                    

Jakarta, 2008

Nazila sedang bermain boneka di halaman rumahnya, Malik dengan tiba-tiba mengambil boneka milik Nazila

"Abang balikin itu punya zia" teriaknya

"Ambil sini kalau bisa, nanti abang kasih bonus es krim coklat" seru Malik sambil mengangkat boneka nya lebih tinggi.

Ternyata Nazila mampu menggenggam boneka itu, Malik semakin gemas dengan tingkah lucu adik nya, ia pun menarik boneka nya agar terlepas dari Nazila dan akhirnya boneka itu terlempar keluar

BRUKKKKKK!

Suara keras terdengar di balik pagar rumah nya, Nazila dan Malik langsung mengintip keluar pagar ternyata ada seorang laki-laki terjatuh dari sepedanya. Malik bergegas membantu laki-laki itu dan mengajaknya untuk masuk kedalam rumah.

Malik memanggil Tina dan menceritakan semua nya.

"Aduh, maaf ya jadi jatuh terus ada luka" kata tina sambil mengelus kepala laki-laki itu

"Thama gapapa ko tante, kata ibu kalau jatuh itu berarti allah yakin bahwa kita kuat" jawab lelaki itu.

"Tuh dek dengerin kalau jatuh itu jangan nangis tapi harus kuat" ledek Malik

"Ya ga apa-apa dong nangis kan Zia perempuan, kalau dia kan laki-laki" tunjuk nya kepada Arthama dengan muka masam

"Oh namamu Thama, Thama rumahnya dimana?" Kata Tina sembari mengobati luka Arthama

"Namaku Arthama Putra Mahesa biasa dipanggil Thama, itu tante di blok sebelah deket ko"

"Bang, nanti anterin pulang kan Arthama jatuh gara-gara abang, sekalian nanti temui ibunya terus minta maaf"

"Sama Zia juga dong bun, masa abang doang"

"Ih kan abang duluan yang rebut boneka Zia, coba aja abang ga rebut pasti ga akan ginikan"

"Sudah dua-dua nya saja, abang pake sepedah bmx kan motornya dipakai pa pram, nanti adek bonceng thama ya"

"Tapi bun kan-"

"Sudah cepat antar Arthama kasihan"

Mereka pun hanya mengangguk.

"Tante makasih ya sudah diobati lukanya, pamit ya tante" sembari salam kepada tina.

Akhirnya mereka mengantar Arthama pulang, Malik berada di belakang mereka menggunakan sepedah bmxnya, Nazila membonceng Arthama dengan wajah masamnya. Di Jalan Arthama dan Nazila diam seribu bahasa mereka tidak saling menyapa ataupun berbicara, Arthama yang merasa canggung dan bingung saat di tengah perjalanan meminta Nazila untuk berhenti.

"Stop stop"

"Loh ko berhenti dek" tanya Malik

"Gatau di suruh berhenti" jawab nazila

"Tukeran aja biar aku yang bonceng kamu, kata ibu laki-laki harus menjaga perempuan" katanya sambil tersenyum.

Malik yang melihatnya pun sedikit takjub dimana anak baru berusia 8 tahun tetapi sudah memiliki jiwa yang untuk melindungi seorang perempuan. Akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya dirumah Arthama, mereka masuk ke halaman rumah Arthama

"Eh mas udah pulang, loh ini siapa mas? Temen?" Tanya Ratna

Malik pun menjelaskan kejadiannya dengan perasaan sedikit gugup takut ibu Arthama marah, dan tak terima.

"Oh gitu, yaudah ga apa-apa namanya juga musibah kan ga ada yang tau"

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang