Pamit

10 6 4
                                    

Hari ini adalah hari yang tidak karuan. Disatu sisi arthama merasa senang karena sahabatnya akan menjadi siswi smp, tapi di sisi lain arthama pun merasa sedih karena harus berpisah jauh dengan sahabatnya.

Pagi hari ini sangat cerah tetapi mendung dirasa arthama.

"Mas, ayo kita berangkat kerumah zia" kata ratna

Arthama hanya mematung melihat cermin yang memantulkan bayangan dirinya sendiri. Ratna menghampiri arthama dan mengusap kepala arthama

"Udah yu nanti ga sempet pamitan malah makin sedih, kan mau ngasih jaket buat zia"

Arthama kali ini berbeda tidak ada senyuman di wajahnya rasa sedih kesal beradu di dalam hati arthama, tetapi ini memang takdirnya mereka harus berpisah dan tidak bisa memaksakan kehendak diri sendiri.

Arthama, ratna, cantika, rachel bahkan lasmi ikut berangkat ke rumah nazila untuk berpamitan.

Sesampainya dirumah nazila mereka melihat ada beberapa orang mengangkut perlengkapan yang akan dibawa ke yogyakarta, ada beberapa koper besar, sepedah, dan lain sebagainya.

"Eh ada thama sama keluarga, masuk bu bunda ayah sama yang lain ada di dalam"

"Makasih bang malik" kata ratna

Mereka masuk kedalam rumah nazila

"Eh ada ibu, sini bu duduk"

"Ada nak bayu ganteng ini, kenapa muka mu itu ditekuk"

"Gapapa om kurang tidur aja" jawab arthama karena tidak mungkin dia jujur dihadapan banyak orang terutama nazila, yang ada nazila akan makin sedih

"Ecaaa"

"Eh, ini ada kado buat zia"

"Kan zia ga ulang tahun"

"Yaudah kalau ga mau buat gue aja deh" jawab sandra

"Tuh nanti diambil sandra loh" kata cantika

"Iya zia mau, makasih ecaaaa"

"Coba buka terus pake"

Nazila membuka kotak kado itu perlahan, ada beberapa foto mereka berdua, dan keluarga yang lain lalu ada benda yang sangat tidak terpikirkan oleh nazila, tanpa aba-aba dia mengangkat jaket jeans tersebut.

Betapa bahagianya raut muka yang terpancar di wajah nazila, dia langsung loncat kegirangan dan tak berhenti tersenyum di hadapan thama lalu memeluknya, arthama pun membalas pelukan nazila

"Semoga suka zi"

Tidak ada respon apa-apa dari nazila, selain hanya detak jantungnya yang cepat dan nafas yang tidak beraturan

"Thama adek gue nangis ih" kata sandra

"Hah kenapa si zia kak" tanya malik

"Heh, ko nangis, udah lah itu kado buat kamu zi gratis beneran deh, semoga suka dan kepake lama ya kan itu aku beli ukuran nya sengaja di lebihin ukurn mba tika"

Nazila semakin memeluk erat tubuh arthama. Arthama merasa malu tetapi dia juga senang karena nazila memeluknya sebelum pergi jauh dan pasti rasa nyaman dan berat untuk melepaskan nazila semakin besar.

"Udah jangan nangis malu di liatin" ucap arthama dengan nada sedikit bergetar

Nazila pun melepaskan pelukan arthama dan menyeka mukanya dengan tangan

"Ka ka kata nya ini buat mba tika" kata nazila sambil terbata-bata menahan tangis

"Engga, itu buat zia ko thama cerita sama ibu"

"Coba pake dong, masa dikasi kado nangis aneh ah kamu" kata rachel

Nazila pun tersenyum malu, mukanya memerah, dan nafas nya yang tidak teratur juga cegukan efek nangis yang belum Ilang membuat semua orang tertawa

"Ini eca yang lukis?"

"Iya" jawab singkat

"Makasih ya zia suka banget, pasti bakalan zia pake kemana-mana"

"Iya sama-sama, om berangkat jam berapa? Kita ga bisa ikut ke bandara om"

"Bentar lagi mau berangkat, gapapa bayu, makasih ya udah jagain terus si zia" kata hendra sambil menepuk bahu arthama

"Iya om sama-sama"

"Jangan lupa sama kami ya mas, nanti kami pasti main kesini" kata tina

"Iya tante ga akan lupa, eh ini semuanya? Kata nya abang sama ka sandra ga ikut?"

"Iya semuanya, tapi abang sama ka sandra cuma 1 bulan disana nanti balik lagi kesini" jawab tina

"Oh gitu"

"Zia baik baik, bunda sama yang lain juga baik baik disana sehat sehat ya, maaf mas thama suka ngerepotin" kata ratna

"Gapapa bu kan sudah saya anggap keluarga juga" kata tina

"Malik lo izin lama banget dah enak dong"

"Lo mau ikut? Ayo aja kalau mau"

"Ga ah gue kan ga bisa tanpa bi lasmi dan ibu negara"

"Yaudah kalau gitu kami semua pamit ya bu baik baik juga disini, mas thama makasih ya sekali lagi"

Kali ini thama tidak bisa menahan air mata, dia pun tertunduk dan sesekali mengusap air mata itu

"Mas eca makasih ya, sampai ketemu nanti" kata nazila sambil memeluk erat arthama

"Ka acel mba tika zia pamit ya" mereka pun berpelukan

"Ga ada yang ngasih gue es krim lagi deh, baik baik disana nazila"

Lalu nazila melihat ke arah ratna, dia tidak bisa berkata-kata dia langsung memeluk ratna dengan erat

"Nazila cantik baik-baik disana, kalau sempet berkabar kabari kami ya, semangat jadi siswi smp nya semoga betah dan berprestasi ya, makasih udah selalu nemenin thama, semoga kita semua bisa ketemu lagi ya, dan semoga takdir nemuin zia dan thama lagi"

Ratna menghapus air mata nazila dan mencium kening nazila, arthama hanya tersenyum melihat kejadian itu.

Akhirnya mereka semua pamit menaiki mobil menuju bandara. Mobil yang ditumpangi nazila pun melaju

"Cepet balik zi! Eca sayang zia" teriak arthama dan dibalas lambaian tangan oleh nazila.

******

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang