Senin, 30 Juni 2022
07:05 WIB
bruum brumm brruummm . . .
Suara gemuruh dari dua sepeda motor yang melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan, Senin pagi hari. 3 bujang dengan 1 yang dibonceng di salah satu motor. Sampai di tujuan, kedua pemilik motor itu lalu memarkirkan motor masing - masing, sementara yang satu menunggu diluar tempat parkir.
"Nahkan mampus telat, lu sih Bin!" ujar Elvan, cowo yang mengendarai motor pertama.
"Dih anjir apa apaan jadi gue," balas orang yang dipanggil tadi, Obin namanya.
"Lu juga biasanya gak mandi, sok-sokan mandi anjir, udah tau lu mandi macem mandi kembang, pake ritual pengumpulan niat dulu, anjing," dumel Elvan panjang lebar.
"Yee bacot lu ah, salah mulu gue jadi manusia, mandi salah, gak mandi salah," balas Obin sembari menoyor kepala Elvan yang lalu dibalas toyoran balik dari Elvan.
"Ya lu idup aja salah."
"Diem. Ayo masuk," ujar Ken, si cowo yang mengendarai motor kedua berusaha melerai kedua temannya itu dan berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah yang ditutup disusul dengan dua bujang yang masih ribut dibelakang.
Mereka disambut tatapan sinis oleh guru-guru lainnya serta tawa dari seluruh warga sekolah. Karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas, yang berarti disaksikan juga oleh murid kelas 1 yang baru saja masuk.
Ken, Elvan, dan Obin diperintahkan untuk maju didepan seluruh siswa, menjadi tontonan satu sekolah. Obin dengan rasa tidak bersalahnya justru menunjukkan gelagat flirting kepada adek kelas, memberikan flying kiss, mengedipkan matanya, dan tingkah kardus lainnya.
Elvan yang sedari tadi menunduk malu, sesekali menghembuskan nafasnya berat melihat tingkah laku kawannya, Obin. Ingin rasanya setelah ini, ia mematahkan leher Obin karena membuatnya dipermalukan didepan seluruh angkatan. Sementara Ken hanya menatap datar kedepan tanpa ekspresi sedikitpun.
⏳⌛
15:30 WIB
Ken, Elvan, serta Obin mendapatkan perintah dari kepala sekolah untuk membersihkan ruangan aula sepulang sekolah sebagai hukuman karena mereka terlambat datang ke sekolah, apalagi di hari pertama setelah libur kenaikan kelas.
"Aghh.. semua gara - gara lu, Bin. Muka gue mau ditaruh dimana hah?!" dua sejoli ini masih saja meributkan hal yang sama sedari pagi.
"Muka lu juga gak bakal ilang," satu kalimat yang keluar dari mulut Ken membuat Obin tertawa terjungkal-jungkal karena merasa menang dan dibela oleh Ken.
"Lu juga, mandi gak mandi tetep aja gak ada perubahan Bin," Giliran Elvan yang menertawakan Obin sekarang, benar - benar, suasana di dalam aula itu terdengar sangat renyah dengan canda tawa mereka bertiga sembari menyelesaikan hukuman bersama.
Hingga suasana itu dihancurkan oleh suara seorang gadis yang tiba-tiba masuk dalam ruang aula.
"Oh.. Hai kakak kakak semuanya , p - permisi, mau nanya boleh?" ujar gadis itu sopan, mengedarkan pandangannya kepada 3 bujang yang sedang bersih - bersih ruangan itu.
Gadis itu langsung direspon tatapan maut oleh Obin dan juga Elvan, sementara Ken sama sekali tidak menggubris nya, ia tetap mengerjakan pekerjaannya.
Baru saja Elvan akan membuka mulutnya menjawab, Obin terlebih dahulu menyela, "iya dek, boleh, ada apa nih?"
"Apa bener ini aula ya kak?" tanya gadis itu memastikan.
"Emangnya ada apa dek?" tanya Obin lalu berjalan mendekat ke arah gadis tersebut yang berada di depan pintu aula. Gadis itu menatap Obin was-was dan mundur perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always
Fanfiction"Gue gak bisa janjiin apapun, Sha." "Sebenernya apapun pilihan lu, lu tetep brengsek, Ken." "Aku akan selalu sayang sama kamu, apapun yang terjadi." Ketika fikiran dan hati tidak sejalan, seseorang dipaksa memilih keputusan yang bertentangan itu. Ak...