O6. Pria misterius.

45 16 1
                                    

15:00 WIB

Lessha dan Anya hendak pulang sebelum sebuah notifikasi dari handphone mereka kompak berbunyi. Ternyata notifikasi itu berasal dari grup osis yang memberitahukan bahwa para osis di arahkan agar segera berkumpul di ruang rapat.

Rapat itu membahas tentang event 17 Agustus yang akan dilaksanakan di SMA Jaya Bangsa. Mereka membahas lomba apa saja yang akan mereka adakan.

Mereka lalu membagi jobdesk masing-masing sesuai divisi. Anya mendapatkan divisi humas dimana ia yang akan menginformasikan segala rancangan acara, jadwal, rundown, serta segala hal yang akan disampaikan pada seluruh perwakilan kelas. Sementara Lessha tentu masih konsisten menjadi bendahara acara.

18:00 WIB

Rapat itu selesai di jam 6 malam, 3 jam setelah jam pulang sekolah. Syukurlah semua rancangan inti seperti lomba, rundown sementara, serta data murid yang akan tampil telah selesai dibahas.

Anya telah mencatat segala hal yang akan disampaikan pada para perwakilan kelas. Ia hanya perlu memilah hal apa yang akan disampaikan secara garis besar nantinya. Hal ini membuat jobdesk Anya selesai, ia menghampiri Lessha.

"Sha, pulang yuk?" ajak Anya. Lessha menoleh sejenak menatap Anya lalu kembali fokus pada kesibukannya, "Duluan aja, Nya. Gue masih ada kerjaan nih, kalau nyokap gue nanya, bilang aja masih rapat, hp gue lowbatt," tolak Lessha pada Anya.

Anya hanya menganggukkan kepalanya lalu berpamitan kepada Lessha dan teman-teman osis lainnya.

Lessha masih harus membicarakan rencana keuangan dengan divisi divisi yang bersangkutan. Hal ini menghabiskan 2 jam untuk mem-planning segalanya. Meski sebenarnya belum selesai, mereka memutuskan untuk membahas lagi besok karena ini sudah terlalu malam.

20:00 WIB

Lessha meregangkan badannya yang pegal itu karena terlalu lama duduk di kursi. Ia lalu berjalan meninggalkan ruang aula dan mengunci ruangan itu karena ia menjadi yang terakhir berada di ruang aula tersebut.

Ia berjalan ke gerbang sekolah untuk menyerahkan kunci aula tersebut pada security lalu duduk ke dalam halte yang berada di depan sekolahnya berharap ia tidak terlewat bus terakhir atau mungkin ia bisa menaiki taxi. Ia tidak bisa memesan ojek online karena handphone miliknya habis baterai.

15 menit berlalu...

30 menit berlalu...

Ini semakin larut malam, belum ada tanda-tanda bus atau bahkan taxi muncul. Lessha memutuskan untuk keluar dari halte itu. Ia berfikir mungkin dirinya tidak terlihat oleh taxi, maka dari itu tak ada taxi yang menghampirinya.

21:00 WIB

15 menit telah berlalu, tiba-tiba sebuah motor sport berwarna hitam dengan pengendara seorang pria menghampirinya. Ia melihat seorang yang mengendarai motor tersebut menganakan jaket, namun ia dapat melihat celana yang ia kenakan merupakan seragam khas SMA Jaya Bangsa. Ia tak dapat melihat muka siapa yang ada di balik helm itu karena pria itu mengenakan helm full face.

Pria tersebut mematikan motornya lalu bertanya menghadap Lessha, "Kenapa belum pulang?" Lessha menundukkan kepalanya lalu membalas pertanyaan pria tersebut, "Oh hai! Ada rapat osis nih, jadi pulangnya belakangan," jawab Lessha sopan.

"Lo anak sekolah sini juga, kan?" lanjut Lessha sembari mencoba melihat siapa pria yang ada di hadapannya itu. Mungkin ia pernah melihatnya? Pria itu hanya membalas dengan anggukan kecil.

"Udah malem, susah nyari taxi. Mau bareng?" tawar pria tersebut. Lessha tampak berfikir lama, ia ragu untuk menerima tawaran tersebut karena ia bahkan tak mengenal pria yang ada di dahapannya itu.

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang