16:05 WIB
Mereka telah sampai di kantor manajemen Elvan. Thea membuntuti Elvan dari belakang, menengok ke kiri dan ke kanan seisi kantor tersebut yang penuh terisi dengan foto model yang sepertinya dari manajemen ini juga.
Mereka telah sampai di ruangan photoshoot, tampak Elvan sedang mengobrol dengan manager nya yang bernama Bagas, "Temen gue ikut masuk ke ruangan photoshoot boleh?" Tanya Elvan pada Bagas.
Bagas melihat ke arah Thea yang tepat berada di belakang Elvan dan menyapa Thea yang dibalas sapaan kembali oleh Thea. Bagas kembali menatap kearah Elvan dan mengangguk tanda setuju.
Elvan lalu membalikkan badannya menghadap ke arah Thea, "Gue siap-siap dulu ya, lo bebas ngapain aja," ujar Elvan sambil tersenyum yang dibalas anggukan dan senyum kembali oleh Thea.
Elvan lalu meninggalkan Thea, berjalan dengan Bagas manager nya, "Temen apa temen, Van?" goda Bagas yang lalu dibalas Elvan dengan salah tingkah, "Apaan sih lu."
Sementara Elvan sedang bersiap untuk photoshoot, Thea melihat kesibukan seisi ruangan itu terkagum-kagum, penuh dengan monitor, camera, dan lighting.
Tak lama kemudian, Elvan keluar dari ruangan mengunakan sleeveless pertamanya berwarna putih. Elvan melambaikan tangannya kearah Thea yang tampak hanya diam mematung menatap ke arah Elvan.
Elvan duduk di tempat yang disediakan. Director menyuruh asisten nya untuk membasahi tubuh Elvan, membuat cetak tubuh Elvan terpampang jelas di balik sleeveless itu.
Sesi pertama foto pun dimulai. Pandangan Thea tak lepas dari apa yang ia lihat di hadapannya. Ia kagum dengan keprofesionalan Elvan, bagaimana cara Elvan berpose, serta.. proporsi tubuh Elvan.
Sesi kedua dengan sleeveless berwarna coklat. Mereka berpindah tempat ke sebuah sofa yang berada di sebelah ruangan, Thea juga mengikuti kemana mereka pergi.
18:00 WIB
Photoshoot Elvan selesai cukup cepat dari biasanya. Setelah berganti baju, Elvan menghampiri ke tempat Thea berada.
"Sorry ya lama, udah waktu dinner nih, mau dinner bareng?" Ajak Elvan ketika sampai di hadapan Thea. Thea hanya mengangguk tanda setuju.
Mereka lalu berjalan menuju restoran yang berada tak jauh dari rumah Thea. Setelah memesan, Thea membuka percakapan, "Lo udah lama kerja di bidang permodelan ini?"
Elvan tersenyum, "Not really, baru satu tahun kebelakang ini mungkin?" Jawabnya. Thea menutup mulutnya kagum, "Wow, you really amazed me with your professionalism, your expression, and your body proportion!" Puji Thea tak henti-henti membuat Elvan salah tingkah dibuatnya.
"I want to hear more about you, Elvan," timpal Thea kemudian, menatap Elvan sambil tersenyum.
Malam yang sangat tenang, mereka menyantap makanan masing-masing, bercerita tentang diri mereka sendiri, mengobrolkan banyak hal, bahkan mengerjakan tugasnya di hari itu juga. Setelahnya, mereka berkendara malam menyusuri ramai nya kota Jakarta di malam minggu.
⏳⌛
Minggu, 20 Juli 2022
15:05 WIB
Ken pulang ke rumahnya setelah bekerja kelompok bersama Obin. Ia memarkirkan motornya jauh dari rumahnya agar ayahnya tak mengetahuinya, atau jika tidak, ayah Ken akan menjualnya.
Semenjak ayah nya di pecat karena kasus penggelapan dana dan pelecehan, kehidupan mereka peelahan hancur. Ayah nya tak memiliki tabungan tersisa apapun sehingga membuat keluarga mereka kehilangan aset berharga bahkan rumah demi kebutuhan pokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always
Fanfiction"Gue gak bisa janjiin apapun, Sha." "Sebenernya apapun pilihan lu, lu tetep brengsek, Ken." "Aku akan selalu sayang sama kamu, apapun yang terjadi." Ketika fikiran dan hati tidak sejalan, seseorang dipaksa memilih keputusan yang bertentangan itu. Ak...