Lima belas menit lalu Lea sudah berangkat untuk syuting iklan, hanya ada Dita dan Jinny di dorm, juga tidak ada jadwal latihan hari ini.
Dita sibuk membereskan ranjangnya, merapikan beberapa barang dan memilah-milih sampah yang bisa didaur ulang. Sedangkan Jinny masih tak bergeming dari tempat tidurnya. Dita menarik selimut Jinny yang tersingkap menutupi celana dalam yang berwarna pink yang dikenakan Jinny.
Anak ini, tidak bisakah menggunakan piyama untuk tidur ? Meski sama-sama perempuan, tapi canggung sekali melihat pemandangan ini.
Dita mendengus melihat kebiasaan Jinny tidur hanya menggunakan kaos dan celana dalam.
Dita kemudian beralih ke dapur, mengambil sekotak sereal di dalam kulkas, tidak lupa susu sebagai pelengkapnya. Tidak butuh waktu lama untuk dapat menikmati sarapan sereal. Belum juga selesai dengan sarapannya, tiba-tiba Dita dikejutkan dengan back hug dari seseorang. Dita dengan refleks menoleh dan bertemu wajah yang tak asing.
"Jinny, kamu mengejutkanku"
"Dita unnie, kamu tidak mau membuatkan sarapan juga untukku ?" Masih memeluk erat Dita dan meletakkan kepalanya di pundak Dita. Matanya masih sayu dengan nada bicara yang berat, Jinny masih terlihat mengantuk, tapi rasa lapar membawanya ke dapur.
"Aku akan buatkan sarapan untukmu, tapi lepaskan dulu tanganmu, dan cuci muka kusut itu" kata Dita yang berusaha melepaskan pelukan Jinny karena membuatnya merasa aneh.
"Baiklah" Jinny menurut saja.
Sekembalinya dari kamar mandi Jinny sudah mendapatkan semangkuk sereal. Dita yang sudah selesai dengan sarapannya beranjak ke washtuffle untuk mencuci mangkuknya.
"Unnie, boleh aku bertanya ?"
"Apa ?"
"Kamu punya tipe ideal ?"
"Maksudnya ?"
"Tipe ideal menjadi pasanganmu ?"
"Oh, kenapa kamu menanyakan itu ?" Tanya Dita balik.
"Aku hanya penasaran"
Dita tidak menjawab beberapa saat, sampai kemudian dia duduk di samping Jinny. "Memikirkan hal itu saat ini bukan prioritasku"
"Tapi setidaknya kamu punya tipe ideal kan ?" Tanya Jinny lagi tidak puas dengan jawaban Dita.
"Kamu sendiri ?"
"Kenapa kamu malah bertanya balik ?"
"Tapi aku juga penasaran denganmu"
"Jawab aku dulu, baru nanti kuberitahu" Kata Jinny mendesak.
"Jujur, aku tidak pernah memikirkan itu, karena menurutku percuma. Toh nanti jika cocok, hati tidak akan berbohong bukan ? Trus bagaimana denganmu Jinny ?"
"Jawabanku ? Nanti saja karena jawabanmu terlalu biasa" Mengedipkan sebelah matanya.
"Ya ! Kamu curang !" Dita memukul manja pundak Jinny.
Jinny yang tadinya ingin membalas membeku karena Dita terlebih dulu menyenderkan kepalanya di pundak Jinny.
Ada apa denganku ? Kenapa jadi tidak karuan begini ? Ah sial, haruskah aku mengelak ?
Jinny mengatur nafas dan buru-buru menyelesaikan sarapannya.
***
Pukul 12.10
"Lea unnie belum pulang juga ?" Tanya Jinny yang berbaring di sofa sambil mendengarkan musik.
"Sepertinya akan pulang malam, karena lokasi syutingnya lumayan jauh" cela Dita yang sedang membuat pernak-pernik dari sampah yang dikumpulkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine
FanfictionKarakter dan peristiwa terinsprasi dari member Secret Number; Dita, Jinny, Lea, Soodam dan Denise. Especially Dita dan Jinny. Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan ( typo ), author lagi gabut jadi iseng-iseng nulis. _______________________________...