Awal Oktober 2018 di Ruang Latihan
"Unnie aku dengar ada anggota baru yang akan datang hari ini ?" Tanya Dita yang sedang melakukan pemanasan di samping Lea.
"Kabarnya sih begitu"
Percakapan di antara keduanya kemudian terhenti karena terdengar suara seseorang datang. Secara bersamaan Lea dan Dita menoleh ke arah pintu dan melihat ternyata yang datang adalah Jinny.
Jinny meletakkan tas yang dibawanya, melepas sweater yang dikenakan, dan memperbaiki ikatan tali sepatunya. Dengan tidak banyak bicara Jinny pun langsung bergabung dengan Lea dan Dita. Melihat Jinny mendekat, Dita mengambil posisi yang agak jauh. Keduanya menghindar untuk saling berpapasan.
Melihat perubahan sikap Dita dan Jinny, Lea merasa ada masalah di antara mereka.
"Kenapa akhir-akhir ini kalian jarang berbicara satu sama lain ?" Tanya Lea kepada keduanya.
Tidak ada yang menjawab. Jinny hanya menoleh sebentar ke Dita kemudian kembali dengan aktifitasnya. Sedangkan Dita tidak bergeming sedikit pun.
Lea semakin yakin ada sesuatu terjadi di antara keduanya. Suasana sangat kaku. Biasanya Jinny paling berisik ketika latihan dan Dita akan memamerkan kemampuan menarinya. Lea sendiri menjadi pengganggu dan senang melihat Dita dan Jinny mulai kesal. Tapi hari ini suasananya berbeda, padahal Lea beberapa kali berusaha untuk mencairkan suasana, tapi percuma.
Latihan pun mereka jalani tanpa sepatah kata dan tanpa ada interaksi di antara mereka.
Sepanjang latihan, Lea justru tidak bisa fokus, dia hanya memperhatikan Dita dan Jinny, pertanyaannya masih sama, ada apa dengan mereka ? Lihatlah, betapa dinginnya sikap mereka hari ini, Dita bahkan terlihat menjauh dari Jinny.
Ketika mereka beristirahat, Lea memutuskan untuk ke luar membeli cemilan.
"Unnie aku ikut" Dita menyusul Lea yang melangkah ke luar.
Aku tahu Dita...kamu menghindariku.
Jinny hanya bisa melihat kepergian keduanya tanpa berkata sedikit pun.
Beberapa waktu lalu, Jinny masih berusaha untuk meminta maaf kepada Dita, tapi Dita masih marah dan memberi peringatan kepada Jinny untuk menjaga jarak dengannya.
Jika Dita memang tidak menyukaiku, kenapa dia tidak menolak ciumanku ? Dia bisa saja menghindar saat itu. Bahkan aku sendiri sudah siap jika dia melayangkan sebuah tamparan, tapi dia hanya diam dan menikmatinya. Argh ! Benar-benar membuat orang tidak tenang. Sekarang semuanya kacau, aku lebih tidak bisa jika dijauhi seperti ini.
Jinny merentangkan tubuhnya di lantai, melihat langit-langit dengan cahaya lampu yang menyilaukan.
***
Lea dan Dita sampai di sebuah minimarket, mereka mengambil beberapa cemilan dan minuman dingin.
"Dita, bisa kau ambilkan cemilan itu untuk Jinny juga ?" Melihat Dita mengambil sebungkus keripik singkong.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine
FanfictionKarakter dan peristiwa terinsprasi dari member Secret Number; Dita, Jinny, Lea, Soodam dan Denise. Especially Dita dan Jinny. Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan ( typo ), author lagi gabut jadi iseng-iseng nulis. _______________________________...