END You are Mine

637 53 13
                                    

Hening, tidak ada di antara mereka yang berani membuka suara. Dita masih berdiri di tempatnya dengan mata yang berkaca-kaca. Menyadari semua mata tertuju padanya, Dita kemudian bergegas mengambil hoodie-nya, memakainya kembali dan melangkah mendekati pintu ke luar, namun sebelum langkahnya sampai ke pintu, sebuah tangan meraihnya.

"Unnie, mari kita bicara" Soodam menarik lengan Dita, menatapnya dengan serius.

"Membicarakan apa ? Soal Jinny ? Maaf aku tidak mau membicarakannya" Jawab Dita sedikit ketus.

"Ini penting unnie" Soodam sekali lagi membujuk Dita.

"Sepenting apapun, jika ini menyangkut Jinny, aku menolak" Dita masih teguh pada pendiriannya.

"Apa unnie tidak ingin tahu kebenaran tentang malam itu ? Di malam ulang tahun Jinny" Soodam kini sedikit memberi provokasi supaya Dita menurutinya.

Malam itu ? Maksudnya kejadian di parkiran ?

Dita menebak-nebak ucapan Soodam, rasa penasarannya mulai menerobos pertahanannya. Di tatapnya Soodam dengan alis yang mengkerut, seakan-akan dia ingin bertanya tentang kebenaran itu. Tapi, mulutnya tidak mengizinkannya membuka suara.

Bagaimana jika kebenarannya adalah Soodam resmi menjadi kekasihnya ? Apa Soodam sedang ingin pamer denganku atau dia memang sengaja melakukan ini untuk mengklaim Jinny sebagai kekasihnya ?

Pikiran Dita dipenuhi oleh tanya yang dibuatnya sendiri, alur kisah yang tak ingin didengarnya sama sekali, justru ia membencinya, sangat membencinya. Jika benar apa yang dipikirkannya, kemungkinan sosok Soodam akan menjadi sosok yang paling dibencinya saat ini.

"Unnie, jangan berfikir negatif dulu, kamu harus mendengar dari sudut pandangku" Soodam seperti tahu isi hati Dita dan mencoba meyakinkannya sekali lagi.

Dita adalah gadis yang memiliki ego yang tinggi, dia tak ingin terlihat lemah di depan Soodam. Dia mencoba tidak menghiraukan ucapan Soodam, ditarik lengannya dari genggaman Soodam dan melangkahkan kakinya. Namun dengan cekatan Soodam menghadangnya tepat di mulut pintu.

"Kau akan menyesal tidak mendengarkanku unnie, ini penting bagimu dan Jinny unnie. Apapun keputusanmu nanti, itu terserah kamu, tapi dengarkan aku sekali ini saja" Ujar Soodam tidak memberi ruang untuk Dita menyela perkataannya.

Mata Dita mulai terlihat melemah, dia sepertinya sedikit membuka diri dan menerima semua perkataan Soodam.

Soodam meraih tangan Dita dan membawanya ke salah satu ruangan yang sedikit sempit. Tempat yang menurutnya aman untuk dia dan Dita berbicara terbuka. Dita tidak menolak sama sekali, dia hanya mengikuti Soodam.

Lea dan Denise yang sedari tadi penasaran tidak mau ketinggalan, mereka menguntit Soodam dan Dita. Meski pintunya ditutup rapat oleh Soodam, tapi Lea dan Denise tidak kehabisan ide untuk bisa menguping.

Soodam dan Dita duduk berhadapan, saling tatap dengan serius. Dita menunggu Soodam memulai pembicaraan itu.

"Jujur sejak pertama bertemu denganmu dan Jinny unnie, aku sudah melihat sesuatu di antara kalian. Dan malam itu kurasa menjadi malam yang tepat untukku memastikannya"

Dita mendengarkan Soodam dengan seksama, tidak ingin melewatkan sepenggal pun dari kata-kata Soodam.

"Karena mendapat kesempatan berdua dengan Jinny unnie, aku memberanikan diri menanyakan apa dia menyukai seseorang ? Seperti yang kuduga, dia menjawab iya" Soodam terdiam sejenak menunggu respon Dita.

Dita terlihat semakin serius menyimak Soodam, raut wajahnya mengisyaratkan kepada Soodam untuk melanjutkan ceritanya.

"Tapi, dia tidak memberitahuku siapa orangnya, justru dia bertanya balik padaku, apakah orang itu menyukainya juga ? Aku tidak menyangka dia akan menanyakan hal itu, karena kupikir dia sudah tahu. Tapi aku kemudian menyadari satu hal, Jinny unnie dan orang itu memiliki perasaan yang sama tapi tak pernah benar-benar mereka ungkapkan, mereka meragu karena..." Soodam kembali terdiam, menahan kalimatnya.

She is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang