Chapter One

203 23 40
                                    

⚠️: semi NSFW contents... kalo belum keliatan dari judulnya, ini ff jorok. 😁

btw dimohon komen dan votenya ya teman-teman... jujur aja komennya, kalo ada yang gak suka juga gapapa, okei? beri feedback jujur, soalnya aku LAGI INSECURE BGT SAMA TULISANKU. thank u in advance. :(

"We have a storm to weather, my little sweet surrender"

𝕭𝖆𝖉 𝕳𝖆𝖇𝖎𝖙𝖘

Hujan deras mengguyur kota Seoul pada sore hari itu, begitu derasnya, sampai jalan trotoar yang mengelilingi sebuah bangunan megah yang terletak di pusat kota Seoul itu terlihat mengilap memantulkan berbagai cahaya yang berasal dari lampu jalanan yang dinyalakan lebih awal akibat gelapnya hari itu.

Jika ini hari biasa, mungkin orang-orang akan berlari ke sana kemari, mencari tempat berteduh, atau bahkan melangkah ke coffee shop terdekat, dan duduk di dekat jendela, menikmati secangkir minuman hangat untuk menghindari dinginnya hujan yang menerpa kota Seoul di tengah musim gugur itu.

Tapi tidak hari ini. Hari ini, soloist Park Jihoon akan mengadakan showcase dari album pertama yang Ia rilis setelah menandatangani kontrak dengan agensi milik Kang Daniel, Konnect Entertainment—dan mengingat popularitas Jihoon, tentu saja semua media dan penggemar-penggemarnya rela menanti kedatangan pria itu di depan gedung agensinya, bahkan di bawah hujan sekalipun, mengenakan jas hujan dan payung dalam berbagai warna, tak lupa dilengkapi dengan kamera berkualitas tinggi yang selalu mereka bawa, menanti kedatangan sang idola, Park Jihoon yang seharusnya memang sebentar lagi tiba di gedung itu.

Dan penantian itu tidak sia-sia. Tepat pukul empat sore—dua jam sebelum dimulainya showcase perilisan album terbaru Park Jihoon, suara roda mobil dan aspal yang beradu mulai terdengar, diiringi dengan semilir angin yang tiba-tiba menerpa, Park Jihoon melangkah keluar dari sebuah mobil van berwarna hitam. Surai cokelat gelap miliknya ditata sedemikian rupa hingga menampakkan dahinya, memperjelas seluruh fitur pada wajah tampan itu. Tubuh mungilnya dibalut dengan sebuah kemeja berwarna putih dengan motif garis vertikal berwarna hitam, celana bahan berwarna hitam yang hanya menggantung sampai ke pergelangan kakinya, dan sepasang suspenders yang terpasang pada celana dan kedua bahunya, dan sebuah jas berwarna hitam yang juga tersampir di bahunya. Seorang pengawal berjalan di samping pria itu, membawa sebuah payung besar berwarna hitam yang digunakan untuk menutupi kepalanya agar tidak terkena hujan, seolah pria itu merupakan sebuah karya seni yang akan rusak bila terkena hujan barang setitik saja.

Park Jihoon terlihat bagaikan seorang malaikat yang memberkati bumi dengan kehadirannya.

Pemandangan itu begitu indah. Begitu indahnya, sampai-sampai segera setelah Jihoon melangkahkan kakinya turun dari mobil itu, terdapat sebuah keheningan yang menyelimuti tempat itu—seolah semua orang masih berusaha memproses keindahan yang baru saja memasuki retina mata mereka, sampai akhirnya, Jihoon melukiskan sebuah senyuman pada wajah tampannya, melambaikan tangannya ke arah penggemar-penggemarnya dan beberapa jurnalis yang ada di sana, menimbulkan reaksi yang menggila berupa teriakan dan suara shutter kamera yang ditekan berkali-kali, diiringi dengan cahaya blitz yang justru membuat Jihoon terlihat semakin tidak nyata dalam segala cara terbaik di dunia ini.

Ia tidak menanti lama untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung, mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para wartawan itu hanya untuk mendapati Kang Daniel yang berdiri tepat di hadapan pintu, seolah menantinya datang, dan selama beberapa detik, Jihoon terdiam—napasnya tercekat kala menyadari bahwa pria itu berdiri begitu dekat dengannya, seolah dengan menahan napasnya, Jihoon bisa menghentikan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat daripada biasanya.

Bad Habits // nielwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang