Bagian 5||Toko Buku

5 5 0
                                    

-Happy Reading-
Jangan lupa vote, komen dan follow💗

Seperti yang di perintahkan kemarin, sepulang sekolah Dinda tidak langsung pulang melainkan pergi ke kelas tambahan.

Rey belum datang itu artinya Dinda duduk sendirian.
Tapi tak masalah, Dinda sudah biasa. Toh kalau dia duduk bersama Rey, akan bahas apa?.

Tak lama, Rey datang dan duduk di kursi sebelah Dinda.
Rey melirik sekilas Dinda yang sedang membaca.

Pelajaran dilakukan seperti biasa.

Setelah kelas berakhir, Dinda keluar menuju halte untuk menunggu angkutan umum.

Tapi di ambang pintu, Rey memanggil Dinda.

"Din."

Dinda berbalik badan ke arah Rey.

"Iya Rey, kenapa?"

"Pulang bareng gue."

"H..hah?? aku pulang bareng kamu?"

Rey berdehem.

Sebenarnya Dinda ingin menolak, tapi tidak enak.
Jadi Dinda putuskan untuk ikut pulang bersama Rey.

Rey dan Dinda berjalan menuju parkiran. Tidak beriringan. Rey berjalan duluan dan Dinda di belakang.

"Dasar gak tau diri." Geram seseorang yang menyaksikan dari balik dinding.
Gadis itu mengepalkan tangannya kuat sebelum pergi dari sana.

****

Seperti biasa, hanya keheningan yang ada di antara Rey dan Dinda.

"Kenapa tadi pas istirahat?" Tanya Rey memecahkan keheningan.

"Apa? Oh itu.. aku gak kenapa kenapa kok" Ujar Dinda.

"Lo ditolong Bevan?"

Dinda mengangguk.

Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara keduanya sampai mereka tiba didepan lobby apartement Dinda.

Dinda membuka pintu mobil Rey.
Ya, Rey lebih sering membawa mobil dari pada motor.

Sebelum turun, Dinda mengucapkan terimakasih kepada Rey yang hanya dibalas dengan anggukan singkat.

Dinda menekan tombol lift.
Setelah sampai di depan pintu apartemeny nya, ia membuka pintu dan langsung merebahkan diri ke kasur.

"huft." Dinda menghela nafas pelan.

Sepuluh menit berlalu. Hanya merenung saja yang gadis itu lakukan.

Dinda beranjak dari kasurnya dan membuka album foto nya.

Dihalaman pertama ada seorang anak sekitar usia lima tahun sedang tersenyum disana.

Di lembar kedua terdapat foto nya dengan perempuan cantik. Itu mamanya.

Dinda mengusap foto mamanya perlahan.
Gadis itu merindukan mama nya.

"Mama lagi apa disana? Dinda kangen." Air mata Dinda mulai jatuh.
Dinda memeluk lembaran foto itu.

"Dinda sendirian ma."

Tak mau berlama-lama menangis, ia kembali menaruh album foto tersebut pada tempatnya.

Dinda melepas kacamatanya dan membuka kunciran rambutnya.
Tak lupa ia berganti baju agar lebih nyaman.

Setelah selesai, gadis itu membuka ponselnya.

XI Mipa 1 Class

ADINDA||On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang