02

453 55 7
                                    

Yamaguchi sedang berada di loker bajunya dan hendak mengganti baju dengan seragam putih untuk bekerja. Tidak lupa Yamaguchi memakai apron kerja yang sudah disediakan disana.

Dilihatnya pantulan wajah di cermin yang ada di pintu loker. Yamaguchi menghirup napas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. Setelah itu Yamaguchi menampar kedua pipinya supaya tidak merasa gugup. Karena memang pekerjaan sebagai pramuniaga belum pernah dia lakukan.

Sekarang, Yamaguchi sedang kebingungan untuk menempatkan box yang dia bawa ke rak di sebelah mana. Dia berusaha mencocokan warna, ukuran, dan juga harga namun menurutnya selalu saja tidak cocok. Sampai pada akhirnya Yamaguchi pun tanpa sadar menyenggol salah satu pelanggan yang ada di belakangnya.

"Maafkan aku." Ucap Yamaguchi pada pelanggan tersebut.

Oikawa yang tidak jauh dari sana segera menghampiri sang pelanggan dan meminta maaf atas kecerobohan Yamaguchi karena dia pegawai baru. Setelah itu Oikawa menghampiri Yamaguchi dan memperingatkannya.

"Hati-hati!" ucapnya, Yamaguchi hanya mengangguk.

Tapi kecerobohan Yamaguchi tidak sampai disitu saja. Dia ditugaskan untuk menempatkan box mainan lainnya ke rak lagi. Dengan tangan yang penuh dengan barang dan juga mata yang tidak fokus, Yamaguchi tidak sengaja menabrak rekan kerjanya. Hal tersebut membuat mainan yang dia pegang terjatuh ke lantai dan membuat para pelanggan menoleh ke arahnya.

"Aku minta maaf!" pekik Yamaguchi sambil mengambil mainan yang ada dibawah.

"Tidak apa-apa." Jawab rekan kerjanya itu.

Lalu datanglah pria berwajah tampan dan memiliki tindik menghampiri Yamaguchi yang sedang kesulitan. Pria itu salah satu rekan Yamaguchi yang bekerja di shift yang sama dengannya.

"Terima kasih banyak Terushima-san, aku sangat terbantu," ucap Yamaguchi dengan badan sedikit dibungkukkan.

"Ah tidak apa-apa. Sesama rekan kerja memang harus saling membantu," jawab pria yang dipanggil Terushima itu dengan senyuman.

"Haha iya benar juga. Aku belum terbiasa menjadi pramuniaga, jadi maaf aku sering membuat kesalahan,"

"Sttt jangan berkata seperti itu. Dulu aku juga pernah mengalami hal seperti ini. Jangan terlalu dipikirkan, ini hal biasa yang sering terjadi," sahut Terushima menatap dalam mata Yamaguchi yang menurutnya sangatlah indah.

"S-sekali lagi terima kasih." Ucap Yamaguchi setengah gugup.

Istirahat pun sedang berlangsung. Yamaguchi mengambil satu cup mie kuah yang ada di mejanya lalu menyeduhnya dengan air panas dalam botol yang ia bawa. Setelah itu dia memakannya dengan cepat namun tetap hati-hati karena mienya masih panas.

Saat sedang asik makan makanannya, Yamaguchi tidak sengaja mendengar pembicaraan rekan kerjanya yang tidak jauh dari tempatnya duduk. Karena penasaran, akhirnya Yamaguchi mendengarkan pembicaraan itu dengan seksama.

"Apa kau sudah mendengar tentang Narita?" ucap Nishinoya, pria dengan badan yang lebih pendek dari yang lain dan juga memiliki rambut hitam menjulang ke atas.

"Ya, kudengar dia menikah dengan seorang wisatawan yang sangat cantik. Aku iri dengannya," jawab Tanaka sahabatnya yang lebih tinggi dari Nishinoya dan kepalanya tidak memiliki rambut alias botak.

"Tidak kusangka orang pendiam sepertinya bisa memiliki pendamping yang luar biasa," sahut Nishinoya dengan helaan.

Di seberang sana, Yamaguchi hanya terkekeh dengan pembicaraan rekan kerjanya itu. Lalu Yamaguchi kembali fokus pada makanannya hingga habis tak bersisa.

Tanpa sadar, Terushima sudah berada di belakangnya. Kepalanya dia dekatkan ke kepala Yamaguchi.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Terushima sambil menggeser tempat duduk di samping Yamaguchi.

Backstreet √TsukkiYamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang