Hari-hari berikutnya, Yamaguchi bekerja tanpa ada kecerobohan lagi. Dan sekarang ia sedang bertugas untuk menata ulang mainan di rak-rak yang sudah terlihat kosong. Disaat memasukan satu persatu barang pada rak, Yamaguchi menoleh sebentar ke arah bosnya yang sedang berbincang dengan pengunjung toko. Sudut bibirnya terangkat sedikit.
Disisi lain, Terushima yang sama sibuknya menata barang tak sengaja melihat Yamaguchi yang sedang menatap sang bos itu tanpa sadar merasakan cemburu. Hatinya memanas namun ia memilih diam.
Namun saat malam hari ketika shift mereka selesai, Terushima dibuat panas lagi. Tsukishima secara terang-terangan mengatakan jika Yamaguchi akan pulang bersamanya. Dan Yamaguchi sama sekali tidak terlihat keberatan, justru dia terlihat senang.
Terushima menatap ke arah Tsukishima, "Bos mengantarkannya pulang? Apa-apaan itu?!"
Setelah mengunci pintu toko, Tsukishima menoleh, "Kita tetangga, memangnya salah?"
Terushima tersenyum kecut mendengarnya. Walaupun sudah tahu tapi tetap saja hatinya tidak rela mengetahui fakta jika Yamaguchi bertetangga dengan bosnya.
Oikawa menepuk pundak Terushima, "Sudahlah. Lagipula berbahaya jika pulang sendiri ketika sudah larut seperti ini"
"Tapi aku bisa mengantarnya pul--"
Mulut Terushima tiba-tiba saja ditutup oleh sebuah tangan kecil. Terushima sudah tahu siapa pelakunya dan dia menggigit tangan itu.
"Ah! Kau keterluan Yuuji!"
Terushima berdecak kesal, "Kau menganggu saja, Noya-san!"
Yamaguchi yang melihat keributan itu hanya bisa menghela napas. Saat dirinya hendak mengeluarkan kata-kata untuk melerai, Yamaguchi sudah di dahului oleh Oikawa.
"Sudahlah ayo aku sudah mengantuk!" Ajak Oikawa kepada Terushima dan yang lain.
"Baiklah, selamat malam kalian!" ucap Tanaka kepada Tsukishima dan Yamaguchi yang langsung mengangguk mengiyakan.
Mereka berjalan menjauh dari toko dengan arah yang berbeda. Terushima masih mengoceh tak terima karena tidak bisa mengantarkan Yamaguchi pulang. Padahal menurutnya itu adalah kesempatan emas untuk bisa lebih dekat dengan Yamaguchi. Tapi ia harus mengurungkan niatnya dan akan mencoba di lain hari.
Saat di perjalanan, Yamaguchi tak bisa berhenti menatap sosok tampan di sampingnya. Malam itu, jalanan hanya diterangi cahaya bulan, namun itu tidak membuat ketampan Tsukishima sirna. Tanpa sadar pipi Yamaguchi memanas memikirkan betapa indahnya jika memiliki kekasih seperti sosok bosnya itu.
"Aku tahu aku tampan" ucap Tsukishima menyadarkan lamunan Yamaguchi.
"Ekhem, ya aku mengakui itu" balas Yamaguchi dengan gumaman.
Di hari ke empat bekerja ini, Yamaguchi menghabiskan waktu 15 menit untuk pulang ke rumah dengan Tsukishima. Berjalan berdampingan dan terkadang saling bercanda hingga tertawa. Bahkan tubuh mereka menempel satu sama lain. Tidak ada yang protes akan hal itu, mereka hanya diam dan tidak berkomentar.
Tak terasa mereka berdua sudah di depan pintu gerbang masing-masing. Saat hendak masuk, Yamaguchi dibuat terkejut dengan sekantong plastik berisi buah-buahan yang entah sejak kapan ada disana dan juga entah siapa yang meletakkannya.
Tsukishima terkekeh melihat kantong plastik itu. Yamaguchi yang penasaran lantas menoleh ke arah Tsukishima dan menatapnya seolah meminta penjelasan.
"Itu pasti perbuatan Tobio"
Yamaguchi menatap kembali buah-buahan itu dan masih bingung dengan perbuatan Kageyama yang memberikannya secara percuma.
"Itu cara dia untuk meminta maaf" ujar Tsukishima dan langsung masuk ke dalam rumahnya saat Yamaguchi ingin bertanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet √TsukkiYama
FanfictionMenjalin hubungan disaat salah satunya masih memiliki kekasih apakah akan baik-baik saja? TsukiYama Fanfiction ハイキュー!! ©️ Haruichi Furudate Terinspirasi dari film (aku lupa namanya)