Marah.

626 46 2
                                    

Berjalan disepanjang koridor rumah sakit dengan terhuyung-huyung karena tubuhnya yang lemah akibat luka sayatan itu dengan satu tangan yang terus menopang diri nya di dinding agar tak jatuh.

Banyak sekali orang yang berlalu lalang yang melihatnya dengan prihatin,heran,dan dll.

Tapi sila sama sekali tak memperdulikan tatapan orang-orang padanya,karena baginya hal terpenting untuk saat ini adalah mengejar kedua abangnya yang pergi dengan marah akibat mengetahui masalah Fendy yang memiliki anak.

Ini semua salah Rayen yang membocorkannya dihadapan kedua abangnya karena melihat matanya yang bengkak akibat menangis semalam.

"Ada apa dengan matamu itu dek?"tanya Gibran dengan heran.

Wajah sila gelap memikirkan hal semalam tapi hanya sekilas dan diubah dengan wajah gugup.
"A-aku i..tu------"

"Abis nangis?siapa yang buat kamu kaya gini??"tanya Gerald dingin dengan tatapan marah yang terlihat jelas di kedalaman matanya.

"It..u anu b-bang"sila tergagap tapi dengan cepat disela oleh Rayen yang tampak santai duduk di sofa ruang inap.

"Gara-gara si Fendy tuh bro punya anak dia tapi gak tau juga sih anaknya apa bukan tapi anak itu panggil dia Daddy makanya tuh si sila nangis kek bocil gak dikasih permen"ucap Rayen dengan di akhiri ejekan.

Tatapan Gerald semakin menajam saat rahangnya mengeras dan tangannya terkepal kuat disaat mendengar perkataan Rayen.

Gibran melemparkan buah apel yang ada diatas nakas kepada Rayen dengan ganas saat melihat abangnya terpengaruh oleh perkataan Rayen.

Dia secara pribadi mengenal Fendy dengan sangat baik dan tidak mempercayai perkataan omong kosong Rayen yang menurutnya tidak masuk akal.

"Jangan bercanda Lo,gak lucu"ketus Gibran dengan sinis.

Rayen mengangkat bahunya acuh.
"Terserah mau percaya atau engga toh itu bukan urusan gue"

"Benar Pricilla?!"tanya Gerald penuh penekanan saat matanya menatap intens kearah sila yang hanya diam sambil menundukkan kepalanya.

"Gak mau jawab kan dia?itu artinya omongan gue bener"ucap Rayen santai dengan merangkul bahu sila.

Sila menahan amarahnya melihat rayen yang masih sangat santai setelah memberi tahu kan itu kepada kedua abangnya.

Wajah Gibran menjadi aneh saat sila tak menjawab pertanyaan Gerald yang secara diam mengakui itu.

Gerald dengan marah berdiri dan berjalan keluar ruangan inap dengan langkah lebar.

Gibran yang masih sulit untuk percaya kenyataan juga menjadi marah saat mengingat dia begitu mempercayai Fendy untuk menjadi pacar adiknya.

Dan mengikuti Gerald tanpa ragu-ragu.

Mengingat kejadian tadi membuatnya sangat kesal dengan Rayen!.

Lihat saja dia tidak akan berbicara dengannya lagi!!-- kalau dia mampu.

🔥🔥🔥

"Halo bos kedua abangnya pacar bos tadi datang dengan marah kerumah dan memaksa masuk untuk mencari bos"lapor penjaga keamanan rumah Fendy dari seberang telfon.

"Ya urus semuanya dan jangan memberi tahu mereka kemana saya pergi karena saya ada masalah di Singapura yang harus di urus"Perintah Fendy dengan nada dingin.

"Baik bos saya akan mengurus semuanya yang ada disini"

"Hm"dehem Fendy dan langsung memutuskan sambungan telfonnya.

Setelah memutuskan sambungan telfon Fendy melanjutkan menonton kamera CCTV yang ada di komputernya dengan ekspresi dingin.

Dikamera CCTV itu adalah Vidio yang menunjukan seorang pria yang dengan tega membunuh seorang wanita yang baru saja selesai melahirkan seorang bayi laki-laki dengan sangat kejam.

Bahkan pria itu tidak pantas disebut manusia!.

"Sudah gue duga ternyata Lo yang bunuh dia Aditya"ada ekspresi kebencian di matanya saat dia menyebutkan nama pria itu.

"Dan Lo gak bertanggung jawab atas anak Lo yang gak bersalah"tatapan Fendy melembut disaat matanya menatap bocah laki-laki yang tertidur di ranjang di sebelahnya dengan memeluk guling.

"Hidup Lo akan berakhir malam ini"batinnya dengan seringai menakutkan.

Setelah mengecup pipi bocah laki-laki itu sekilas,Fendy langsung keluar dari kamar dan menyuruh beberapa penjaga dan pelayan untuk berjaga-jaga di depan pintu kamar.

Lalu setelah itu ia langsung menuju ke pria kejam itu!

25 menit menempuh perjalanan akhirnya ia sampai di sebuah rumah mewah yang berada di tengah-tengah hutan.

Fendy mengamati rumah itu dan terkekeh miris.

"Lo hidup bahagia dengan harta dia setelah Lo bunuh dia dan ngelantarin anak Lo?"

Dengan pistol ukiran rumit ditangannya ia langsung menembak kaca jendela dilantai 3 dari jarak jauh menyebabkan kaca itu hancur berkeping-keping.

Setelah itu Fendy langsung berlari masuk kedalam rumah itu dengan menendang pintu utama dengan keras.

Dan menaiki tangga untuk mencari pria kejam itu!

Naik kelantai 3 akhirnya ia melihat pria kejam itu masih ketakutan dengan tembakan dikaca jendela kamarnya yang membuatnya terkejut.

Bahkan wajahnya pucat karena semua anak buahnya lagi tidak ada dirumah dan hanya menyisakan ia sendiri.

Fendy tersenyum dingin lalu berjalan mendekat dan mengangkat tangannya yang memegang pistol dan langsung menembak tepat dijantung pria yang bernama Aditya itu dari belakang dengan 3 tembakan berturut-turut sesuai dengan yang pria itu lakukan di CCTV yang ia nonton di komputer tadi.

Setelah membunuh pria itu ia langsung berjalan ke jendela yang pecah akibat tembakan nya tadi dan langsung melompat dari lantai 3 ke lain utama dengan sempurna dan pergi begitu saja.

Dan sebelum ia pergi Fendy sudah mengotak-atik handphone nya dan menghapus semua rekaman CCTV dirumah pria itu.
















Akhirnya aku up lagi guys,seneng banget karena suasana hati aku bagus jadi aku up aja deh buat kalian❤️

Jangan lupa vote dan komen yah biar aku up lagi♡⭒😈💪

Transmigrasi SadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang