🌼Suffocated By My Pain²🌼

817 96 1
                                    







🌼🌼🌼











Saat ini Lisa sedang terdiam di tempatnya, rasanya saat ia bergerak sedikit saja maka akan ada musibah yang menimpanya. Dua pasang mata yang kini menatapnya bak katana yang siap menebas kepala lawannya di medan perang kini tengah berada di depannya. Tidak ada yang mau berbicara diantara mereka.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa aku punya salah?" tanya lisa yang entah mendapat keberanian darimana.

"Kenapa kau masih masuk sekolah dua hari lalu? Bukankah aku sudah bilang kau butuh istirahat Lisa!"

"Aku sudah terbiasa dengan rasa sakit, jadi apa perlu aku beristirahat. Itu hanya akan menambah rasa sakit ku!"


"Setidaknya perhatikan tubuh mu itu. Kami menyayangimu, jangan menyiksa dirimu sendiri Lalisa!"

"Tak ada yang perduli pada ku Oppa!"

"Banyak Lisa bayak! Ada kami, Bibi Han Paman dan Bibi mu. Lalu apa lagi yang kurang ?"

"Tidak ada eomma dan appa, oppa. Sejauh kalian perduli padaku dan sedalam aku menganggap kalian keluargaku tapi jika ruang yang kosong itu adalah tempat untuk orang tuaku dan mereka tidak ada itu akan tetap menjadi ruang yang kosong walaupun kehadiran kalian disini, itu hanya untuk mengisi bagian lain dalam hidupku.

Bukannya aku tak menghargai kalian, kalian sama pentingnya bagiku. Kalian juga memiliki ruang tersendiri dalam hidupku tapi aku hanya butuh sosok Eomma dan Appa. Aku butuh mereka untuk melengkapi puzzel dalam hidupku."

"Lisa, kenapa kau masih mengharapkan mereka?  Kenapa Kau masih memikirkan orang yang belum tentu juga memikirkanmu?"

"Hiks… aku hanya butuh mereka oppa, aku merindukan mereka. Kenapa mereka tak kunjung pulang? Selama ini aku selalu berdoa sebelum tidurku, semoga mereka pulang. Semoga mereka ada disini saat aku membuka mataku esok hari.

Hiks… apa dua belas tahun itu belum cukup? Apa harus selama itu mereka meninggalkan ku. Jika begitu kenapa tak membawaku bersama mereka? Kenapa aku harus di tinggal sendiri disini?"

"Lisa dengarkan oppa, kau tak perlu memikirkan mereka lagi. Kau hanya harus fokus untuk ujianmu. Jangan berfikir terlalu keras tentang orangtuamu.

Tunjukkan pada mereka bahwa kau bisa tanpa mereka, kau sukses tanpa figur mereka di samping mu. Buat mereka kagum tentang presentasi mu! Kau mengerti?"

Lisa hanya bisa mengangguk samar dalam pelukan kedua orang yang disebutnya oppa itu. Hanya mereka yang Lisa punya sekarang. Hanya mereka yang menjadi sumber semangat Lisa.









🌼🌼🌼

















"Selamat pagi Lalisa!"

"Pagi juga Jungkook!" Lisa tersenyum tipis saat balik menyapa Jungkook.

"Lisa, mata lo kenapa?" ucap Jungkook panik saat baru menyadari bahwa mata Lisa bengkak.

"Lisa tidak apa-apa Jungkook, tadi malam Lisa hanya menonton drama yang sedih, jadi seperti ini deh!" Jawab Lisa sambil melepaskan tangkupan tangan Jungkook dari wajahnya.

"Beneran? Tapi kenapa bisa sampe kaya ini?"

"He'emm iya, drama yang kulihat itu adalah kisah seorang anak yang di tinggal selama dua belas tahun oleh orang tuannya. Bayangkan saja dia di tinggal selama itu padahal saat drama itu kulihat pemeran anak itu meengatakan bahwa ia itu baru berusia enam belas tahun. Jadi bukankah dia sudah di tinggal sejak usia empat tahun?" Lisa menceritakannya. Menceritakan hal yang dialaminya selama ini, cerita yang tak pernah ia ceritakan pada siapapun.

Oneshoot Jungkook X LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang