My Love

501 44 1
                                    


Happy Reading 🫰






Hari ini, hari dimana sekolah kembali melaksanakan pembelajaran. Hari ini juga adalah hari pertama aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Hari baru, materi baru, dan teman baru.

Semua suasananya  sangat berbeda, aku menemukan banyak kepribadian di sana. Ada yang periang, ada yang pendiam, ada yang penyendiri, ada yang suka bersosialisasi. Oh jangan lupakan ada juga yang sikapnya dingin sedingin kitub utara.

Ah, sampai lupa kita belum berkenalan. Kenalkan namaku Alysa Griezelle, panggil saja Lisa. Umurku baru enam belas tahun.

Hari pertama ini lumayan menyenangkan hanya di isi dengan berkenalan dan pembuatan kontrak pembelajaran. Tak ada yang berat untuk hari pertama ini. Ku pandang semua teman kelasku satu per satu. Mulai hari ini kita akan menjadi partner untuk satu tahun ke depan. Baru hari pertama tapi aku sudah mulai hafal beberapa nama teman-teman baru ku.

Hari demi hari berlalu
Lisa kini sudah mulai akrab dengan banyak teman di kelasnya. Ya memang karena Lisa adalah orang yang mudah mengakrabkan diri. Hanya saja Lisa tidak suka berdekatan dengan laki-laki.

Hey jangan berfikir yang tidak-tidak, Lisa masih normal. Hanya saja memang Lisa tidak suka saja. Namun ada satu orang yang menarik perhatian Lisa. Bukan orang yang suka bersosialisasi namun orang yang dingin dan irit bicara.

Kenapa kebanyakan perempuan juga menyukai lelaki yang dingin dan irit bicara seperti yang Lisa alami sekarang? Apa memang ada daya tarik tersendiri dari orang semacam itu? Entahlah.

Setiap hari Lisa hanya bisa memandangi lelaki itu dari sudut lain di kelasnya, tak ingin mencoba untuk memulai obrolan dengannya. Ya karena Lisa tidak terbiasa berdekatan dengan lelaki terlalu lama.

Tak terasa sudah memasuki bulan kedua Lisa di kelas baru itu. Dan hari ini adalah hari dimana kelas Lisa melakukan Ulangan Harian Matematika.

"Semuanya siapkan kertas dan alat tulisnya!" Ucap Pak Risky, guru matematika.

"Ya pak"

"Oh ya untuk tempat duduknya urut sesuai nomor presensi!" Pak Risky berkata tanpa bisa di bantah.

"Yahh pakk kok gitu!"

"Pak gini aja udahhh" keluh beberapa siswa dan siswi disana.

'Yes akhirnya secara gak langsung gue satu bangku sama dia' batin Lisa

Ulangan sudah dimulai 30 menit yang lalu, kini Lisa sedang memegangi kepalanya yang terasa berat karena terlalu banyak berfikir. Tangannya sudah terasa dingin karena soal matematika yang lebih menakutkan daripada hantu di depan rumahnya.

"Ini kenapa soalnya susah banget nj*r. Perasaan gue udah belajar semaleman kenapa ilang semua?" Keluh Lisa lirih.

"Ekhmnm Lo bisa?" Tanya orang di sampingnya.

Lisa sedikit melihat ke samping tanpa merubah posisi kepalanya, mencoba untuk tetap tidak terlihat sedang mengobrol dengan orang disampingnya.

"Menurut Lo gue bisa ngerjain gak kalo lembar jawab gue baru keisi segini?" Ujar lirih Lisa sembari memperlihatkan lembar jawabnya diam-diam.

"Makanya kalau belajar tuh yang bener jangan bengong liat pintu balkon Lo terus." Jawab lelaki itu lirih juga.

"Loo-" ucapan Lisa terpotong.

"Ekhmnm kerjakan sendiri-sendiri jangan ngobrol sama temannya!" ucap Pak Risky tiba-tiba.

Mendengar hal itu Lisa dan lelaki di sampingnya segera membenarkan duduk mereka dan kembali fokus pada ulangan mereka masing-masing. Sesekali si lelaki itu melirik ke arah Lisa yang masih saja bingung dengan jawabannya. Padahal jika di lelaki itu lihat jawaban Lisa di kertas hitungan sudah benar.

Oneshoot Jungkook X LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang