SEBELUM BACA VOTE DULU!!
SPAM KOMEN PER-PARAGRAF OKE!!JANGAN LUPA?!!
FOLLOW AKUN WP AUTHOR JUGA•
•
S E L A M A T M E M B A C A
Hening. Satu kata untuk menggambarkan situasi sekarang. Suasana canggung ini membuat arina merasa seperti tercekik. Sehingga ia berharap untuk cepat-cepat sampai.Namun, karena kejadian tadi mereka tiba setengah jam lebih lambat dari seharusnya.
Melewati gerbang tinggi itu, Arina tidak bisa menahan rasa kagum dalam hatinya. Ini adalah sebuah mansion yang sangat megah nan mewah. Bahkan, terdapat sebuah garasi untuk pesawat serta helikopter.
Arina merasa gagu untuk berkata-kata, bagaimana tidak melihat dari penampilan Madava yang mirip jamet kuproy pasti membuat seseorang tidak dapat mempercayai fakta bahwa mansion megah ini di bangun dengan hasil jerih payahnya sendiri.
Menghela nafas pelan, setelah merasa sedikit tenang arina melirik ke arah Madava yang juga memandangnya dengan hangat.
"apakah ini benar-benar rumah kita? ah tidak maksud ku rumahmu?" tanya arina ragu ragu sejenak.
"hm, bukan rumahku tapi rumah kita sayang" jawab madava dengan wajah berseri-seri.
'oh shit, itu terlalu manis' ucap hati mungiel nan imoets arina
"udah ayo masuk, ngapain bengong nanti kamu kesambet loh" ucap Madava diselingi dengan guyonan dan menarik lembut tangan Arina guna keluar dari dalam mobil.
Dikarenakan jarak antara garasi dan ruang utama yang lumayan jauh, mengharuskan arina dan Madava menaiki buggy car agar sampai pada lift yang langsung menghubungkan pada aula utama.
Butuh waktu sepuluh menit untuk sampai ke aula utama. Dimana setelah itu mereka harus naik lift kembali untuk sampai ke lantai 4 tepatnya kamar arina.
'ini rumah apa istana Bogor si? encok bet kaki gue dari tadi berdiri mulu di dalam lift' batin arina yang menggerutu.
Setelah keluar dari lift mereka diharuskan kembali berjalan melewati lorong yang lumayan panjang, hingga mereka sampai pada pintu coklat tua yang berukuran sangat besar dimana setiap sisinya diawasi oleh 2 bodyguard.
Lagi dan lagi arina dibuat takjub oleh kemegahan dan keamanan dirumah ini, 'hey-!! Tolong ingatkan aku untuk memukul kepala arina yang asli karena telah menyia-nyiakan pria seperti Madava ini' ucap batin arika a.k.a arina.
"Shila, ayo masuk, ga baik tau ngelamun mulu"
"H-hah eh iyaaa ayo" ucap arina setelah keluar dari lamunannya.
Sambil melangkahkan kaki kedalam kamar, dengan terkekeh pelan Madava menggelengkan kepalanya melihat tingkah arina yang kian berubah setelah keluar dari RS. "Emang Shila mikirin apasih sampe segitunya?" Tanya penasaran Madava.
"Mikirin kamu sayang" ucap arina dengan lugasnya tanpa memikirkan bagaimana reaksi madava. Terkejut? tentu saya. Pipi Madava langsung bersemu merah layaknya seorang gadis yang tengah dimabuk asmara.
"ih shila jangan ngomong gitu, kan Endra jadi baper" ujar Madava dengan tampang kesal, yang bukannya terlihat garang tapi malah very very kawaii><
"gemesh banget si kamu, kan aku jadi pengen gigit" setelah mengatakan hal tersebut tanpa sadar tangan arina terulur untuk mencubit pipi tirus madava.
Entah karena reflek tangan Madava menepis kasar jari lentik arina yang berjarak beberapa senti lagi.
"Aduh?!"
"e-eh maaf yaa Shila, Endra gasengaja beneran" ucap Madava dengan muka memelas dan segera menggapai lembut tangan arina.
"Uh.. pasti sakit banget yaa, maafin aku ya sayang. yaudh ayo sini biar aku obatin dulu" ujar Madava. Dan langsung berlari kesisi kiri kamar dimana terdapat lemari yang khusus berisi obat-obatan.
Tanpa sadar atensi arina beralih dari tangan ke sekitarnya, ternyata mereka sudah sampai di tengah-tengan kamar yang luasnya setara dengan 2 lapangan bola pada umumnya.
'buset, ni kamar kalau di jadiin sirkuit sama anak-anak bisa kali yaa.' ucap hati mungiel arina yang very very brilian.
"Endra? Ini beneran kamar kita? apa ga kegedean?" Tanya arina bertubi-tubi.
Setelah menemukan apa yang dicari, Madava kembali ke sisi arina dan menarik lembut tangannya menuju kasur yang super duper luas itu.
Setelah menunggu beberapa saat, hanya ada keheningan di antara keduanya. Dengan Madava yang terlihat serius mengolesi salep pada jari lentik Arina.
"Nah selesai?!" seru Madava dan langsung melihat tepat pada manik mata arina. "Ini kamar kamu sayang, bukan kamar kita. Kan aku tidurnya di kamar sebelah" ujar Madava lagi dengan senyum lembut.
"H-hah kok gitu? Kenapa kamu ga tidur di sini aja sih, kenapa pake segala pisah ranjang?" Ucap arina heran sekaligus terkejut mengetahui fakta tersebut.
"Loh, bukannya itu udah jadi permintaan kamu di surat perjanjian dulu? hehe kamu lupa ya?" Jawab Madava masih dengan senyum lembutnya.
'jencek?!! gue ga habis pikir si arina bisa Setega itu, jadi pengen gue bacok anjir' ucap batin arina menggebu-gebu.
Menarik nafas dalam-dalam., Arina tersenyum lembut kearah Madava dan membelai tangan kanan Madava.
"Endra, dengerin aku ya. Sekarang kita sudah menikah dan sudah seharusnya kita tidur satu rajang. Oke fine, dulu aku memang bodoh banget sampai membuat perjanjian gila seperti itu, tapi sekarang aku pengen kita seperti sepasang suami istri pada umumnya, kamu maukan sayang? Kita berjuang bareng bareng untuk mempertahankan keluarga kecil kita" ucap panjang lebar arina masih dengan senyum lembutnya.
Madava? Untuk kesekian kalinya dia dibuat speechless oleh arina. Setelah sekian lama akhirnya bukan tatapan kebencian tapi tatapan kasih sayang dan ketulusan yang Madava rasakan dari mata Arina.
Merasa tidak bisa menahan lagi airmata yang siap keluar dari pelupuk matanya, Madava dengan cepat menerjang tubuh mungil arina dan memeluknya erat-erat.
Arina yang sedikit tersentak karena mendapat perlakuan dadakan Madava hanya bisa terkekeh kecil dan membalas pelukan Madava tak kalah erat.
Dan akhirnya kamar yang luasnya 2 lapangan bola itu hanya diselimuti kehehingan dan sesekali terdengar suara Isak tangis dari Madava.
TBC
Note:
Sebelumnya saya ingin mengucapkan beribu-ribu maaf dan terimakasih.
maaf karena saya yang beberapa bulan lalu memutuskan untuk Hiatus sementara, yang mana menyebabkan temen-teman sekalian menunggu, padahal saya tau menunggu itu tidak menyenangkan apalagi menunggu kepastian darinya.
Dan terima kasih untuk teman-teman yang masih stay dengan cerita saya(pd banget gila, kek ada aja yang suka sama cerita saya😭🙏)
kedepannya akan saya usahakan sebisa mungkin untuk lebih sering up hehe><

KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI BADGIRL ARIKA to ARINA
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] ⚠️ DON'T COPY MY STORY. PLAGIAT MENJAUH!! Arika Ekavira Gianina, seorang gadis tomboy nan cantik yang merupakan Ratu(Queen) dari sebuah geng motor yang terkenal di Jakarta.Evgaserous. Hidup yang awalnya baik-baik saja seke...