2

26 3 49
                                    

Suasana kantin SMA Trijaya cukup ramai saat ini. Mata Ziva mengedar keseluruh sudut kantin untuk mencari kedua sahabatnya. Dari kejauhan, nampak dua sahabatnya yang sepertinya sedang mengantri untuk memesan makanan. Tanpa pikir panjang Ziva mengahampiri keduanya.

"Udah dapat bangku?" tanya Ziva menepuk pundak Lala dan Sia.

"Lama banget di toilet?" bukannya membalas pertanyaan Ziva, Sia malah balik bertanya.

"Tadi ketemu Arzan dulu. Udah dapat bangku belum?" tanya Ziva sekali lagi.

"Belum."

Ziva pun menoleh ke kanan-kiri untuk mencari bangku yang kosong. Namun, tak ada bangku yang kosong satu pun, karena memang saat ini kantin cukup ramai. Tepat setelah Ziva menatap ke sudut kantin, ia menemukan sahabatnya yang tak lain adalah Leo, sedang makan bersama teman-temannya.

"Lo yang pesen makanan ya Sia, samain aja kayak lo. Gue sama Lala kesana dulu, nanti lo nyusul." tunjuk Ziva pada bangku sudut kantin yang diduduki oleh Leo beserta teman-temannya.

"Hm." jawab Sia sekenanya.

Tanpa permisi, Ziva langsung saja duduk di samping Leo dan tentunya menarik perhatian teman-teman Leo tak terkecuali Leo yang sedang asik melahap makanannya.

"Oh ya, duduk aja La tuh di bangku yang kosong." suruh Ziva kepada Lala untuk duduk di hadapannya yang berdampingan dengan salah satu teman Leo.

Dengan canggung, Lala pun duduk di samping lelaki yang seperti kebingungan dengan kedatangan Ziva dan Lala.

"Widih, siapa nih Le, asal duduk aja?" tanya salah satu teman Leo sambil melirik Ziva.

"Makhluk astral." jawab Leo santai, lalu melanjutkan aktivitasnya, makan.

"Enak aja, lo tuh setan." tak terima Ziva pun menoyor pelan kepala Leo yang hanya ditanggapi Leo dengan mengendikkan bahunya saja.

"Hai, nama gue Zivana Almahyra. Di rumah orang-orang manggil gue Ziva, temen-temen gue ada yang manggil Alma. Tapi gue nggak suka sih, dipanggil Alma. Kalau si Leo manggil gue Na doang nggak jelas banget emang." jelas Ziva panjang lebar sambil menjulurkan tangannya ke lelaki yang tadi bertanya. "Oh ya gue kelas X IPS."

"Cerewet juga lo. Gue Bara sahabatnya Leo." jawab lelaki yang diketahui bernama Bara, sembari membalas uluran tangan Ziva.

"Oke. Hai, kak Bara."

Bara Raksa Aditama, sahabat Leo yang juga termasuk salah satu cogan di SMA Trijaya. Hampir sama dengan Leo, Bara itu playboy. Selain playboy, Bara juga mempunyai sikap yang tengil. Kalau tengil itu nggak jauh kan ya, dari humoris? Betul banget, Bara itu humoris, jadi setiap ada Bara pasti akan ada tawa.

"Nih!" ucap Sia yang baru saja datang membawa makanan yang disodorkan untuk Ziva dan Lala, lalu duduk di bangku yang kosong di samping Lala.

"Makasih." serempak Ziva dan Lala menjawab.

"Kalau yang dua ini siapa?" tanya Bara sambil melirik Sia dan Lala.

"Yang ini namanya Kayla, biasa dipanggilnya Lala sih." balas Ziva sambil menunjuk Lala dengan dagunya. "Kalau yang ini namanya Felysia, panggilannya Sia." tunjuk Ziva dengan garpu di tangannya kepada Sia.

Bara pun langsung mengulurkan tangannya kehadapan Lala dan Sia. "Gue Bara." Lala dan Sia pun bergantian membalas uluran tangan Bara.

Sambil melirik Leo yang tengah asik menikmati makanannya, Ziva pun menyenggol bahu Leo lalu berucap, "Heh itu kenalan sama temen gue, makan mulu lo!" suruh Ziva melirik Lala dan Sia.

"Iya cerewet banget lo. Gue Leonardo pria tertampan di Trijaya." kata Leo narsis sambil mengulurkan tangannya kepada Sia dan Lala. Dengan senang hati kedua sahabat Ziva itu pum membalas uluran tangan Leo.

"Boleh minta nomer hp lo nggak?" tanya Leo genit memandang Lala. Mulai kan, jiwa playboy Leo.

Ziva yang melihat tingkah Leo, lantas menoyor kepala Leo. "Berani macem-macem sama sahabat gue, habis lo!" ancam Ziva, yang dibalas dengusan oleh Leo.

"Lo siapanya Leo, berani banget lo perlakuin Leo kayak gitu? " tanya Bara merasa bingung dengan tingkah Ziva.

"Oh, Leo babu gue sih, di rumah." jawab Ziva sambil terkekeh. "Nggak kok bercanda, Leo sahabat gue dari kecil."

"Kok lo nggak pernah cerita punya sahabat dedek gemes gini?" sahut Bara sambil memandang sinis Leo.

"Ngapain harus cerita sama lo, penting banget?" Bara hanya mendengus mendengar jawaban sahabatnya.

Fokus Ziva teralihkan oleh lelaki di samping Bara yang sedari tadi hanya diam sambil melihat handphone.

"Ini yang dari tadi diem aja, namanya siapa?" tanya Ziva mengulurkan tangannya kepada lelaki tersebut. Bukannya mendapat respon yang baik, lelaki tersebut hanya melirik Ziva sesaat tanpa berniat membalas perkataan Ziva, bahkan membalas uluran tangan Ziva.

"Buset, tangan cantik gue dibiarin aja nih?"

"Heh lo diajakin kenalan malah diem aja." tegur Leo kepada lelaki yang Ziva ajak kenalan.

"Maklumin aja Ziva, si El emang gitu orangnya. Sok banget mau jadi kayak cowok yang ada di novel gitu." sinis Bara sambil melirik lelaki di sampingnya.

Tanpa mempedulikan omongan Bara, Ziva masih setia mengulurkan tangannya "Tangan gue yakin dibiarin aja nih? Tangan gue bersih kok dari kuman. Apa perkenalan gue kurang?" cerocos Ziva tanpa mendapat balasan dari lawan bicara. "Oke gue ulangin, nama gue Zivana Almahyra, biasa dipanggil Ziva kecuali Leo yang manggil gue Na, sama dua sahabat gue itu yang manggil gue Alma. Kalau buat lo boleh deh manggil gue sayang, gimana?" centil Ziva sambil menaik turunkan alisnya. Nggak heran lagi sih, sama kelakuan Ziva yang suka gombalin cowok, apalagi cogan.

Karena merasa risih dengan ocehan gadis di hadapannya, lelaki tersebut membalas uluran tangan Ziva. "El," balasnya singkat.

"Masak namanya El doang sih, lengkapnya?"

"Penting?" bukannya menjawab pertanyaan Ziva, lelaki tersebut malah balik bertanya.

"Ya penting dong kalau nanti lo jadi jodoh gue." jawab Ziva ngelantur.

Lelaki yang diketahui bernama El hanya memutar bola matanya malas. "Adzriel."

Adzriel Zidan Matteo, salah satu sahabat Leo. Panggilannya El, cogan juga di SMA Trijaya. Parasnya yang tampan, membuat El banyak disukai siswi Trijaya. Tapi sikapnya dingin kayak bongkahan es batu. El juga irit banget kalau ngomong, sekalinya ngomong nyelekit banget sampai nembus tulang rusuk. Sebenarnya El dingin sama orang asing aja, kalau sama teman-temannya dia nggak dingin-dingin banget kok.

"Udah ngoceh mulu lo daritadi, cepet makan keburu bel." suruh Leo kepada Ziva karena memang dari tadi Ziva hanya mengotak-atik makanannya.

"Iya bawel."

Tepat setelah Ziva selesai minum, bel berbunyi menandakan selesainya jam istirahat. Dengan segera, mereka bersiap untuk kembali ke kelas masing-masing.

"Gue balik ke kelas dulu ya. Dahh, kak El ganteng." pamit Ziva yang hanya melambaikan tangannya kepada El saja, tanpa mempedulikan Leo dan Bara.

"Kebiasaan woi, masih bocah juga!" teriak Leo kepada Ziva yang berjalan menjauh.

***

Maaf kalau nggak jelas, soalnya makhluk mars emang gini. Jangan lupa vote ya, gumawo.

naa.



Our DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang