🍁part 13🍁

280 17 2
                                    

Sesya pikir setelah kejadian beberapa hari lalu mamanya akan pergi jauh namun melihat mamanya yang datang dengan berbagai kanton kresek hitam ditangannya membuat Sesya tersenyum dan dengan cepat menghambur ke pelukan wanita yang melahirkannya itu.

"Sesya pikir mama akan pergi jauh."

"Mana mungkin mama pergi setelah membuat janji akan merawat papa kamu sampai benar-benar sembuh."

Selda masuk kedalam rumah,wanita itu berjalan menuju kamar tamu, menyimpan barang-barangnya disana sebelum mencari sosok mantan suaminya.

Adrian yang berada di atas kursi roda menghadap kedepan kini menoleh saat seseorang yang begitu dikenali berdiri di sampingnya.

"Keras kepala,"Selda hanya tersenyum tipis.

Keesokan paginya Sesya membuka mata dan semua yang dulu tidak pernah terjadi kini benar-benar indah.Mama dan papanya berada di meja makan yang sama,dari kejauhan Sesya memperhatikan segalanya,gadis itu tersenyum dengan begitu tulus.momen langkah itu ia abadikan di ponsel canggihnya.

Sesya kemudian ikut bergabung,gadis itu membiarkan saja saat mamanya mengambilkan sarapan untuknya.

"Kamu nggak mual-mual kan sayang?"

Sesya menggelengkan kepalanya.

"Saat mama hamil kamu ,mama sering mual-mual.kata dokter itu hal wajar."Selda berbinar mengatakan itu.wanita itu tidak pernah menyesal melahirkan Sesya kedunia dari lubuk hatinya namun keadaan yang membuatnya tidak bisa memperlihatkan kasih sayangnya.rasa bersalah kepada putrinya yang lain yang membuat Selda keras memperlakukan Sesya.

Setelah sarapan Sesya pamit kesekolah, sementara Selda mengantar Adrian ke halaman belakang.

"Sasya sudah ditemukan.sudah waktunya berhenti bersikap egois dan mementingkan kesempurnaan.kecelakaan ini seharusnya sudah bisa mengajarkan jika semuanya tidak bisa sempurna."

Adrian menatap mantan istrinya,pria itu seketika meraba dada bagian kirinya.disana ada tatto yang dibuatnya beberapa tahun lalu setelah palu diketuk dan statusnya menjadi duda.Adrian Mapatra,pria yang jaman SMA digandrungi oleh remaja-remaja kini Benar-benar sudah dewasa dengan wajah yang tetap tampan.semua yang ada pada pria itu terlihat sempurna hanya sekarang kursi roda yang digunakannya tidak lagi membuatnya terlihat sempurna.

"Sel,"Selda menoleh menatap Aldian Dengan senyum andalannya.

"Kemari,"Adrian menepuk pahanya.

Selda perlahan duduk di paha Adrian, wanita itu yang tadi masih bisa tersenyum kini tiba-tiba menangis pilu dan memukul dadanya yang sesak.membicarakan sasya memang selalu membuat Selda menitihkan air matanya.penyesalannya benar-benar bukan main-main.

Adrian tidak peduli dengan kondisi kakinya saat ini, yang pria itu lakukan hanya memeluk mantan istrinya.memberikan Selda kekuatan sementara Adrian sendiri sama terlukanya dengan Selda.Adrian tidak pernah menganggap dirinya pria sejati setelah dengan tega membuang anaknya sendiri demi memenuhi keinginan orang tuanya.

Bercerai dengan Selda bukan karena pria itu membenci mantan istrinya tapi karena Adrian sendiri tidak tau harus melakukan apa.mereka terus bersaing, tidak peduli pada Sesya semata-mata hanya untuk pelampiasan.

Pembantu dirumah itu yang melihat dari kejauhan ikut meneteskan air mata.Dia satu-satunya saksi bagaimana tuannya setiap malam pulang tengah malam dan akan mencium kening Nyonya-nya cukup lama.Bi Inka, wanita itu yang tau bagaimana keluarga yang bisa saja harmonis ini menjadi berantakan.Tidak ada yang bisa disalahkan dalam persefsinya karena penghuni rumah itu sama-sama terluka dengan hebatnya.

*****
Sesya memasuki kelasnya dengan wajah yang tidak lagi sedatar dulu.gadis itu memperhatikan Arin yang hanya diam kemudian menatap kearah pintu yang terbuka dengan keras dan muncul Leonita dan Leonel yang sepertinya berdebat.

Leonel menatap satu persatu yang dikelas itu sebelum menyuruh mereka keluar dengan tatapan matanya.

"Leonita ,"Sesya yang mendengar itu menarik Arin keluar dan membiarkan Leonel dan Leonita menyelesaikan masalah mereka.

"Kenapa diluar?"Riel tiba-tiba saja datang.cowok tampan itu mengusap pelan kepala sesya.

"Leonita dan Leonel ada di dalam."jawab Sesya sebelum menarik Riel dan meninggalkan Arin dan Jaguar berdua.

"Sya,"Sesya menghentikan langkahnya menatap Riel yang tiba-tiba saja berhenti melangkah.

"Ada apa?"

"Soal pernikahan kita, sepertinya harus dibatalkan."

"Kamu bercanda kan , El?"

Riel menggelengkan kepalanya.

Tangis Sesya pecah saat itu juga,gadis itu menatap Riel dengan tatapan nanar saat Riel pergi tanpa memberikan penjelasan kenapa pernikahan mereka batal.Riel orang yang membuatnya memiliki kembali harapan dengan tiba-tiba tanpa ada hujan  membuat jantungnya berdetak kencang.

Riel yang melihat Sesya menangis sambil menunduk dari kejauhan meninju dinding.cowok itu terlihat sangat marah namun Riel sudah memilih pilihan yang mungkin membuat hidupnya benar-benar tidak bahagia atau bisa saja sebaliknya.

Setelah kepulangan sepupunya Riel memang terlihat menghindari tatap mata dengan sesya.

Janji bisa saja diingkari dengan mudah, seharusnya Riel tidak perlu berjanji.tidak perlu mengatakan ingin memiliki anak dari Sesya jika nyatanya semua belum tentu bisa dia tepati.semua akan melakukan kesalahan hanya waktu yang menentukan.

Lalu di sekolah yang sama tempat berbeda, Leonita memeluk Leonel dan memaafkan kesalahan kecil yang Leonel lakukan.sejauh apapun Leonita pergi,jika Leonel benar-benar takdirnya maka mereka akan selalu bertemu dan bersama akhirnya.

Sementara Jaguar dan Arin hanya diliputi perasaan kalut.mereka berdua sadar tidak lagi bisa bersama karena status mereka sekarang.tapi cinta masih ada untuk mereka satu sama lain.

Manusia dengan masalah rumit kehidupan mereka masing-masing, tidak ada penebak terbaik.tidak ada peramal terbaik.karena takdir manusia ditentukan oleh pencipta.

Jangan lupa vote dan komen yah 😇

Antagonis Sesya (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang