S A Z A kecil menutup mulutnya lebar-lebar melihat temannya—Hilma—langsung tergeletak setelah ditusuk-tusuk seorang penculik. Gadis kecil itu langsung berlari mendekati temannya setelah penculik itu meninggalakannya dalam keadaan sekarat.
"Ilma ...." Dengan tangan bergetarnya, Saza menaikkan kepala Hilma ke pahanya. "Kamu harus bertahan ... aku tidak punya lagi teman selain kamu ...."
Hilma terbatuk dan mengeluarkan banyak darah dari mulutnya. Saza pun menangis histeris melihat penderitaan anak 9 tahunan itu.
"Sa-za ...." panggil lemah Ilma. Ia mengambil tangan Saza dan menyimpannya di pisau yang tengah menancap perutnya. "Sakit ... tolong cabut ini ...."
"Tidak!" teriak Saza berlinang air mata. "Nanti kamu makin sakit, Il!"
"A-ku udah sa ... kit." lirih Hilma. "Mama gak mau bayar tebusan aku ... dia lebih suka aku mati, Sa ...."
"Aku akan membunuh mama kamu, Il!" amuk Saza tidak menghentikan aliran air matanya.
Hilma menggeleng pelan. "Kamu gak akan berani ...."
"KENAPA AKU DITAKDIRKAN SEBAGAI PENAKUT, IL?!" teriak Saza tak tahan. "AKU JADI TIDAK BISA MENCEGAH DIA MENUSUK KAMU!"
Hilma mencabut pisau yang ada di tubuhnya dan menyimpan pisau itu di tangan Saza. "Simpan pisau ini ... jika kau tidak bi-sa melindungi orang yang kau sayangi dengan i-ni, maka gunakan pisau ini un-tuk membalas rasa sakit orang yang kau saya-ngi ...."
Saza mengambil mengepalkan tangannya, menerima pisau itu.
"Sekarang, kau tidak bisa membalaskan rasa sakitku. Tapi suatu saat nanti, kau harus bisa membalaskan rasa sakit orang yang kau sayangi,"
Kepalan Saza mulai bergetar. "Apa aku benar-benar harus melakukan itu ...?"
"K-kau tidak ingin, 'kan, orang yang kau sayangi men-derita tanpa alasan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hara (Selesai)
Teen FictionHARA, laki-laki bodoh yang berusaha menjadi matahari untuk menerangi jalan seorang perempuan yang hidup dalam kegelapan, Saza Azalia Fayyola. Karena kebodohannya semua orang menginjaknya namun dia terus berusaha bangkit dan tetap tersenyum agar bis...