Hara | 29

46 15 30
                                    

H A R I  ini, Hara dan Saza akan melangsungkan akad pernikahan di kediaman gadis itu. Rumah gadis itu dihias sangat mewah. Resepsinya pun akan dihadirkan secara megah dan meriah pula.

Suara alunan musik menyejukkan hati Saza. Gadis itu tengah menuruni tangga dalam bopongan Nasya. Ia terlihat sangat cantik dengan gaun putih yang dikenakannya. Senyuman memikat sudah diukirnya. Semua tamu pun menatapnya dengan tatapan terpesona, termasuk Hara.

Itu, kah, teman hidup Hara? batin Hara. Hara menikahi malaikat dunia?

Saza duduk di samping Hara tengah tersenyum menatapnya. Laki-laki itu terlihat mempesona saat mengenakan jas yang senada dengan gaunnya.

"Bisa kita mulai ijab kabulnya?" tanya penghulu.

Hara dan Saza kompak mengangguk. Hara meraih tangan Gino. Pria itu mengucapkan ijab kabul. Hara pun mulai memantapkan dirinya untuk mengatakan kalimat yang akan meminang Saza.

"Saya terima nikah dan kawinnya Saza Azzalia Fayyola binti Gino Elzan Fayyola denga mas kawin tersebut dibayar tunai."

Hara mengucap ijab kabul dengan lancar. Hening sesaat. Pasangan itu kembali saling memandang penuh cinta sampai akhirnya penghulu itu kembali membuka suara.

"Gimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

Teriakan para tamu memperlebar senyuman kebahagiaan Hara dan Saza. Mereka sudah sah sebagai suami istri. Tangis haru pecah di sebagian tamu di sana.

Setelah akad selesai, resepsi pun dimulai. Hara dan Saza mendudukkan bokong mereka di kursi pengantin. Gadis itu menusukkan garpu ke kue kecil yang tengah dipegangnya, lalu menyodorkannya pada Hara.

"Satu suapan sebagai ungkapan kebahagiaan?"

Hara menerima suapan itu dan mulai mengunyahnya. "Satu kunyahan sebagai bukti keberuntungan."

🍃

Crang!

Ararya yang tengah berada di sebuah klab, melempar keras botol minumannya membentur lantai. Ia menjadi mabuk berat setelah mendapatkan kabar yang benar-benar tidak ia dengar, pernikahakan Saza dan Hara.

"Kenapa, Sa?!" teriaknya frustasi. "Kenapa kamu malah jadi milik si Bodoh itu, sih?!"

Ararya mengacak asal rambutnya. Tangannya terkepal keras. Ia berdiri, lalu menonjok keras tembok di sana. Tembok itu mengalirkan darah dari tonjokan Ararya. Napas laki-laki memburu. Matanya memerah dan mengeluarkan sorot menyeramkan.

"Malam ini juga, kamu harus pisah sama dia, Sa."

🍃

Hari sudah gelap. Saza yang mulai kelelahan karena pesta pernikahannya, langsung memasuki kamar. Saat hendak mendekati kasur, Hara tiba-tiba menangkap tangannya. Gadis itu berbalik. Hara pun langsung menariknya untuk mengikis jarak mereka.

Wajah mereka hanya sangat dekat, bahkan nyaris bersatu. Tangan laki-laki itu maju melingkar di pinggang ramping Saza. Bibirnya bergerak mencium lembut istrinya itu.

Saza memegang wajah Hara dan membalas ciuman laki-laki itu. Hara melepaskan ciumannya, lalu menggendong Saza ala bridal style dengan penuh senyuman. Mereka saling menatap dengan tatapan memuja. Hara pun kembali mengecup singkat bibir gadis itu.

"Status sebagai suami udah bikin lo jadi ganas, ya." cetus Saza.

"Kecantikan istriku yang membuatku seperti ini." balas lembut Hara.

Hara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang