Hara ¦ 12

97 44 304
                                    

S E E K O R ayam tiba-tiba masuk ke kelas xii-mipa 2. Semua murid yang ada di sana langsung berlarian heboh, menghindari patokan ayam tersebut.

"Kenapa ayam bisa sekolah, sih?!"

"Kenapa gue sekelas sama ayam, sih?!"

"Anjir! Ini siapa, sih, yang bawa ayam ke sini?!"

"Mana ayamnya bau taik lagi, sial!"

"Ini yang bawa ayam gak ngotak banget, anjir! Gue alergi ayam, ogeb!"

Baik murid perempuan ataupun laki-laki, mereka terus mengeluarkan umpatan sebagai bukti kekesalan mereka pada ayam itu. Mendapat umpatan, ayam itu malah semakin ganas dengan mematok siapa pun yang berlarian darinya.

Petok .... Petok .... Petok ....

Ayam itu mengepakkan sayapnya untuk menunjukkan kegagahan tubuhnya.

"Aduh, kenapa lari-lari, sih?" Hara mulai gelisah.

Laki-laki itu masuk ke kelas, lalu mengejar ayam yang baru saja dibelinya. Karena gadisnya menginginkan ayam, maka sebagai kekasih yang baik, Hara langsung membawa ayam ke kelasnya.

"Aw!" ringis salah satu siswi saat ayam itu mematok bokongnya. "Bokong gue ternodai, sat!"

"Heh!" Siswi yang sudah naik ke atas meja, menunjuk Hara dengan penuh kemurkaan. "Lo murid baru, 'kan? Kenapa lo bawa anak lo ke kelas, sih?!"

"Ini bukan anak Hara, Teh." bantah Hara.

"Terus kenapa lo bawa ke si—aw!" Belum sempat membalas ucapan Hara, gadis itu malah kena karma dengan mendapatkan patokan ayam di jari telunjuknya. "Ayam sadu!"

"Jinakin bayi lo, tolol!" maki seorang laki-laki.

"Baik, A!"

Hap!

Hara melompat ke arah ayam itu. Namun bukannya didapatkan, ayam itu malah terbang tinggi dan mendarat di kepala seorang siswi. Suasana langsung hening, gadis itu gemetar hebat, takut ayam yang duduk di kepalanya tiba-tiba mengeluarkan sesuatu yang bisa menguras emosi.

"Diem, Teh!" peringat Hara. "Jangan gerak!"

Semuanya langsung membisu, membuat ayam itu malah celengak-celinguk menatap murid-murid yang tengah memperhatikannya. Ayam itu berkokok keras, merasa risih karena menjadi bahan tontonan.

Tok! Tok! Tok! Tok!

Karena merasa tidak nyaman, ayam itu langsung mematok kepala yang tengah didudukinya tanpa ampun dan tanpa belas kasih sedikitpun, membuat siswi itu meringis kesakitan, dan langsung menangis.

"Tolong! Gue bisa geger otak, huaaa!" Gadis itu menarik kaki ayam tersebut, membuat ayam itu semakin memberontak dan semakin mematokinya. "Ini kenapa gak ada yang nolongin gue, sih?!"

"Tenang, Teh!" ujar Hara. "Hara bantuin!"

Tanpa basa-basi lagi, Hara langsung mengambil ayam itu, dan memeluknya sangat erat. Siswi yang baru saja dipatok itu, langsung berlarian ke luar kelas.

"Siapa pun, tolong! Ayam lebih ganas dari semut, huaa!"

Saza dan teman-temannya sudah mendekati kelas, mereka menatap siswi itu dengan tatapan heran.

"Kenapa tuh cewek?" tanya Saza.

"Abis obat kali." sahut Faiq.

"Otw ke rumah sakit jiwa, tuh!" Dara ikutan.

Saga hanya berdehem.

Di sisi lain, Hara yang sedang sibuk menjinakkan ayam, mulai kewalahan saat ayam itu terus memberontak layaknya ayam kesetanan.

Hara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang