00. Prolog

3.8K 186 4
                                    

Menjadi seorang CEO di sebuah perusahaan design pada usia yang terbilang muda membuat Jennie dengan bangga berjalan di koridor perusahaannya sendiri dengan senyum simpul dan mendapat ratusan salam hormat dari pegawai disetiap harinya. Ia bukan hanya sekedar CEO. Jennie akan selalu tersenyum miring ketika mengatakan itu pada teman-temannya, bagaimana tidak? Ia membangun perusahaan itu dari nol.

Jennie tidak ingin siapapun menyentuh perusahaannya, termasuk ayahnya sendiri. Masa bodoh jika ia anak semata wayang dan ayahnya membutuhkan seorang pewaris untuk perusahaan galeri mobilnya. Jennie lebih suka melihat design-design gaun serta tuxedo karyawannya dibandingkan harus mencolek permukaan mobil hanya untuk memastikan mobil itu berdebu atau tidak.

Perlu diketahui, bahwa perusahaan design Jennie adalah perusahaan yang menduduki puncak perdagangan fashion di Korea Selatan dua tahun terakhir. Tak ada yang bisa membuat Jennie menundukan kepalanya saat berjalan di red carpet, tersenyum menawan ketika ribuan kamera berlomba-lomba mengambil gambar terbaiknya.

Hidup Jennie Kim terlampau indah.

Di negeri seberang, Jepang. Park Chaeyoung adalah sebuah nama yang selalu terpampang di papan peringatan sekolah, sebagai peringatan kecil bahwa orang tua yang bersangkutan harus datang ke sekolah untuk bertemu dengan guru-guru yang bertanggung jawab dalam masalah etika.

Chaeyoung yang baru saja menginjak usia 17 pada tahun ini tidak peduli akan tamparan ayahnya seminggu sekali akibat ulahnya. Karena baginya, hidup tidak terlalu indah jika untuk dihabiskan di sekolah yang melelahkan.

Melempar tas dan memanjat dinding keluar sekolah diam-diam adalah rutinitas baginya, begitu juga aroma pengharum ruang perpustakaan yang akan selalu sampai ke indra penciumannya ketika ia mendapat hukuman di akhir hari.

Namun disetiap akhir tahun, Chaeyoung dengan bangga akan memamerkan nilai raport yang nyaris menyentuh angka sempurna pada ayahnya. Dimana itu sangat menjengkelkan bagi teman-temannya karena bangku Chaeyoung seakan terlapis debu setebal satu sentimeter lantaran pemiliknya tidak pernah datang ke sekolah. Ia hanya akan datang untuk mengerjakan hukuman rutin. Buku-bukunya nyaris tak tersentuh, ia bahkan menyingkirkan meja belajar dari kamarnya.

Tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Park Chaeyoung. Terlepas bagaimana kolot dan idiot kepribadiannya, lelaki bertubuh jangkung itu terlewat menawan ketika memakai seragam basket dan memantulkan bola sambil berlari. Ia terlihat indah ketika bergerak atau apapun itu. Ia menguasai basket, renang, tenis, maupun seni bela diri.

Belum selesai disana, Chaeyoung dapat memainkan gitar dan piano dengan fasih. Itu semua adalah faktor mengapa guru semakin enggan untuk menegurnya akibat perbuatan onarnya yang hampir ia lakukan setiap hari. Chaeyoung bisa tertidur ketika ia mendengar ceramah di sekolah, bahkan menggambar seluruh kota di atas meja jika ia mau.

Kehidupan keduanya baik-baik saja, terlampau baik-baik saja.

Jennie Kim, seorang CEO dari perusahaan yang tengah meroket ke puncak industri perdagangan dan siswa pembuat onar yang dengan ajaib mendapat nilai nyaris sempurna, Park Chaeyoung.

Setidaknya begitu sampai perusahaan ayah Chaeyoung menyentuh titik terendah dan nyaris menyentuh kata gulung tikar.















----

Hola :)

Sebelum lanjut, saya mau kasih penjelasan lagi. Cerita ini bukan saya yang buat. Cerita ini saya CONVERT dari cerita lain.

Nah, karena itu.. kemungkinan cerita ini bisa selesai lebih cepat, soalnya saya ga perlu mikir selama nulisnya :3

Tapi jangan berharap terlalu tinggi :)) masalah per-update-an tetap saja mesti lihat kondisi waktu saya lagi senggang atau tidak.

Ok, cukup sekian. Terima kasih :D

ConvivenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang