53. As Long As We're Together

362 53 20
                                    

Mr. Choi termenung di kursinya. Ia tidak tahu mengapa dua orang yang saat ini berstatus sebagai targetnya itu begitu mempengaruhi suasana hatinya. Ini bukan kali pertama ia menculik sebuah pasangan namun pasangan lainnya berbeda. Sekalipun mereka melihat kekasihnya disiksa di depan mereka, mereka akan tetap memohon untuk dirinya sendiri agar diselamatkan.

Ia tidak menyangka kalau ia akan bertemu seseorang seperti Chaeyoung dan Jennie yang justru memutuskan untuk menerima siksaan demi kekasihnya. Se-klise apapun kisah cinta dan se-mainstream apapun perlakukan seorang pada kekasihnya, tidak ada yang meminta untuk terus disiksa demi orang lain.

Mr. Choi sedikit membenci keduanya. Karena sebetulnya ia tidak perlu menunggu aba-aba dari Mr. Lau untuk membunuh mereka, Ia bisa saja melakukan hal itu sekarang ㅡBahkan dirinya bisa saja langsung membunuh Chaeyoung maupun Jennie dari pertama kali kaki mereka menginjak lantai markasnya.

Ia hanya ingin bermain-main. Namun sial, sepertinya kali ini ia salah memilih lawan untuk diajak bermain.

Walaupun ia benci harus mengakui hal ini, Mr. Choi tidak dapat memungkiri jika ia merasa sedikit luluh sampai-sampai dirinya membutuhkan waktu lebih untuk memantapkan hatinya sendiri.

Jika dikilas ulang perjalanan karirnya hingga detik ini. Satu-satunya alasan mengapa Mr. Choi bergelut dibidang berbahaya ini, yaitu agar bisa melindungi putri semata wayangnya, Yeri ㅡYang secara kebetulan masih menyimpan perasaan yang begitu mendalam pada sosok Park Chaeyoung, target utamanya. Mr. Choi memikirkan apa yang sekiranya terjadi kalau sosok pria yang dimaksud nantinya tak lagi ada.

Yeri berani mengkhianatinya dan pergi ke Korea demi Park Chaeyoung, putrinya itu bahkan sampai memalsukan luka-luka di tubuhnya ㅡberbohong tentang dirinya yang disiksa oleh sang ayah, hanya agar bisa berlari ke pelukan Park Chaeyoung. Sepertinya cukup besar kemungkinan putri semata wayangnya itu memerintah anak buah atau bahkan membunuh ayah kandungnya dengan kedua tangannya sendiri hanya karena Park Chaeyoung. Mr. Choi terkekeh.

Chaeyoung.

Park Chaeyoung.

Sialan, ia merasa lucu ketika seorang mafia seperti dirinya tidak bisa memungkiri kalau lelaki berumur belia itu mempunyai aura yang kuat dan menawan. Seperti mempunyai satu daya tarik yang pastinya bisa menarik perhatian putrinya dengan sekali hembus ㅡbocah itu bahkan bisa menarik perhatian seseorang yang teguh nan tetap pendirian seperti Jennie Kim.

Sebelum Mr. Choi bisa berfikir lebih jauh, pintu ruangannya terbuka tanpa ketukan dan hanya satu orang yang bisa melakukan hal itu tanpa terkena marah dari sang pemilik ruangan.

Yeri masuk dan menutup pintu di belakangnya, berjalan lesu mendekati sang ayah dengan mata yang terlihat berkaca-kaca, perlahan duduk di depan ayahnya lalu menatap kosong ke depan.

“Ada apa?” Tanya Mr. Choi lembut. “Kurasa kau punya sesuatu yang ingin dibicarakan?”

Yeri mengangguk lesu. Ia menatap kosong meja kerja ayahnya. Ayahnya adalah satu-satunya orang yang ia miliki setelah kepergian ibunya ㅡterlepas bagaimana kejam, keras, menjengkelkan, dan mengerikan, hanya di depan ayahnya Yeri bisa merasa aman menumpahkan seluruh isi hatinya. Yeri menghela nafas keras sebelum mengusap ujung matanya agar air mata itu tidak terjatuh.

”Ayah,” Mulainya perlahan. “Hatiku sakit sekali."

"Aku hanya menginginkan Chaeyoung. Kenapa semuanya begitu sulit? Semua orang bisa mendapatkan apapun yang mereka mau dengan mudah namun kenapa tidak denganku? Ia adalah satu-satunya yang aku inginkan sampai tahap dimana aku harus berusaha keras untuk menggapainya, namun mengapa ia tak juga jatuh pada pelukanku melainkan jatuh pada orang lain? Aku sangat menginginkannya dan akan selalu ada untuknya jika saja ia mau meminta. Aku bisa melakukan hal yang lebih menakjubkan dari Jennie. Aku bisa melindunginya dari siapapun, aku juga bisa menjadi kekasih yang baik untuknya. Aku yakin diriku akan lebih menakjubkan dari Jennie Kim. Benarkan, ayah?”

ConvivenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang