31. New Year

1.2K 114 17
                                    

Sorry for the lack of update.. but, I hope you guys enjoy this chapter! Happy reading :D

-

Chaeyoung kembali tiga jam kemudian. Itulah penyebab pria tinggi itu terkejut ketika pintu kamar mereka tidak terkunci seperti yang Jennie katakan.

Ia menggeser pintu kaca tersebut dan melangkah masuk dengan pelan, mendapati semua lampu sudah hidup dan itu tandanya Jennie sengaja tidak mengunci pintu untuknya.

"Chaeyoung?"

Jennie muncul dari kamar tidur, lengkap dengan baju santainya dan badan yang bersih, tanda bahwa ia sudah membersihkan diri sebelumnya. Chaeyoung sempat kebingungan untuk bereaksi seperti apa, jadi ia hanya tersenyum canggung di samping pintu.

"Kau tidak mengunci pintu," adalah kalimat pertama yang Chaeyoung ucapkan sejak ia melangkah masuk. Jennie hanya tersenyum hangat. "Yah, aku.. tidak bisa."

"Chaeyoung.." Jennie menundukan kepalanya, gadis itu kini membuat bentuk-bentuk abstrak dengan ujung kakinya di lantai. Memberikan jeda yang cukup lama. "Kau benar, aku terlalu terburu-buru dan ini sangat kekanakan."

"Jennie?"

Kali ini Jennie mengangkat kepalanya, "ya?"

"Kau tidak bermaksud untuk memutuskan hubungan denganku ketika kita baru saja meresmikan hubungan, bukan?"

"E-eh?"

Chaeyoung melangkah dengan santai mendekati gadis itu, berdoa semoga itu meringankan pikiran Jennie yang berat. Ketika ia sampai di hadapan Jennie, ia sudah tidak bisa menahan dirinya lagi untuk menarik Jennie ke dalam pelukan hangat. "Aku juga sudah memikirkannya dan.. kurasa aku menginginkan ini juga, Jennie.."

"Aku yakin kau sudah memikirkannya dan aku juga sudah memahami pola pikirmu. Kau benar, Jennie. Tidak ada yang lebih kuinginkan dari memilikimu dan berusaha menjagamu. Ini mungkin terdengar klise, namun aku yakin aku pantas untukmu."

Jennie tidak tahan melihat wajah Chaeyoung lebih lama, jadi ia segera menenggelamkan wajahnya di dada Chaeyoung dan memeluk pinggang pria itu erat-erat.

Chaeyoung menghela nafas, melepaskan pelukannya. "Jadi, kita sepasang kekasih sekarang?"

Jennie yakin dirinya bisa melompat menuju bulan saat ini juga dan kembali mendarat di bumi saking senangnya. Ia mengangguk.

Chaeyoung bisa merasakan kehangatan yang Jennie timbulkan hanya dengan senyum lebarnya. Ia bisa merasakan ada ribuan kupu-kupu yang berusaha berterbangan dari perut menuju dadanya, dan sensasi itu membuatnya merasa senang luar biasa.

"Ingin menikmati langit tahun baru bersama, kekasihku?" Goda Chaeyoung yang disambut kekehan senang dari Jennie.

"Tawaran yang bagus, kekasihku." Balasnya. "Tapi aku ingin kau melakukan satu hal sebelum kita mengambil jaket dan keluar."

"Apa itu?"

"Cium aku." Jennie memelas dengan senyuman lebar. Chaeyoung terlalu lambat untuk mengeluarkan respon. "Cium aku. Sebagai sepasang kekasih, dan cium aku dengan caramu."

Chaeyoung mengeluarkan kekehan tak percaya, namun tanpa membuang waktu lagi, kedua telapak tangannya meraih kedua sisi wajah Jennie lalu menyatukan belahan bibir Jennie dengan bibirnya.

Cukup lembut di awal, Chaeyoung tidak ingin membuat Jennie merasa canggung. Namun semakin lama ciuman mereka berubah menuntut, keduanya tidak rela mengalah dan semakin memperdalam gerakan bibir mereka.

Jennie bisa merasakan sentuhan tangan dingin Chaeyoung di perutnya, yang entah sejak kapan berhasil membobol kain baju santainya.

Punggung Jennie menabrak pintu lemari cukup keras dan itu membuatnya mendesis. Chaeyoung menurunkan tangannya dan bertengger di bokong Jennie, yang selanjutnya menjadi tumpuan karena Jennie dengan cekatan melingkarkan kedua kakinya di pinggang Chaeyoung.

ConvivenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang