44. Sentimental

487 73 2
                                    

Tujuan kedua dari serangkaian kegiatan sesuai perkataan Chaeyoung adalah panjat tebing ㅡSekali lagi ini membuat Jennie heran tapi ia memutuskan untuk mengenyampingkan pertanyaan tidak penting itu.

Chaeyoung kembali memasangkan tali pengaman pada tubuhnya, dan Jennie mulai menyukai sensasi kulit Chaeyoung yang sesekali bergesek di tubuhnya. Entah sampai mana ia akan menyukai hal-hal semacam ini ㅡselama Chaeyoung ada bersamanya, selama itu juga Jennie akan merasa lengkap ketika berjalan.

Percobaan pertama dipimpin oleh Jennie dengan kecepatan memanjatnya yang membuat Chaeyoung melebarkan mulutnya. Dengan cekatan gadis petite itu bergerak sampai ke atas ㅡtampak seperti sudah biasa melakukan hal ini. Membuat Chaeyoung heran bukan main meski pria itu yakin ia sudah bertanya pada Jennie apa ia pernah melakukan ini dan gadis itu jelas menjawab tidak.

Meski pada percobaan kedua masih dipimpin oleh Jennie dengan selisih keduanya hanya berkisar sekitar 30 sentimeter ㅡJennie terpeleset dan Chaeyoung menaruhkan seluruh resikonya hanya untuk menangkap tubuh kekasihnya itu dan jatuh ke matras bersama-sama.

Kejadian itu terjadi begitu cepat dan berhasil membuat nyaris semua orang menoleh ke arah mereka ㅡditambah dengan tidak adanya pergerakan berarti maupun suara yang keluar dari bibir Jennie membuat Chaeyoung panik setengah mati karenanya.

"Hahahaha!" Jennie tiba-tiba tertawa keras, membuat bahu tegas Chaeyoung jatuh tiga puluh derajat dan perubahan drastis pada ekspresi pria itu yang tidak bisa terbaca. Gadis kecil itu masih tertawa ketika Chaeyoung memeluknya erat ㅡkeduanya masih berada di atas matras. Dalam diam pria itu berdoa semoga air matanya tidak jatuh disaat seperti ini.

Jennie fikir itu lucu ketika Chaeyoung melompat padanya begitu saja, namun bagi Chaeyoung, ia berfikir bahwa jantungnya sendirilah yang terpeleset menyaksikan kejadian itu ㅡditambah dengan fakta kalau ia bisa saja kehilangan Jennie beberapa saat lalu.

"Chaeyoungie menyelamatkanku~ dan dia terlihat takut sekali~"

Seandainya saja hati Chaeyoung tidak sepanik dan sekacau sekarang, ia mungkin akan membalas perkataan Jennie yang mengolok-oloknya. Tapi tidak. Di dalam posisi seperti ini, Chaeyoung sama sekali tidak dalam mood untuk membalas perkataan kekasihnya.

Jadi ia bangun dari matras, menarik Jennie hingga mereka berdiri dan mulai melepaskan seluruh pengaman yang melekat pada tubuh Jennie dengan cepat.

"C-Chaeyoung-ah? Apa yang kau lakukan?"

"Kita ke tempat lain saja."

"Kenapa? Kita baru saja mulai."

Chaeyoung tidak menjawab, setelah selesai melepas pengaman pada tubuh Jennie, ia mulai melucuti miliknya sendiri ㅡmembuat Jennie tidak bisa berkata-kata dibuatnya. Entah mengapa Jennie merasa suasana diantara keduanya tiba-tiba menjadi serius, gadis itu bahkan mencoba berfikir keras dan mencari alasan mengapa ia merasa sangat bersalah saat ini.

"Hei, Chaeyoung-ah, aku akan berhati-hati.. kita tidak perlu kembali secepat ini, ...kau tahu?"

"Kau tidak tahu seberapa paniknya aku ketika kau terjatuh! Kau tidak berfikir apa yang aku pikirkan ketika kau tidak bergerak di atas matras, Jennie?! Aku takut! Setengah mati!"

Jennie tersentak dua langkah ke belakang ketika tiba-tiba Chaeyoung berteriak padanya. Kedua pupil matanya tidak fokus mencoba menghindari tatapan tajam Chaeyoung dan bisa dipastikan beberapa orang menatap penasaran ke arah mereka sekarang.

Chaeyoung memijit pelipisnya sendiri dan mencoba menghatur nafasnya yang terlalu cepat. la benci jika harus menghadapi dirinya yang sedang panik karena itu akan membuatnya sulit berfikir secara rasional dan menjadi sangat kasar.

ConvivenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang