1

2.8K 301 248
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Sifat zora dan zoro

Saat ini aku sedang melihat zoro yang sedang serius berlatih di belakang dojo namun aku hanya memperhatikan saja malas membantunya.

"Oi latihan!" Pekik Zoro.

"Malas." Ucapku.

"Kau mau jadi apa nanti?" Tanya Zoro.

"Jadi orang." Ucapku.

"Serius oi!" Kesal Zoro.

"Seseorang yang akan melindungi adiknya." Ucapku.

"Aku tidak butuh perlindungan darimu!" Pekik Zoro.

"Emosi terus kau zo-chan!" Ledekku.

"Argh berhenti memanggilku begitu!" Kesal Zoro.

"Bodoh bwleh!" Ledekku.

Aku langsung kabur dari zoro walaupun zoro sering berlatih namun aku tidak pernah tertangkap oleh zoro malahan aku sering menjahili zoro.

Aku melompat ke salah dinding dojo untuk menunggu zoro dan kulihat zoro sudah tiba lalu mencari keberadaanku.

"Pasti zora ke kanan." Ucap Zoro.

Zoro bilang kanan namun malah belok ke kiri membuat aku tersenyum melihat hal itu jadi aku turun dan menghampiri zoro yang malah terjebak di gang buntu di desa.

"Kau ini kau bilang kanan malah belok kiri aneh." Ucapku.

"Aku salah arah tahu!" Pekik Zoro.

"Tumben mengakui kesalahanmu biasanya kau menyalahkan aku." Ucapku.

"Menyebalkan kau!" Kesal Zoro.

"Terserah." Ucapku.

"Kau mau kemana?" Tanya Zoro.

"Makan siang sudah waktunya ini." Ucapku.

"Eh tunggu sebentar!" Pekik Zoro menarik tangan kiriku.

"Nande?" Tanyaku.

"Aku lupa arahnya kita pulang bersama-sama ke dojo." Ucap Zoro.

"Malas aku sendiri saja dan zo-chan cari arah sendiri." Ucapku.

Aku langsung melepaskan tangan zoro dari pergelangan tangan kiriku dan langsung berlari menjauh dari zoro.

"Argh niisan menyebalkan!" Kesal Zoro.

Aku pergi menuju dojo untuk mengambil onigiri kesukaan zoro lalu kembali lagi dan melihat zoro masih di tempat yang masih sama memutar beberapa kali.

"Lurus lah kenapa malah berputar-putar sih kau bermain gasing?" Tanyaku.

✔️ Roronoa Zoro Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang