Luangkan waktu kamu agar lebih fokus bacanya karena cerita ini ada 4000 words+❤️
Sebagai pemuda berumur 20 tahun dengan rupa menawan juga tubuh tegap nan tinggi aneh rasanya jika tidak pernah sekalipun menjalin hubungan asmara. Tidak peduli dengan lelaki atapun perempuan.
Banyak orang menyayangkan hal itu dan tidak sedikit juga yang menjadikannya bahan olokan. Tetapi si rupawan ini juga bukan tipe yang peduli dengan kicauan tidak penting orang kurang kerjaan seperti itu.
"Percuma tampangmu tampan tapi tidak dimanfaatkan dengan baik!"
"Apa kau merasa derajatmu terlalu tinggi hanya karena tampangmu, sampai-sampai kau membuat standarmu juga tinggi?"
"Jangan terlalu besar kepala, kau itu hanya modal tampang saja!"
Ucapan seperti itu sudah sering didengarnya bahkan kadang lebih parah. Ucapan itu biasanya berasal dari orang-orang yang dia tolak ataupun mereka yang cemburu akan tampangnya.
Begitulah, memang tidak ada satu manusiapun di dunia ini yang hidup tanpa celaan ataupun masalah kehidupan. Masalah hidup tidak memandang fisik, tampang, kondisi mental ataupun finansial.
Karena masalah akan datang begitu saja untuk mengujimu apakah kau sanggup untuk memikul masalah yang lebih berat nantinya.Layaknya anak pada awal umur 20, Watanabe Haruto juga merasakan quarter life crisis.
Dimana celaan orang yang dulu dianggapnya angin lewat kini mulai mengganggunya.Haruto juga mulai merasa kesusahan dalam mencari jati dirinya. Dia menjadi lebih peka juga khawatir dengan dirinya di masa depan nanti. Apakah ia bisa bekerja sesuai dengan passionnya? Apakah ia bisa melewati college lifenya dengan baik? Juga apakah nantinya akan ada seseorang yang mengerti dirinya dan menyukainya apa adanya?
Entahlah terkadang Haruto juga pusing sendiri memikirkan itu semua. Ia ingin sekali kembali ke masa dimana yang dia pikirkan hanyalah bermain, makan ataupun tidur siang.
Diumurnya sekarang ini terlalu banyak tuntutan yang diterima, membuatnya kadang tidak dapat menerima semua itu sekaligus.
Akhir-akhir ini juga oknum bernama Watanabe Haruto ini mulai sadar apa pentingnya seorang kekasih. Dilihat dari beberapa temannya, mempunyai kekasih itu punya banyak manfaat seperti menjadi tempat sandaran ketika hidup terasa berat, membantumu mencari jati diri bahkan tidak sedikit juga ada yang berpacaran untuk memenuhi hasrat nafsu. Tapi untuk yang terakhir itu Haruto sendiri juga belum berniat.
Dan disinilah Haruto sekarang, memarkirkan mobilnya ditengah lapangan kosong.
Sedikit menidurkan jok mobilnya agar mempermudahkannya melihat keatas dengan sunroof mobil yang terbuka, kearah bulan yang bersinar cerah ditemani beberapa bintang dengan alunan musik klasik berputar dari bluetooth audio mobilnya.Aktivitas yang dia sebut merenungkan diri ini selalu menjadi bagian dari kesehariannya juga favoritnya. Di sini dia bisa bebas dari mulut-mulut jahat yang tidak berhenti berbicara itu.
Ditemani bulan dan juga bintang dengan alunan musik sudah menjadi hobi baginya.
Tidak ada yang bisa menandingi kenyamanan ini, tetapi bukan berarti tidak ada yang bisa merusak sesi favorit Haruto ini.Misalnya seperti awan gelap yang kini menyelimuti langit dan menutup eksistensi bulan juga bintang di atas sana, membuat Haruto merutuk kesal. Hari ini sudah cukup buruk dengan candaan teman-temannya yang sudah kelewatan batas, dan kini ditambah buruk karena sesi healingnya terganggu akan datangnya hujan.
Dengan kesal juga pikiran yang kalut, Haruto menghidupkan mesin mobilnya dan berencana langsung pulang ke rumah sebelum hujan semakin deras. Ia benci hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For. Junghwan
Romance[HAREM] •BxB• •Junghwan as Sub• •Some 21+ Part• Kindly leave a comment and vote if you enjoy this story, Thank you!