Begitu gerbang terbuka lebar Harun segera masuk dan memarkirkan motor sportnya, tidak lupa mengucapkan terima kasih pada security yang membukakan gerbang.
Kedua kaki jenjangnya melangkah lebar masuk ke dalam rumah megah yang didominasi warna putih gading, menambah kesan mewah.
Ketika hendak melangkah ke arah tangga, mata Harun melihat meja makan penuh dengan sushi yang ia antarkan sebelumnya, sama sekali belum disentuh.
Tak biasa manisnya itu hilang selera makan seperti ini. Jikalau pun hilang selera makan biasanya karena pikirannya sedang kalut akan beberapa hal.
Harun kembali mengemasi makanan itu untuk dibawa ke kamar si manis, sudah paham dengan kebiasaan Nathan yang sudah pasti akan minta disuapi.
Sampai di depan kamar Nathan, dirinya mendapati kamar itu terkunci. Berkali-kali mengetuk namun masih tidak ada juga jawaban dari empunya kamar.
"Nathan! Sayang buka pintunya, aku udah datang nih" Serunya berkali-kali dari balik pintu kamar kokoh dengan aksen eropa kuno.
Sedikit panik kini Harun mulai mendobrak pintu kokoh itu dengan seluruh tenaganya, namun malah sakit di bahu yang ia rasakan.
Harun mulai menghitung mundur, bersiap mendobrak pintu kokoh di depannya dengan seluruh tenaga yang tersisa. Namun sial, dihitungan ketiga pintunya terbuka lebar dan nampak Nathan dengan wajahnya yang terlihat baru saja bangun tidur.
"IH BERISIK! KAMU KENA–"
Tubuh Harun terhuyung begitu saja karena kehilangan keseimbangan lantas menubruk pacarnya, membuat keduanya jatuh menyentuh lantai.
"Aduh sakit Haru!! Kamu kenapa teriak-teriak sih!?" Sentak Nathan kesakitan karena Harun yang tiba-tiba menimpanya.
"Duh...sakit..." Balasnya sembari mengurut pelipisnya yang tidak sengaja membentur gagang pintu.
"Ya kamu kenapa sih pake acara dobrak-dobrak pintu?"
"Kamu gak jawab-jawab dari tadi, aku udah manggilin berulang kali. Jadi aku kira kamu kenapa-kenapa di dalam..."
"Aku ketiduran Haru!! Kan kamu tau kalo aku tidur 11, 12 sama mayat"
"Hush bahasanya dijaga!! Lagian kamu kenapa ninggalin tidur, kan aku mau datang!"
"Ya maaf...aku ngantuk banget"
"Secapek itu, sampe sushi yang aku kirim gak dimakan hm?" Tangannya mengayunkan paper bag yang berisi Sushi tepat di depan wajah Nathan.
Namun jawaban yang Harun dapatkan hanyalah helaan napas berat dari si manisnya.
Harun kini membantu Nathan untuk kembali berdiri, sembari menunggu Jawaban dari si manis ia menarik tangan Nathan untuk duduk di atas sofa pada kamar itu. Dan kembali menata kembali sushi yang sudah sedikit berantakan.
"Makan dulu baru tidur, sini aku suapin. Ceritanya nanti aja yang penting perut kamu terisi dulu, oke?"
Nathan mengangguk dan kini senyum kembali merekah di wajahnya, selalu senang ketika Haru peduli dan peka akan suasana hatinya.
Harun tidak pernah memaksanya untuk bercerita hal apapun itu, karena Harun selalu berusaha agar Nathan senyaman mungkin jika bersamanya.
"Mau salmon mentai dulu atau yang salmon salad dulu?"
"Yang mentai. Pakai wasabi sama shoyunya dikiiiittt aja!"
"Oke siap komandan!" Jawab Harun penuh canda lalu mencubit gemas hidup mancung Nathan.

KAMU SEDANG MEMBACA
For. Junghwan
Romance[HAREM] •BxB• •Junghwan as Sub• •Some 21+ Part• Kindly leave a comment and vote if you enjoy this story, Thank you!