Malam ini di kediaman Kafka, mereka sedang berkumpul di depan TV saling berbagi cerita satu sama lain ditemani dengan kue buatan Tania juga secangkir coklat panas menambah kesan hangat suasana malam hari ini.
"Gimana dek tadi sekolah nya?gak ada masalah kan?"ujar Tania mengawali percakapan nya.
"Alhamdulillah, gak ada masalah kok bun semuanya baik-baik aja"
"Tadi juga langsung dapat teman, mereka baik"lanjut Zura, ia sedikit tenang karena ada yang mau berteman dengannya, sebenarnya kalopun gak ada yang mau juga gak masalah karena di sekolah sebelumnya ia juga tidak mempunyai teman.
Tania bersyukur ada yang mau berteman dengan anaknya, Azura termasuk orang yang cuek dengan sekitar tapi kalo menyangkut dengan orang terdekatnya ia bisa bersikap lebih hangat. Keputusan untuk memindahkan Azura dari sekolah sebelumnya adalah keputusan yang tepat.
"Syukur deh, bunda ikut senang dengernya"seulas senyum terpatri di wajah Tania, ia senang jika melihat putrinya senang seperti saat ini.
"Ayah besok jadi antar Zura?"
"Jadi sayang, kan ayah tadi udah bilang sebagai gantinya karena ayah gak bisa antar kamu di hari pertama kamu masuk sekolah"balas Kafka sembari membelai rambut anak gadisnya itu dengan sayang, ia tidak menyangka putri satu-satunya sekarang sudah sebesar ini.
"Kalo ayah gak bisa gak papa kok, biar di antar sama pak Tono"
"Ayah bisa kok, lagian ayah besok gak ada banyak kerjaan"
"Ayah juga kenapa sih gak bolehin aku belajar nyetir mobil, kalo aku bisa nyetir sendiri kan enak yah"
"Kalo kamu bisa nyetir sendiri terus pak Tono gimana, mau ayah pecat gitu?"
"Terserah ayah aja deh, emang kalo sama ayah tu Zura terus yang kalah"berdebat dengan Kafka tu percuma karena ujung ujungnya pasti Kafka yang akan menang.
"Kalo gitu aku ke atas dulu mau ngerjain tugas sekolah, good night"ujar Azura, setelah itu mencium pipi kedua orangtuanya sebelum naik ke atas.
Setelah menyelesaikan tugas sekolah nya Azura beranjak meninggalkan tempat belajarnya menuju balkon yang terletak di kamar nya, ia duduk di kursi yang memang disediakan Kafka untuknya. Menatap langit malam yang di penuhi gemerlap cahaya bintang, Azura suka langit malam apalagi jika dipenuhi bintang, hal itu akan terlihat sangat cantik dimatanya. Ia merasa tenang jika melihat langit malam.
"Loh kok belum tidur, udah jam segini loh"ujar Tania yang masuk ke kamarnya.
"Iya Bun, bentar lagi ya"
"Udah dulu, ayo masuk! angin malam gak baik buat tubuh kamu"Tania merangkul Azura membawanya kembali ke dalam.
"Iya bunda...."Azura gemas sendiri dengan bunda nya itu, padahal ini baru jam sembilan malam tetapi sudah di suruh tidur aja.
Setelah memastikan Azura sudah tertidur Tania mematikan lampu dan berlalu pergi.
••
Pagi ini Azura sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Memperhatikan penampilannya di depan cermin besar, hari ini ia menggerai rambut sepunggungnya tidak lupa jepit rambut hitam dengan manik silver berbentuk bintang di ujungnya, tas yang sudah ia siapkan dari semalam sudah siap berada di gendongannya.
Azura menuruni satu persatu anak tangga, berjalan menuju ruang makan menghampiri kedua orangtuanya untuk makan bersama. Untuk pagi ini ia akan makan dengan orang tuanya, lagipula ia akan diantar ayahnya jadi kalo ayahnya belum berangkat ia juga belum akan berangkat.
Saat semua selesai makan, terdengar suara motor yang memasuki halaman rumahnya, entah siapa yang datang bertamu sepagi ini, setelah itu nampak seorang lelaki remaja yang mungkin lebih tua sedikit dari Azura masuk ke dalam rumah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionIni tentang Devandio Alaska Radeya, cowok ramah, murah senyum, juga merupakan salah satu siswa populer di SMA Cendana yang bisa mendapatkan apa saja yang ia mau dengan mudah.Tetapi tidak untuk mendapatkan seorang siswi Cendana yang menarik perhatian...