Di lapangan terdapat beberapa siswa kelas XI IPA 4 yang sudah berbaris rapi. Hari ini ada jam olahraga untuk kelas Azura, akan ada pengambilan nilai untuk lari jarak pendek dan akan di hitung banyak waktu yang mereka gunakan untuk mencapai garis finish.
"Sebelum mulai kita pemanasan dulu agar tidak terjadi cidera saat penilaian nanti"ujar pak Panji.
Saat ingin melakukan gerakan pemanasan, tiga lelaki datang dengan berlari ke arah lapangan.
"RIFKI! Saya sudah bilang di jam pelajaran saya tidak boleh ada yang terlambat"
"Bukan cuma saya loh pak, nih dua curut juga ikut"
"Sekarang kalian maju ke depan, Push up sepuluh kali!"
Setelah mendapat perintah ketiganya maju ke depan mengambil posisi untuk menjalankan hukuman.
"Sekarang kita mulai pemanasan"ucap pak Panji setelah hukuman ketiga lelaki itu selesai.
Setelah selesai pemanasan pengambilan nilai akan dimulai dua orang, jadi berpasang-pasangan"ayo mulai dari yang pertama dulu"
"Huh males banget, mana panas lagi ntar kulit gue jadi merah pasti"ucap Sesil dengan tangan yang masih mengipasi wajahnya.
"Lo belum mulai aja udah ngeluh"ucap Clarissa.
"Ya gimana gak ngeluh, ini tu udah panas banget apalagi disuruh lari"
"Yang lain juga ngerasain, tapi gak alay kaya lo"ucap Amoora.
"Mulut lo moor!"tegur Clarissa setelah mendengar ucapan Amoora.
"Santuy, udah biasa gue sama Amoora"ucap Sesil, dia tidak menganggapnya serius karena memang pada dasarnya sifat Amoora yang seperti itu.
"Sorry Sil"Sesil mengangguk dan mengarahkan jari jempolnya ke arah Amoora sebagai balasan.
"Bercanda gak papa tapi jangan sampai berlebihan"ujar Azura dengan senyumannya.
Beberapa saat setelahnya Cia datang dengan nafas yang tak Beraturan, Azura yang melihatnya segera memberikan minum untuk Cia"nih minum dulu".
Cia mengambil botol itu dari tangan Azura dan langsung meminumnya dengan cepat.
"makasih Zura"ucap Cia, Azura mengangguk sebagai jawaban.
"Ayo Ra, giliran kita"
Azura mengangguk dan segera berdiri dari duduknya, mengikuti langkah Amoora.
Amoora dan Azura sudah bersiap di garis start menunggu aba-aba dari pak Panji.
PRIITT
Setelah mendengar suara peluit mereka segera berlari menuju garis finish. Saat akan sampai di garis finish Azura merasakan kepalanya sedikit pusing, keringat bercucuran dari pelipisnya, Azura memelankan langkah kakinya takut-takut akan kehilangan kesadarannya di tengah lapangan.
Keduanya segera kembali ke pinggir lapangan untuk menemui teman - temannya. Azura segera duduk untuk meluruskan kakinya, mengambil minum di sampingnya untuk di teguk.
"Siap-siap Cla, habis ini giliran lo"
Clarissa mengangguk, berdiri menghampiri pak Panji yang berdiri di samping garis start.
"Nanti kalo gue pingsan di tengah lapangan panggilin kak Danial ya, terus gue di gendong ke UKS deh"Sesil senyum-senyum membayangkan kejadian itu benar-benar terjadi.
"Ngarep lo"ucap Amoora
"Nanti gue yang panggilin Sil"ujar Azura mendukung khayalan Sesil.
"Nah ini nih yang namanya sahabat, gak kaya lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionIni tentang Devandio Alaska Radeya, cowok ramah, murah senyum, juga merupakan salah satu siswa populer di SMA Cendana yang bisa mendapatkan apa saja yang ia mau dengan mudah.Tetapi tidak untuk mendapatkan seorang siswi Cendana yang menarik perhatian...