Di saat semua siswa berdesak desakan mengantri makanan di kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah kelaparan, ditengah-tengah lapangan terdapat beberapa siswa yang tengah menjalankan hukumannya.
"Ini kapan sih selesainya"Singgih yang sudah capek pun mendudukkan dirinya di pinggir lapangan.
"Woy lo jangan curang lah, enak banget lo duduk, kita juga cape kali"Reiki yang melihat Singgih duduk di pinggir lapangan pun ikut ikutan meninggalkan pekerjaannya.
Saat ini Aksara dan teman temannya sedang menjalankan hukuman dari pak Tori untuk membersihkan lapangan karena ketahuan membolos di kantin belakang sekolah.
"Lo juga ikut duduk Ramlih"Singgih menoyor kepala Reiki yang sudah duduk disampingnya. Yang lain pun ikut duduk di pinggir lapangan di bawah pohon yang berada di pojok lapangan.
"Gue juga capek Udin"Reiki membalas dengan toyoran juga di kepala Singgih.
"Sial capek banget gue, ini juga siapa sih yang buat lapangan segede ini"Danial masih kesal karena disuruh membersihkan lapangan yang besarnya gak tanggung-tanggung
"Gak usah ngomel-ngomel, di sini kita juga yang buat masalah"Ujar Dehaan santai, diantara mereka berenam Dehaan lah yang paling kalem.
"Salahin Alaska noh, yang ngajak kita buat bolos kan dia"ujar Singgih menimpali ucapan Dehaan.
"Salah kalian juga, ngapain mau gue ajak bolos. Emang gue maksa buat lo ikutan, enggak kan?"
"Udahlah ribut mulu lo pada"Aksara segera menyela ucapan Alaska sebelum dibalas Singgih, kalo di biarin bakal lama urusannya.
"Lo mau kemana Sa"Reiki yang melihat Aksara pergi pun berteriak.
"Kantin, laper"Aksara ikut berteriak menjawab pertanyaan Reiki.
"Yok lah kantin, gue juga udah laper"Ajak Reiki lalu berjalan menyusul Aksara yang belum terlalu jauh.
Singgih dan Danial beranjak dari tempat duduknya berjalan beriringan dengan Reiki diikuti Alaska dengan Dehaan yang berada di belakangnya.
Kantin semakin ricuh saat Aksara dan teman temannya memasuki kantin, terutama kaum hawa yang tidak ada bosannya melontarkan pujian dengan mata yang terus menatap kagum ke enam pentolan SMA Cendana. Sementara yang diperhatikan hanya acuh, mereka sudah terbiasa menjadi pusat perhatian.
Mereka berjalan ke bangku dekat pembatas yang bisa langsung berhadapan dengan lapangan yang mereka bersihkan tadi.
"Perasaan kita udah bersihin itu lapangan sampai keringetan, tapi kok dilihat-lihat sama aja ya"Danial berucap setelah melihat kondisi lapangan, membandingkan sebelum dan sesudah mereka bersihkan.
"Ya pantes lah dodol, orang kita bersihinnya cuma di bagian barat"ujar Reiki menimpali ucapan Danial yang keheranan.
"Bersihin bagian barat aja udah capek
gimana kalo semua sisi, dedek gak kuat bang"ujar Singgih dramatis sambil menarik-narik lengan Reiki yang ada di sampingnya."Ck apaan sih lo, jijik gue"Reiki menghentakkan lengannya agar terlepas dari pegangan Singgih.
Aksara yang sudah kelaparan sekarang ditambah dengan tingkah gila temannya membuat dirinya muak. Aksara kesini mau makan tapi malah menyaksikan drama recehan yang mereka buat.
"Rei pesan makanan sana"Aksara yang melihat gak ada yang mau memesan pun menyuruh Reiki.
"Aelah gue mulu, gantian Singgih tu gue kan kemarin udah"
"Danial lah, kan kemarin gue juga ikut bantuin"
Dehaan yang malas mendengar perdebatan mereka pun berdiri dari tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionIni tentang Devandio Alaska Radeya, cowok ramah, murah senyum, juga merupakan salah satu siswa populer di SMA Cendana yang bisa mendapatkan apa saja yang ia mau dengan mudah.Tetapi tidak untuk mendapatkan seorang siswi Cendana yang menarik perhatian...