𝑺𝑯𝑹𝑮 | 11

279 107 27
                                    

"Itu tuh yang di lemari jangan lupa, oh iya Gam baju gue ada yang di kamar mandi tolong ambilin ya, eh Gen itu loh kopernya belum diambil di mobil malah santai santai aja" instruksi Gerlan bertubi-tubi yang membuat Erland, Gamma dan Rigen pusing m...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu tuh yang di lemari jangan lupa, oh iya Gam baju gue ada yang di kamar mandi tolong ambilin ya, eh Gen itu loh kopernya belum diambil di mobil malah santai santai aja" instruksi Gerlan bertubi-tubi yang membuat Erland, Gamma dan Rigen pusing mendengarnya, Gerlan benar benar memperlakukan mereka layaknya babu

Walaupun kemarin Gamma sempat mengatakan kalo dia tidak janji bisa jemput Gerlan atau tidak, nyatanya sekarang ia sudah berada di ruangan Gerlan sedang membantu Gerlan mengkemasi barang barangnya.

Gamma yang awalnya sedang melipat selimut terhenti akibat celotehan Gerlan "Bertumbuk saja yok" putusnya sambil berkacak pinggang

"Gak bener Lo, memanfaatkan keadaan banget, mentang mentang abis sakit" sambung Rigen

"Yang ikhlas kalo bantu sahabat" balas Gerlan santai

"Ini barang barangnya nggak mungkin bisa jalan sendiri ke koper kalo kalian pada kebanyakan bacot" serobot Erland

"Iye iye Land"Gerlan terkekeh mendengar ucapan Erland karena merasa Erland ada di pihaknya "Jadi sahabat tuh kaya Erland, nggak pernah komen kalo dimintai bantuan"

Gamma terlihat menye menye menirukan gaya bicara Gerlan tanpa sepengetahuan Gerlan

"Gue cuma pengen cepat cepat kelar, gue juga ada urusan lain" serobot Erland lagi

"Bhahaha denger tuh Ger, makanya jadi orang jangan kepedean dulu" cibir Gamma merasa puas, Gerlan hanya memutar bola matanya jengah.

•••

Ghina memegang kedua pundak Shasa untuk menyuruhnya duduk "Sayang, kamu tunggu disini dulu ya, biar Bunda sama Ayah aja yang masuk" ucap Ghina lembut kepada putrinya

"Lagi dan lagi" batin Shasa "Ok Bund" ucapnya sambil tersenyum lebar

Raymond selaku Ayahnya mengecup kening putrinya singkat lalu pergi melenggang ke dalam ruangan dokter menyusul Ghina istrinya.

Ini pertama kalinya bagi Shasa melakukan medical check up di Indonesia, biasanya ia akan berkunjung ke rumah sakit 2 kali per bulan untuk memantau keadaan penyakitnya.

Sepertinya Shasa sudah tak tahan dengan posisinya saat ini.

Ia mulai gelisah, tangannya tak henti-hentinya meremas dress putihnya hingga lecek, akhirnya ia beranjak dari duduknya dan mondar mandir untuk mencari ide bagaimana caranya agar ia dapat menguping pembicaraan kedua orang tuanya dan sang dokter.

"Anjir ruangannya tertutup banget lagi, kan gue jadi nggak bisa ngintip" gerutu Shasa

Sebenarnya Shasa sudah sangat penasaran sekali dengan penyakitnya itu, setiap kali ia pergi medical check up pasti ia tidak diperbolehkan untuk masuk mendengarkan hasilnya dari dokter.

Tiba tiba Shasa menyeringai "Eh itu kayaknya ada lobang deh" ia celingak-celinguk ke sekitar untuk memastikan keadaan sepi

Ia mulai menaiki kursi agar bisa mengintip dari celah lobang itu yang terletak diatas sekali

𝐒𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 || 𝐑𝐞𝐭𝐫𝐨𝐮𝐯𝐚𝐢𝐥𝐥𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang