26

419 53 25
                                    

"Ginjal mu cocok untuknya tapi dengan penyakitmu tidak memungkinkan untuk melakukan pendonoran ada banyak resiko"

"Lakukan saja dokter dia orang yang saya sayang dia sudah seperti bunda untuk saya sendiri"

"Apa anda yakin bahkan jika anda tidak selamat sama sekali"

"Itu adalah resiko untuk saya apapun itu saya sudah siap"

"Baiklah, lusa kita akan melakukan operasi pastikan keadaanmu sehat setidaknya untuk menghindari hal hal terburuk dalam resiko ini"

"Tentu, boleh saya minta sesuatu pada mu"

"Apa itu?"

"Tolong rahasiakan ini dari siapapun saya mohon"

"Itu tidak mungkin rumah sakit memiliki peraturannya"

"Saya mohonnnn"

"Hah baiklah"

"Terimakasih, kalau begitu saya permisi keluar"

"Ya silahkan"

Jennie keluar dari ruang dokter tersebut tapi langkahnya terhenti saat seseorang memanggil namanya

"Jennie?"-Jisoo heran

"Ouh hai chikin"

"Lo abis ngapain?"

"Cek kesehatan"

"Lo sakit?"

"Cuma cek doang bukan berarti sakit"

"Siapa tau yakan gue belum siap buat dateng ke pemakaman lo"

"Gue bakal seret lo buat dateng anak buah gue banyak"

"Haha sialan lo"

Lalu keduanya berjalan bersama menuju ruang inap bunda krystal sesampai disana mereka melihat yang lain tengah berkumpul dengan gelisah

"Ada apa ini?"-Suara Jisoo memecahkan keheningan namun tidak mendapatkan balasan

Tak lama dokter keluar

"Pasien baik baik saja keadaannya sudah stabil beberapa jam ke depan pasien akan sadar, mengenai donor ginjal pihak rumah sakit sudah menemukan ginjal yang cocok lusa jika keadaan pasien membaik kita akan melakukan operasi"-Terang Dokter

"Baik Terimakasih dokter"-Sahut ayah jihyoong sedikit lega

"Kalau begitu saya permisi"

"Ah ya silahkan"

Sebelum ayah jihyoong masuk kedalam yang lain berpamitan pulang karena sudah sore juga, jennie masih disana untuk menemani lisa mengabaikan kesehatan dirinya mengabaikan setiap rasa sakit anggota tubuhnya

"Jenn tolong ajak lisa keluar sebentar ayah ingin berdua dengan bunda"-Pinta Ayah jihyoong dibalas senyum lembut oleh jennie lalu mengajak lisa untuk sekedar mencari makan

"Kita mau kemana?"-Tanya lisa saat keduanya sudah Berada diluar rumah sakit

"Cari makan, aku tau kamu belum makan hum?"

"Kamu cenayang ya sekarang"

"Lagi praktek dulu sebelum beneran"

"Hah?"

"Engga lupain"

"Angkasa"

"Humm"

"Bahagia itu sederhana, sesederhana melihat mu tersenyum dan sesederhana menikmati waktu berdua, aku ingin suatu hari nanti kita masih akan tetap seperti ini menghabiskan waktu bersama dengan hal hal kecil"-Ujar lisa penuh perasaan langit sore menjadi saksi moment keduanya, entah apakah ini moment terakhirnya bersama atau apa tapi takdir selalu punya rahasia untuk membuat segalanya menjadi indah

MENGEJAR MASA DEPAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang