Summer 4

1.3K 218 38
                                    

💙 Happy Reading 💙

🌺🌺🌺

Xiao Zhan kembali pulang sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan kembali pulang sendiri. Ternyata pemuda itu juga tidak datang menjemputnya dari toko buku. Dengan lemas ia menutup rolling door dan berjalan ke arah halte. Dia pun segera naik ketika bus yang ditunggunya berhenti. Seperti biasa duduk dengan tatapan yang terus tertuju keluar jendela. Dalam hati ia bertanya-tanya kemana Wang Yibo pergi.

Tanpa Xiao Zhan sadari, perilakunya dari semenjak ia keluar dari toko hingga menaiki bus menjadi perhatian dari sepasang mata hitam yang berada dalam kegelapan mobil. Kendaraan berwarna abu metalik model sedan itu kini mengikuti laju bus yang terus menyusuri jalan Nanjing. Siapa yang menduga jika itu mobil penguntit atau bukan dengan banyaknya kendaraan yang melaju di jalanan.

Dua puluh menit kemudian Xiao Zhan turun dan berjalan santai ke arah komplek. Tanpa dia sadari ada seseorang yang terus memperhatikannya sampai dirinya masuk ke dalam rumah.

Orang itu, sosok laki-laki berpenampilan sopan dan elegan. Tinggi dan gagah. Bibirnya menyeringai membentuk senyuman puas.

“Jadi sekarang kau tinggal disini, Manis,” ujarnya mendesis.

Setelah memastikan pemuda manis itu benar-benar tinggal di salah satu rumah di lingkungan komplek, laki-laki berbalik dan kembali ke tempat memarkir mobilnya yang berwarna abu metalik.

Xiao Zhan menghela nafas berat ketika melihat lampu rumah tetangganya masih gelap. Jelas sekali Wang Yibo belum pulang dari semenjak tadi pagi pergi bersama dua orang itu.

“Kemana sebenarnya dia pergi? Kenapa belum kembali sampai malam begini?” sambil mengenakan apron, ia bergumam sendiri menduga-duga kemana pemuda itu pergi.

Ia mulai membuka kulkas, memeriksa isinya, semenit kemudian dia mulai menyibukkan diri di dapur meskipun pikirannya masih tetap terfokus pada pemuda tetangganya.

Di kediaman Wang, Zhongshang Rd, Pudong.

Meja makan bulat dilapisi kaca dengan putaran di tengah itu dipenuhi banyak hidangan. Jam delapan malam, Wang Yibo masih menemani ayahnya makan bersama. Namun berkali-kali dia melirik jam tangan, bahasa tubuhnya mulai terlihat gelisah.

Tn. Wang yang diam-diam memperhatikan perilaku anaknya mulai bertanya-tanya.

“Kau punya janji dengan orang lain?”

“Hmm,” Wang Yibo bergumam pendek sebagai jawaban.

“Orang yang kau incar?”

“Kenapa Pak Tua ini bawel sekali?”

“Tskk.. Anak kurang ajar, tinggal bilang baik-baik apa susahnya?” Tn. Wang mendecak kesal.

Wang Yibo tersenyum miring. Dengan cepat menghabiskan makan malamnya.

ЄƬЄƦƝƛԼ ƧƲMMЄƦ [ÈñÐ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang