💙 Happy Reading 💙
🌺🌺🌺
Sewaktu kebingungan masih melanda dua orang yang berdiri di depan pintu apartemen Xiao Zhan, sosok laki-laki separuh baya baru saja menginjakkan kaki di anak tangga teratas, menenteng plastik belanjaan di tangan. Laki-laki itu salah satu tetangga mereka yang juga tinggal di unit lain lantai yang sama.
Laki-laki paruh baya itu terheran-heran melihat kedua orang tetangganya hanya berdiri dengan ekspresi bingung. Berjalan mendekat, tatapannya beralih-alih antara pintu yang tertutup dan pada Haikuan serta Yubin yang kini menoleh padanya.
“Kenapa kalian berdiri saja? Biasanya masuk dan bertemu Xiao Zhan,” sudut matanya melirik pintu unit Xiao Zhan.
“Sepertinya Xiao Zhan belum pulang, Paman,” sahut Yubin, mengulas senyum berusaha menjaga ramah tamah.
Alis si laki-laki itu mengernyit.
“Paman melihatnya masuk sebelum tadi berangkat belanja bahkan sepertinya ia menerima kunjungan seorang teman. Kebetulan paman tadi hendak keluar dan melihat seorang pria yang mengetuk pintu."
"Seorang pria?" Haikuan mulai menduga-duga, tubuhnya mendadak tegang. "Bagaimana penampilannya?"
"Seorang pria berkelas, juga tampan.”
Yubin dan Haikuan saling bertukar pandang. Pikiran mereka langsung tertuju ke satu orang.
“Kau masih memegang kunci pintunya, kan? Firasatku buruk,” bisik Haikuan. Berpaling pada tetangganya ia mengangguk sopan.
“Terima kasih, Paman.”
Laki-laki itu mengangguk dan berlalu memasuki apartemennya sendiri.
"Waktu itu Xiao Zhan memberiku kunci duplikat. Aku coba cari," Yubin membuka tas, mencari-cari sesaat dan mengeluarkan seikat kunci.
Yubin segera mengenali kunci pintu Xiao Zhan dan tergesa memasukkan anak kunci pada lobangnya. Mendorong pintu, keduanya lantas masuk dan kembali menutup pintu. Kedua pasang mata mereka menyapu seputar ruangan, tapi sosok manis itu tidak terlihat dimana-mana.
"Xiao Zhan?"
Haikuan mencoba memanggil pria manis yang ia duga berada di dalam. Langkahnya mendekati pintu kamar, sedikit mengernyit waktu samar mendengar suara-suara aneh dari dalam. Berdasarkan feeling, tanpa peduli Haikuan mendorong pintu kamar dan masuk disusul langkah Yubin.
Pemandangan di atas tempat tidur membuat mata mereka terbelalak. Tubuh Xiao Zhan telanjang bulat di bawah himpitan sesosok laki-laki. Pria bernama Lee Zhi diatasnya begitu bernafsu mengerjai dada dengan nafasnya yang memburu. Bajunya sendiri sudah terlepas entah kemana.
“Astaga! Zhan!”
Haikuan berseru panik.
Dengan emosi menggelegak langsung naik ke ubun-ubun, Yubin menarik belakang celana pendek Lee Zhi yang masih menempel. Sebelah tangan menjambak rambut, dengan sekuat tenaga ia menarik tubuh besar itu dan menyeretnya ke bawah.
“Bajingan! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan dia!!”
Zhi yang tidak menduga ada yang menerobos dan mengganggu kesenangannya tidak sempat mengelak waktu mendapatkan satu tinju yang keras mendarat di pipinya. Tubuhnya didorong terhempas dan telentang ke lantai.
Dengan wajah merah padam karena amarah yang membakar, Yubin menduduki perut Lee Zhi, membabi buta memukuli wajah pria itu hingga babak belur.
Sementara Haikuan tergesa meraih selimut dan menutupi tubuh Xiao Zhan, melepas syal yang mengikat tangan. Setelah membantunya bangun, ia pun duduk di tepi tempat tidur dengan sorot mata prihatin menyaksikan pria manis itu begitu berantakan dengan airmata membasahi wajah. Leher dan dadanya dipenuhi tanda merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ЄƬЄƦƝƛԼ ƧƲMMЄƦ [ÈñÐ]
عاطفيةPerpindahan Xiao Zhan ke tempat baru mempertemukannya dengan seseorang yang menjadikan keduanya teman dekat. Tetapi perlahan perasaan pun muncul. Pemuda bernama Wang Yibo memberikan perhatian yang besar membuatnya yakin kalau dirinya mulai jatuh ci...