BAB 1. Mobil Bergoyang
Di area basement sebuah rumah sakit. Sebuah mobil Toyota Rush warna hitam tampak bergerak aneh. Mobil tersebut mengambil tempat parkir paling ujung lumayan tersembunyi. Sengaja supaya tidak terlalu terekspos, agar kegiatan panas di dalamnya tak terciduk orang lain.
"Aku harus cepat kembali," ucap si pria yang duduk di kursi kemudi. Terengah mengatur deru napasnya yang tak beraturan sembari merapikan kancing kemeja.
"Mas Danu kebiasaan! Kenapa sih selalu harus buru-buru!" Si wanita yang duduk di jok sebelahnya berdecak kesal. Membenahi seragam perawat yang dipakainya, memastikan bajunya rapi seperti semula.
"Sebenarnya aku juga masih ingin lama-lama sama kamu. Tapi aku harus kembali ke kantor secepatnya. Juga, aku sudah janji mau jemput Anaya pulang hari ini," jelas Danu yang kemudian memeriksa tampilannya melalui kaca spion dalam. Menyeka peluh yang berembun di dahi.
"Anaya terus yang diurusi. Tapi kehangatan minta padaku!" seru si wanita yang kini mencebik marah.
"Hey, Sayang. Bukankah sebelum Anaya aku selalu selalu menjadikanmu nomor satu, apa itu nggak cukup?" bujuk si pria sembari membelai mesra pipi si wanita yang cemberut itu. "Jangan ngambek dong."
"Tapi tetap saja statusku cuma yang kedua. Mana janji Mas yang pernah bilang akan menjadikanku satu-satunya? Aku juga ingin diakui, bukan terus disembunyikan!" rajuknya, mulai menangis cengeng.
Si pria segera memeluk si wanita yang sedang terisak marah. Menghibur dengan perlakuan lembut.
"Apalah arti yang kedua di saat kamu tetap jadi prioritasku, hmm? Kalau Anaya tahu hubungan kita sekarang dan minta pisah dariku, maka kesempatanku menguasai lahan kebun teh peninggalan orang tuanya akan hilang. Semua yang kulakukan demi masa depan kita dan kamu juga tahu akan hal itu."
"Tapi aku sudah nggak tahan lagi berlama-lama kayak gini, Mas!" rengekannya berubah menjadi isakan.
"Bersabarlah sebentar lagi. Saat aku sudah mendapatkan warisan Anaya dalam genggaman. Saat itu juga aku akan menjadikanmu satu-satunya."
Sementara itu, seseorang yang namanya menjadi topik perdebatan si pasangan gelap, sedang sibuk mengayomi anak-anak usia taman kanak-kanak.
Anak-anak riuh bernyanyi dibimbing ibu guru berkacamata yang hari ini memakai baju terusan di bawah lutut berwarna biru muda. Atmosfer TK Kutilang setiap hari selalu penuh energi. Hangat dan ceria, berkat Anaya yang mengajar penuh dedikasi.
Anaya menyukai anak-anak, terlebih lagi pernikahannya dengan Danu hingga menginjak tahun ketiga masih belum dikaruniai momongan.
"Anak-anak, angkat tangannya ke atas dan ulangi lagu barusan. Kita latihan sekali lagi buat jalan-jalan ke perkebunan jeruk akhir pekan nanti. Kalian bisa memetik jeruk sendiri di sana, lho. Mau?"
"Mau, Bu Guru ...."
Semuanya menjawab serempak penuh semangat. Anak-anak bernyanyi riang gembira, mengikuti arahan Anaya yang kembali bersenandung sembari melambaikan kedua lengan yang diangkat ke atas.
Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi-tinggi sekali
Kiri kanan, kulihat saja
Banyak pohon cemara
Kiri kanan, kulihat saja
Banyak pohon cemara
Mengajar selalu menjadi passion Anaya sejak dulu. Walaupun kini pekerjaan Danu sudah memiliki posisi lumayan di sebuah perusahaan air mineral terbesar di tanah air, tidak serta merta membuat Anaya berpangku tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selingkuh ( Setia Dibalas Dusta )
RomanceBlurb Musuh dalam selimut memang nyata adanya. Itulah yang terjadi dalam kehidupan Anaya Hamish. Prahara yang mengguncang rumah tangganya bersama Danu Prasojo ternyata melibatkan andil sahabatnya sendiri. Orang-orang yang paling dipercaya, tega menu...