11. Guru Privat

113 10 1
                                    

Bab 11. Guru Privat

Anaya berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan waktu kebersamaannya dengan Danu, tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini barang sedetik pun. Mulai dari sarapan bersama di kedai bubur ayam gerobak favoritnya yang berlokasi dekat alun-alun, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri alun-alun kota sambil bergandengan tangan. Membiarkan si Toyota Rush hitam yang masih belum lunas cicilannya itu terparkir di area parkiran yang tersedia dekat masjid jami.

Ditemani segarnya udara pagi bermandikan hangatnya cahaya mentari, Anaya bergelayut di lengan Danu sambil mengayunkan kakinya riang, seriang suasana hatinya sekarang.

Area alun-alun mulai dipadati orang-orang. Mulai dari muda-mudi berpasangan hingga para manula. Ada yang joging, ada pula yang sekadar berjalan-jalan santai seperti dirinya. Selain gratis, alun-alun kota Malang menyajikan spot-spot instagramable yang menarik untuk dikunjungi.

Beberapa spot menarik di alun-alun Kota Malang dikunjungi Anaya. Mulai dari air mancur menari sampai pada spot payung-payung yang bertebaran menaungi. Puluhan payung warna-warni menggantung di antara rindangnya pepohonan. Indah semarak serupa pelangi. Anaya begitu antusias, mengajak Danu mengambil beberapa gambar di bawah naungan tatanan payung-payung cantik tersebut. Berpose penuh semangat, tak mampu menyembunyikan rona gembiranya.

Tongsis dipasangkan ke ponsel. Dalam posisi saling merangkul mereka mengambil gambar. Danu berusaha agar ekspresinya semringah mengimbangi Anaya, walaupun pada kenyataannya batinnya resah.

Anaya memeriksa foto yang diambil. Senyuman terus mengembang di wajah ayunya. Memilih beberapa yang menurutnya terbaik dan mengirimkannya ke halaman status juga feed media sosial dengan caption.

Quality time with my beloved hubby.

Dua like langsung mendarat begitu postingan berhasil diunggah. Siapa lagi kalau bukan dari akun Mima dan Tita. Dua sahabatnya itu juga meninggalkan komentar menggunakan emoji hati dan mata berbintang.

"Mas, sudah lama ya, kita enggak jalan-jalan berdua kayak gini," cicitnya senang. Netranya tak henti menyusuri setiap jengkal ruang pandang yang tersapu mata.

"Hmm, iya, Nay. Aku bukannya tak mau pergi lebih sering berjalan-jalan santai begini. Tahu sendiri kan, pekerjaanku semakin sibuk. Apalagi setelah memutuskan mengkredit mobil, aku harus bekerja lebih giat lagi supaya pembayaran angsurannya lancar. Semua yang diusahakan sekarang, tentu saja demi masa depan kita."

Anaya mengangguk. "Aku ngerti kok, Mas. Lagi pula seperti pepatah orang tuaku dulu, bekerja keras dan lah di saat usia muda, agar ketika usia senja menyambut, kita tinggal menikmati hasilnya. Jadi mumpung masih muda, kita manfaatkan sebaik-baiknya semua peluang yang ada untuk bekerja keras. Supaya di saat kita menua bersama hingga keriput jika umur panjang ditakdirkan, kita bisa menikmati hasil kerja keras bersama sambil melihat anak cucu kita tumbuh nanti. Ahhh, pasti menyenangkan bukan?" cerocos Anaya.

Ia terlihat gembira, angannya yang begitu indah seolah terpampang di depannya sekarang. harapan-harapan baik nan indah mengudara dari tasbih kalbunya. Mengalir murni begitu jernih laksana buliran embun. Berbanding terbalik dengan pikiran Danu yang resah juga semrawut karena ponselnya terus bergetar.

Beberapa saat tadi, Danu sempat mengintip beberapa pesan teks ketika Anaya sedang membayar bubur ayam. Si wanita rahasianya merengek marah merasa diabaikan. Seperti biasa, tersemat ancaman di akhir penutup pesan. Mengancam akan membongkar asmara tersembunyi mereka pada Anaya.

"Mas, kok melamun?" Anaya menghentikan langkah disusul mengibaskan tangan di depan wajah suaminya itu lantaran Danu tak merespons ucapannya.

Danu tersentak. "Eh, ini, Nay. Aku bukannya melamun, tapi kebelet pipis. Kayaknya aku minum teh panas kebanyakan selepas makan bubur tadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selingkuh ( Setia Dibalas Dusta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang