--MoOrange Part 3-

3 0 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi semata, mohon maaf atas kesalahan penulisan dan semua yang tertulis terinspirasi dari banyak moment, selamat membaca..

"Kau melamun?" Tanya Putri Alice yang sudah berbalik dan melihat ke arah mata Pengawal Will dan bahkan sudut bibir Will baru saja selesai tersenyum tanpa disadarinya.

"Tidak Putri" kata Will yang menunduk dan segera memundurkan beberapa langkahnya di depan Putri Alice, tatapan Putri Alice sangat tajam dan jelas saja jika tidak menunduk ekspresi wajah Will akan terbaca dengan jelas oleh Alice bahwa dia tersenyum dan memikirkan suatu hal dalam kondisi yang tidak tepat.

"Will diam disana" kata Putri Alice yang berjalan mendekati Will dengan tatapan yang kali ini beda dari biasanya.

"Ada apa Putri?" kata Will yang tampak bingung karena Putri Alice mendekat ke depannya bahkan jarak mereka berdiri tak sampai selangkah, bisa terlihat dari ujung sepatu Putri Alice tepat berada di depan ujung sepatu Will, setelah sedekat itu, Putri Alice berjinjit di depan Will dan tangannya mengambil sesuatu di atas kepala pengawal Will. Tidak bisa dipungkiri jarak sedekat itu membuat Will bisa melihat wajah Putri Alice dari jarak dekat apalagi Putri Alice berjinjit dan membuat wajah Putri Alice benar-benar dekat dengan wajah Will yang sebenarnya jauh lebih tinggi. Will bahkan bisa merasakan nafas Putri Alice lewat di wajahnya serta aroma parfum istana pada pakaian yang digunakan oleh Putri Alice adalah parfum milik binatu istana yang mengurus pakaian keluarga kerajaan. Setelah Putri Alice mengambil sesuatu di kepala Will.

"Ini?" kata Putri Alice menyerahkan setangkai jerami panjang dari rambut Will dan menyerahkannya pada Will.

"Te...terimakasi yang mulia" kata Will mengambil jerami itu dan memegangnya, jerami yang cukup memalukan ada dirambutnya bagaimana bisa dia tidak menyadari hal tersebut.

" Oh Iya, kapan Raja dan Ibunda pulang?" kata Putri Alice.

"Sekitar beberapa hari lagi" kata Will.

"Bolehkah aku keluar istana? Aku ingin melihat lihat sekitar kerajaan?" kata Putri Alice.

"Saya harus meminta persetujuan dari Yang Mulia Raja jika Putri ingin keluar dari lingkungan istana" kata Will.

"Sudah kuduga semua keputusan ada pada ayah" kata Putri Alice yang kecewa, sangat terlihat dari nadanya, karena sudah pasti Will tidak akan mengijinkannya untuk keluar istana dengan mudah apalagi dia baru dua hari berada di istana, bahkan belum ada perkenalan secara resmi dari kerajaan terhadap kehadiran dirinya di istana. Baru dua hari berada di dalam istana Alice sudah hampir membunuh Will dan melanggar segudang peraturan istana jika tidak dicegah oleh Pengawal kesayangan ayahnya,Will.

"Sudah sangat siang, bukankah seharusnya Putri untuk kembali dan makan siang?" kata Will yang membujuk Putri Alice.

"Aku akan makan (terdiam sejenak) di taman istana, hanya saja kau dan ibumu akan ikut makan denganku" kata Putri Alice.

"Saya?" kata Will kaget.

"Ya, tentu saja, jika tidak aku akan makan nanti malam saja, lagipula aku tidak lapar" kata Putri Alice.

"Tapi menurut peraturan kerajaan saya dilarang untuk...." Kata Will terputus saat melihat tatapan Alice menjadi tajam saat kembali membahas mengenai peraturan kerajaan

"Hanya makan? Lagipula aku hanya ingin ditemani, ada yang salah?" kata Alice seperti sedikit marah kepada Will.

"Baiklah, saya akan siapkan makanan untuk Putri di taman istana" kata pengawal Will yang segera berjalan ke dapur istana sedangkan Putri Alice tersenyum dengan sigapnya Will yang menuruti semua keinginannya, entah apa yang membuat ujung bibir Putri Alice tersenyum dia hanya membayangkan tatapan mata Will.

MoOrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang