"Ibu......" teriak Alice terbangun dari tidur siangnya setelah mimpi yang seperti berlanjut menghantuinya. Bahkan tanpa alasan yang jelas air mata Alice selalu menetes saat mulai tidur di istana dan terbangun dengan pipi yang sudah basah tanpa dia sadari mungkin dia menangis dalam tidurnya.
"Yang Mulia" kata Will yang sudah berganti dengan pakaian malam masuk ke kamar Alice dan melihat Alice yang baru saja bangun dengan pipi yang basah dan mata yang masih diusap olehnya.
"Apa Putri bermimpi buruk?" kata Will yang mengambil kain untuk Alice membersihkan wajahnya dari air matanya.
"Tidak, aku hanya selalu bermimpi aneh setelah aku kembali" kata Alice yang akhirnya keluar dari selimutnya dan duduk menurunkan kakinya ke lantai. Entah apa yang dia mimpikan tapi dia merasakan sakit yang nyata saat mengakhiri mimpinya.
"Apa putri tidak nyaman dengan kamar dan tempat tidurnya? Saya bisa minta pelayan memindahkan kamar putri Alice?" kata Will.
"Ah, tidak, bukan masalah pada tempat tidurnya, memang semenjak pulang aku tidak bisa tidur dengan baik" kata Alice yang menyadari bahwa selama kembali ke istana dia tidak pernah sekalipun absen dari mimpi yang seakan berlanjut menghantuinya.
"Ada sesuatu yang Putri inginkan?" kata Will.
"Ah, tidak ada aku akan bersiap untuk makan malam, tolong panggilkan pelayan untuk membantuku" kata Alice.
"Baik Putri" kata Will yang akhirnya memanggil pelayan untuk membantu Putri Alice berganti dan bersiap untuk makan malam bersama dengan Raja dan Ratu. Beberapa pelayan sibuk untuk menyiapkan pakaian dan bahkan perhiasan yang ternyata dipilih ratu sendiri untuk dikenakan oleh Alice selama persiapan pengumuman Putri Mahkota.
"Yang mulia?" kata Will yang akhirnya masuk ke dalam kamar Putri Alice.
"Emm" kata Alice bahkan masih tampak murung dengan tatapannya di depannya, kali ini Alice tidak bisa menyembunyikan bahwa mimpi itu kini sangat mengganggu, bahkan jika tidak ada yang diajak berbicara maka bayangan akan mimpi itu akan selalu muncul seperti meminta untuk dilanjutkan dan Alice harus tidur.
"15 menit lagi makan malam dimulai, Pangeran Philips sudah sampai di ruang makan" kata Will yang melihat rambut Alice sedang disisir dan dibiarkan teruai dengan gaun malam berwarna bitu langit, entah kenapa gaun dan perhiasan yang dipilihkan Ratu membuat Alice tampak berbeda dan lebih cantik dengan terurainya rambut sebahunya dan hiasan berbentuk bunga di sekitar telinganya kini sosok Alice benar – benar terlihat seperti putri istana jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya, bahkan jauh lebih cantik dari putri Margareth, batin Will seakan berkomentar sendiri.
"Aku sudah selesai" kata Alice yang akhirnya berdiri. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Alice benar benar tidak bisa menghilangkan pikirannya tentang mimpi yang selalu menghantuinya selama perjalanan menuju ruang makan.
"Apa Putri baik – baik saja?" kata Will yang memastikan terus kondisi Alice dan seperti tidak puas dengan jawaban yang diberikan Alice sebelumnya.
"Aku baik – baik saja" kata Alice yang sedikit mengguratkan senyumnya sebelum sampai ruang makan istana. Tampak di ruang makan istana sudah ada Philips yang di dampingi Ray di meja makan.
"Kakak... kakak sangat cantik?" kata Philips saat Alice duduk disebelahnya. Ini pertama kali Alice berdandan hanya karena Raja dan Ratu memberikan perintah, jika sebelumnya Alice tidak mengijinkan pelayannya meletakan make up diwajahnya kali ini Alice tidak bisa menolak karena perintah Ratu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MoOrange
FantasyMenceritakan kehidupan seorang Putri bernama Alice atau dengan nama asli Alarine Cloud, dengan kehidupan yang penuh misteri dan keterikatan yang sangat erat antara sosok Putri itu sendiri dan Bulan Purnama yang selalu memberikan petunjuk akan kehidu...