"Putri" kata Will yang berhasil membuat Putri Alice tertahan sejenak.
"Will aku hanya ingin saat kita menemuinya jangan melakukan hal – hal diluar perintahku, kau paham kan?" kata Alice yang menatap ke arah Will.
"Saya tidak bisa membiarkan Putri Alice menemui orang asing disaat hari sudah akan malam dan apalagi kita akan berada diluar istana, jikapuan orang tersebut ingin bertemu bukankah seharusnya dia datang secara terbuka dan menemui di dalam istana bukannya menunggu digerbang istana" kata Will masih berusaha membujuk putri Alice.
"Will, aku selalu mempercayaimu sebagai pengawalku, bukankah kau akan melaksankaan tugasmu untuk menjagaku dengan baik, aku mempercayaimu jadi kali ini cobalah untuk mempecayaiku" kata Alice yang akhirnya berjalan ke arah gerbang istana, setelah perkataan barusan Will tidak bisa mencegah lagi Alice untuk pergi. Will hanya memastikan bahwa dia berada satu langkah dibelakang Putri Alice dan selalu dalam posisi bersiaga. Mereka akhirnya sampai di gerbang utama istana dan sebelum pintu terbuka Will mengambil langkah mendahului Putri Alice. Will keluar mendahului dan melihat seseorang lelaki yang masih menghadap ke arah luar dengan rambut panjang diikat membawa pedang dan juga busur panah di bahunya dan bahkan senapan di saku celannaya, Will segera menahan Putri Alice untuk tidak mendekat lagi setelah melihat bahwa lelaki itu membawa senjata yang bisa membahayakan Putri.
"Siapa kau?" kata Will. Sedangkan Alice menatap ke arah lelaki yang belum membalikkan badannya tampaknya Alice pun belum mengenal lelaki tersebut. Saat Will yang bertanya mendahului barulah lelaki itu membalikkan badannya dan melihat tepat ke arah Putri Alice dan segera tersenyum ke arah Alice.
"Salam Yang Mulia Putri Alice" katanya menunduk dan memberi salam. Sementara itu Alice masih berusaha mengenali orang yang didepannya dan menenangkan Will yang bisa kapan saja menjadi sangat protektif dan mulai menyerang.
"Salam" kata Alice yang menunduk dan bahkan merendahkan kakinya untuk memberi salam.
"Wah, saya tidak menyangka anda lebih cantik dari yang diceritakan, Putri memang sangat pantas saat menggunakan gaun istana"katanya tersenyum.
"Jaga bicaramu, dan siapa kau? Dan apa tujuanmu menemui Yang Mulia" kata Will yang masih berada didepan Putri Alice,
"Saya kemari hanya ingin menyampaikan dua hal" katanya lelaki itu masih tersenyum.
"Pertama saya Ju Junes Robert, dan kedua maaf mengenai tangan Yang Mulia Putri yang terluka" kata nya yang masih tersenyum dengan tatapan penuh kepada Alice. Sedangkan Alice yang masih belum mengerti maksud dari perkataan lelaki yang bernama Robert.
"Jadi? Kau yang melakukan penyerangan terhadap Putri di lapangan berkuda?" kata Will yang sudah menarik pedangnya dan ingin mengarahkan ke arah leher Robert.
"Santai saja pegawal siapa namamu? Emmhh sudahlah aku tidak peduli denganmu, aku tidak akan melukai Putri, aku kemari hanya ingin meminta maaf, jika saja busur panah kita tidak bertabrakan justru busur panahmu lah yang akan melukai Yang Mulia" kata Robert yang membuat Will baru menyadari hal itu dan terdiam.
" Aku tidak mungkin melukai Yang Mulia" kata Will semakin marah dan ingin menyerang.
"Jika kau tidak mempercayaiku? Bukankah seharusnya kita tanyakan ke Yang Mulia Putri kearah mana sebenarnya busur panahmu yang mungkin saja melukai Putri" kata Robert dan membuat Will melihat kearah Alice untuk memastikan apakah benar sebenarnya Will lah yang hampir melukai Alice. Alice hanya tersenyum kecil ke Will saat Will menatapnya seperti meminta jawaban.
![](https://img.wattpad.com/cover/280253367-288-k152095.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MoOrange
FantasyMenceritakan kehidupan seorang Putri bernama Alice atau dengan nama asli Alarine Cloud, dengan kehidupan yang penuh misteri dan keterikatan yang sangat erat antara sosok Putri itu sendiri dan Bulan Purnama yang selalu memberikan petunjuk akan kehidu...