--MoOrange Part 5-

1 0 0
                                    

"Baiklah Will tolong ajari aku untuk berkuda agar aku bisa memilih kudaku sendiri" kata Margareth tersenyum kepada Will dengan tatapan yang berbinar.

"Baik Yang Mulia" kata Will yang segera memanggil Snow untuk membawa Putri Margareth belajar berkuda dengan kuda Snow yang cukup stabil dan mudah dikendalikan saat Will memanah. Putri Margareth segera naik ke kuda dan disusul Will dibelakangnya dengan membawa busur panah dengan satu anak panah di punggungnya, mereka berkeliling beberapa putaran di lapangan berkuda untuk memastikan bahwa Putri Margareth sudah mampu stabil mengendalikan kuda Snow.

Will mulai fokus untuk mengetahui posisi Putri Alice, ternyata Putri Alice sedang duduk di dekat tumpukan jerami sambil memakan apel yang dia pegang. Will tidak menyangka bahwa Putri Alice mempercayakan dia untuk memanah bahkan apel yang sedang Putri makan sendiri. Will sudah mulai menarik busur panah dan sudah memastikan bahwa Putri Margareth stabil dengan kudanya. Will mulai menarik busur panahnya dan mulai membidik dengan hati-hati ke arah Putri Alice. Putri Alice hanya duduk sambil melihat kuda-kuda yang sedang sibuk memakan rumput hijau pagi itu tanpa mempedulikan kapan Will akan melesatkan anak panahnya. Will benar -benar tidak bisa fokus dengan apa yang harus dia lakukan, yang dia khawatirkan adalah saat dia mungkin saja melukai Putri Alice. Hingga setelah berputar kesekian kalinya di lintasan berkuda dan apel yang dimakan Putri Alice sudah hampir habis setengah, kini Will harus bergegas karena target apel yang tadinya besar dan mudah dilihat kini sudah habis dimakan oleh Putri Alice, akhirnya dari kejauhan Will mulai menarik busur dan anak panah satu-satunya mengarah ke Putri Alice yang sedang memegang apelnya sambil mengigit.

"Ayolah, kumohon, masih banyak hal yang ingin aku pelajari" kata Will yang akhirnya melepaskan anak panah dan melihat sambil mengendalikan kuda kearah mana anak panah meluncur.

"zzzzzeettttttss" Anak panah tepat melesat mengenai apel yang dipegang Putri Alice bersama dengan jari Putri Alice yang tersayat ujung anak panah. Sisa apel menancap ke arah tembok kandang kuda dan membuat Alice akhirnya sadar bawa Will sudah melesatkan anak panahnya dan mengenai sisa apelnya.

"Kenapa memanah ke arah Putri Alice?" kata Putri Margareth yang tahu bahwa Will sedang memanah ke arah Putri Alice.

"Tidak yang mulia kami sepakat untuk melakukan beberapa latihan" kata Will yang bergegas mengambil tali kuda dan mempercepat gerak kuda Snow untuk menuju ke arah Putri Alice. Will segera bergegas turun dari kuda untuk memastikan tidak terjadi sesuatu pada Putri Alice dengan anak panahnya.

"Yang mulia, tidak terjadi sesuatu? Maafkan saya?" kata Will yang kaget setelah melihat tangan Putri Alice yang terluka dan ternyata ada dua anak panah yang melesat ke arah tembok kandang kuda, satu anak panah dengan apel tertancap dan satu lagi anak panah dengan jenis yang berbeda.

"Aku tidak apa, antarkan Putri Margareth kembali dan periksa pintu gerbang istana" kata Putri Alice melihat ke arah tembok tinggi istana.

"Tapi yang mulia sedang terluka" kata Will yang mencemaskan luka sayatan di tangan kiri Putri Alice.

"Aku tidak apa" Alice hanya menatap sambil matanya terus mengedarkan pandangan ke arah seluruh tembok istana di sisi taman berkuda dan mengabaikan apa yang Will katakan.

"Putri, anda terluka biar saya bantu obati" kata Putri Margareth mendekat dan ingin membantu putri Alice.

"Will, bawa Putri Margareth masuk istana" kata Alice yang bahkan terus menatap ke tembok utama istana daan hanya memberikan perintah kepada Will.

"Tapi Yang mulia" Will benar-benar tidak bisa meninggalkan Putri Alice yang sedang terluka dengan darah yang terus mengalir dari tangannya yang terabaiakan oleh sibukknya Putri Alice menatap ke arah lain, darah bahkan terus megalir dari jemari Putri Alice yang membuat menodai pakaian latihannya.

MoOrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang