--MoOrange Part 4-

1 0 0
                                    


Subuh dini hari, Will bahkan sudah berganti dengan pakaian latihan dan duduk di meja kantornya dan membaca semua buku tentang kemampuan tentara khusus kerajaan. Ini masih terlalu pagi sebenarnya bagi Will untuk duduk di meja kantornya, menggunakan seragam latihan dan membaca buku, bahkan teman-temannya belum bangun dari barak.

"Will, apa kita ada latihan pagi? Apa aku melupakan jadual?" kata Ray yang bahkan baru saja bangun dan belum berganti pakaian, dia ke kantor hanya untuk mengambil seragam dan bertemu Will yang dimeja sudah menggunakan pakaian lengkap latihan.

"Tidak ada, aku akan pergi mengawal Putri Alice" kata Will.

"Sepagi ini? Dan kau hanya menggunakan pakaian latihan? Kurasa bahkan Putri Alice belum bangun" kata Ray yang bingung dengan temannya yang sudah bekerja dini hari.

"Aku hanya bersiap-siap dan tidak ingin terlambat saat Putri bangun nanti" kata Will yang bahkan masih sambil membaca buku tanpa memperhatikan keheranan wajah dari Ray.

"Kau terlalu bersememangat dengan Putri Alice Will, aku tidak ingin kau patah hati, masih banyak Putri lain yang menyukaimu, kenapa kau harus memilih seorang putri pewaris tahta" kata Ray yang berusaha menggoda Will secara terselubung.

"Jikapun dia bukan Putri Mahkota aku sudah menyukainya" kata Will secara diam – diam mengakui perasaanya dan tidak sengaja mengatakan hal yang seharusnya tidak dikatakan.Beberapa detik setelah mengucapkannya barulah Will sadar dengan perkataanya yang keluar tanpa bisa dikontrol.

"Kau?" kata Ray yang mendelik dan memberikan tatapan pada Will.

"Aku bilang apa? Aku hanya begurau, Siapa aku yang selancang itu, maksudku aku megagumi kemampuan Putri Alice, menyukai kemampuan Yang Mulia" kata Will yang meluruskan perkataanya dengan tetap tenang.

"Aku akan menjaga rahasiamu, santai saja kawan" kata Ray yang hanya tersenyum menggoda kepada Will sambil membawa seragamnya dan bodohnya Will bisa tidak sadar mengatakan hal yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi dia percaya bahwa Ray akan menjaga hal semacam itu dengan baik jadi dia tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu. Hanya saja kenapa bibirnya bisa berbicara spontan bahkan hal yang dia katakan tidak pernah terlintas sekalipun dipikirannya. Dia diam sejenak untuk mengatur antara apa yang dia ucapkan dan apa yang sedang dia pikirkan, mungkinkah Putri Alice membuat Will menjadi seperti tidak terkendali terhadap dirinya?

"Mari kita pergi...."akhirnya lelaki yang sudah berpikir beberapa saat disebelah istrinya memutuskan untuk pergi. Tidak ada hal yang bisa dia lakukan selain memikirkan cara terbaik untuk wanita yang dicintai serta anak yang baru terlahir di hari yang bahkan para dewa sendiri ingin menutup mata untuk tidak ikut campur apa yang terjadi di dunia malam itu.

Derap langkah kuda kerajaan bergemuruh di jalanan, tidak ada seorangpun yang berani keluar bahkan saat lonceng kerajaan berkumandang tanda bahwa raja akan turun berperang. Semua rakyat masuk ke dalam rumah dan tidak akan keluar hingga raja kembali ke istana, seluruh jalanan desa menjadi sangat sunyi dan seluruh rakyat tidak ada yang tahu apa yang terjadi di luar sana, hanya yang meraka tahu bahwa raja akan melindungi rakyatnya.

Rombongan lelaki bersama dengan anak buahnya sampai di sebuah sudut desa kecil,sekitar 30 menit dari kota kerajaan dan melihat sebuah gubuk dengan penerangan yang minim di depannya. Seluruh rombongan masuk dengan hati – hati agar tidak membuat keributan untuk menemui hal yang seharusnya tidak terjadi malam itu.

"Serahkan bayi itu......" kata Lelaki yang sudah menunjukkan mata pedangnya ke wajah seorang lelaki lainnya yang sedikit kaget dengan kehadiran banyak orang dirumahnya.

MoOrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang