Bogeman mentah dokter sam layangkan pada Alex.Ia sangat lelah.
Ini terjadi bukan hanya sekali ini.
Bukan hanya sekali banyak dokter mengundurkan diri ,terluka bahkan terkena penyakit mental, dan lebih parahnya di temukan tak bernyawa.
Yang sial nya pelakunnya adalah anak konglomerat yang sangat sulit di tuntut, dan menempatkan Arin juga bukan tanpa alasan .
dokter Sam berusaha untuk menggali lebih dalam ,tentang masa lalu Alex dan mendatangkan seseorang menjadi motivasi Alex sembuh
hingga akhirnya ia tau seseorang itu adalah Arin dokter muda yang baru rumah sakit ini rekrut.
Arin yang sedang susah untuk berdiri sepontan berteriak dengan geram.
" Heh kalau mau berantem tar dulu tolongin saya dulu ini " kini emosi Arin sudah di ubun-ubun sudah payah iya menahan sakit 2 cecunguk itu dengan seenak jidat bertengkar di depannya.
Side next
Kini sudah jam makan siang dan otomatis 5 dokter sengklek tadi akan berkumpul di kantin.
" Adun Rin malang amat nasib lu baru aja satu hari udah babak belur aja" Dora sedari tadi tak berhenti mengoceh sambil mengobati Arin, ia masih tak habis pikir bagaimana Arin bisa terluka di hari pertama.
Sedangkan ke- 3 teman lainnya ikut menimpali dan penasaran juga atas kesialan yang menimpa adik kelas kesayangan mereka.
" Lu di ruang mana sih rin?" Entah keberapa kali Shanti bertanya belum di jawab sama sekali oleh Arin .
" Di tanya itu di jawab Ririn" tegur Rena.
Sedangkan iren sedari tadi hanya menatap serius Arin ia pun sama heran nya.
Tak tau kah keempat perempuan kini di depan Arin sangat khawatir padanya, bagi mereka Arin adalah gadis manis dengan sejuta tingkah laku yang membuat siapa saja merasa nyaman dengannya.
" Aduh ,sabar dong kakak ² sekalian sakit ini aduh kak Dora pelan ² dong" akhirnya Arin bersuara setelah tak sengaja Dora menekan luka Arin karena gemas.
" Makanya cepetan di jawab" cecar Shanti.
" Ruang VIP nomor 2,aduh pelanin dikit kak Dora sakit ini"
Mereka berempat membulatkan matanya terkejut .
Brakk
Iren menggebrak meja ,tak Habis pikir iren, mengapa kepala rumah sakit menepatkan Arin pada ruangan yang bahkan ahli kejiwaan dan psikiter pun keluar, dengan kondisi mengenaskan saat keluar dari ruangan itu.
Dengan segera iren pergi meninggalkan mereka berempat, kali ini ia tak tinggal diam di tempat iren akan memberi pelajaran setimpal pada dokter sombong itu.
" Woy gue ikut" serentak ketiga perempuan itu tak mau kalah dan berlari mengejar iren, meninggalkan Arin yang sedang terbengong sendirian jika semua pergi siapa yang akan mengobati dirinya?.
Sedangkan di sisi lain kini Samuel arizon atau kepala rumah sakit sedang berhadapan langsung dengan kedua orang tua Alex dengan keadaan yang babak belur tentunya.
" Berani² nya kamu pukul anak saya!!!" Bentak wanita paruh baya yang kira² sudah berkepala 4.
"Sabar mah sabar" seorang pria paruh baya itu pun tampak menengahi.
" Saya tidak mau tau, saya ingin Alex pindah dari rumah sakit ini" celetukan sam berhasil membuat kedua paruh baya itu melotot tak terima.
" Tidak bisa begitu dong, berani beraninya kamu sini maju saya jambak kamu" wanita itu bergerak maju untuk menjambak Alex.
Tanpa di pungkiri pria paruh baya itu tidak mencegah sama sekali , karna itu juga yang iya inginkan menghantam Sam sekarang juga biarkan di wakilkan istrinya saja.
Tangan wanita paruh baya sudah akan melayang pada rambut ,dan hingga kegiatan itu harus tertunda dengan suara keras yang mengema di ruangan.
Brakk.
KAMU SEDANG MEMBACA
this all comes from you
Teen Fiction" Hallo selamat pagi tuan perkenalkan nama saya Anastasya Arin dokter baru tuan" Sang pasien langsung menoleh dan terbelalak. Hal itu juga terjadi pada Arin yang terkejut bukan main. Dengan tiba² pasien lelaki itu berlari dan memeluk Arin dengan er...