8.) bagaimana kejutannya ?

2.6K 141 1
                                    


"SAYA HANYA MAU ARIN!!".

Kesadaran Alex terenggut saat bayang dimana Arin akan meninggalkan nya , tangannya memukul kepalanya dengan brutal.

Dalam sekejap hal itu membuat semua panik.

Iren tersenyum dingin, ini belum seberapa yang di alami adik kesayangannya.

" Dokter iren bagaimana ini" perawat itu mulai panik pecahan kaca itu terus mengenai kepala Alex.

Bodyguard sudah mencoba menghentikan nya namun naas mereka justru terdorong Alex dan terluka.

Iren menghubungi nomor ke 3 temannya ,ini saat nya.

" Sekarang di ruang Alex" .

Sedang di sisi lain.

Arin dengan telaten mengobati luka alexian .

Alexian menatap Arin dengan senyum yang tak kunjung pudar.

Flashback.

Setelah mendengar hal itu Arin berlari pada ruangan alexian .

Ketika ia sampai terlihat perawat tak ada yang berani masuk.

Terlihat darah mengalir dari pintu alexian.

" Dokter Arin tolong ini korban sekian Xian" perawat itu terlihat bergetar hebat seumur hidupnya hal terburuk adalah saat melihat pembunuhan tepat di depan matanya.

Arin perlahan membuka pintu itu dengan perlahan.

Yang pertama ia lihat adalah sebuah mayat dengan wajah sudah tidak berbentuk lagi.

Sedangkan alexian terlihat tenang tanpa emosi menatap dingin mayat itu dengan masih menggenggam pisau buah.

Arin menghela nafas sebentar , perlahan Arin merengkuh badan alexian yang membuat nya tersadar.

" Dokter Arin " alexian tersenyum tanpa beban dan tak merasa bersalah sama sekali.

Tangan alexian membalas pelukan Arin dan tanpa sadar menjatuhkan pisau buah.

Pelan namun pasti Arin menendang pisau Buah ke dalam kolong tempat tidur Alexian.

Arin melepaskan pelukannya dan berjongkok menyamakan tingginya dengan Alexian.

" Jadi kenapa anak manis ini nakal" jari jemari Arin mengelus Surai alexian dengan lembut.

" Dia jahat" jawaban itu nyaris tanpa emosi.

" Dokter, Xian ingin pelukan" dengan cepat Arin memeluk alexian dan mengangkatnya ke atas tempat tidur untuk membantunya beristirahat, untung saja tidak terdapat noda darah di kasur alexian.

" Dokter orang kedua setelah bunda yang mau meluk Xian setelah Xian bunuh orang, tapi bunda  alexian jahat udah pergi dan tidak bisa kembali lagi"jari jemari alexian mengukir pola bayangan abstrak melalui tangan Arin ,wajah nya terlihat menyiratkan kerinduan yang sangat dalam.

Arin hanya tersenyum lembut sembari mengelus Surai Alexian dengan sayang .

Perlahan kelopak mata Alexian mulai menutup perlahan di susul dengan dengkuran halus darinya.

Arin meletakan perlahan Alexian yang tadinya berada di pelukannya.

Samar ² ia mendengar gumaman alexian yang membuatnya tertegun sejenak.

" Tuhan jangan bawa dokter Arin".

Kembali ke Alex.

Ruangan gelap nan kotor terlihat saat netra Alex mulai terbuka.

Hal pertama yang ia tangkap sebuah layar proyektor tepat di depannya.

Pada awalnya hanya ada ilustrasi manis di antara sepasang kekasih .

Sangat romantis ketika sang wanita selalu ada saat pria itu butuh .

Namun naas ketika tau bahwa  pria yang wanita itu cintai terlalu dingin dengannya.

Ketika wanita terjerembap

Ketika wanita itu di lukai entah fisik maupun mental.

Sang pria hanya memandang dingin wanita itu tanpa niat membantu .

Nafas Alex memburu .

" Tolong hentikan" gumaman Alex terlihat begitu tersiksa.

Cuplikan itu seperti ia di masa lalu .

" Tolong hentikan" suara Alex bertambah keras ketika bayang bayang masa lalunya muncul begitu saja.

Luka nya yang baru saja di obati terbuka atas terenggutnya kesadaran Alex .

" Tolong berhenti !!!!".

Sementara itu keempat kakak tingkat Arin hanya tersenyum dingin melihat monitor yang mereka pasang

" Apakah kalian puas" suara Dora memecahkan fokus mereka

" Belum ini baru permulaan" perkataan Rene di angguki oleh yang lain .

I wish you well

In hell Alex .

Brak.

Keempat Kating itu terkejut ketika pintu terbuka menampakkan Arin dengan rambut berantakan nya

Pandangan Arin tertuju pada Alex dengan Tangan di penuhi darah.

Kaki jenjangnya berlari kencang .

Dengan cepat tangannya memegang kencang pergelangan tangan Alex.

" Tolong hentikan" gumaman itu masih terdengar.

Arin menyatukan kening nya dan Alex dengan pelan .

" Alex dengar ini Arin, semua sudah baik baik saja" suara lembut Arin seakan mengembalikan kesadaran nya.

Netra Alex perlahan tenang nafasnya berderu .

Dengan cepat Alex menarik Arin pada pelukannya ia sesekali mencium pucuk Surai Arin.

Arin hanya terdiam sesekali mengelus punggung alexian.

"Arin tolong berikan aku kesempatan kedua".

this all comes from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang