Chapter 11 Mimpi

539 129 40
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight 2 adalah murni milik saya!
.
.
.
.

Di Kamar Gilang ...

Gilang masuk ke kamar dengan terburu-buru. Di salah satu tangannya memegang sebuah buku berwarna hitam yang terlihat usang.

Pemuda berkulit hitam manis itu menutupi pintu rapat-rapat. Entah kenapa rasa penasaran terhadap buku hitam tersebut begitu besar.

"Ini sebenarnya buku apa sih?" Gilang membolak-balikan buku hitam.

Di dapur Gilang sudah membuka halaman pertama. Kosong. Di halaman kedua dia menemukan sebuah gambar wanita menggunakan dress putih tengah memainkan alat musik yaitu piano. Ada sebuah vas berisi bunga mawar putih di atas piano.

"Hantu Ruang Seni," ucap Gilang.

"Ini... seperti kejadian di ruang eskul musik gedung sekolah lama."

Gilang membuka halaman berikutnya dan kosong. Halaman demi halaman tak ada satupun gambar atau tulisan di sana.

"Kenapa cuma hanya ada satu gambar dan sisanya malah kosong?" Gilang bertanya-tanya.

Akhirnya Gilang menutup buku hitam itu, menaruh di atas nakas samping tempat tidur. Hembusan angin tiba-tiba menerpa wajahnya, padahal dia berada di dalam kamar.

"Yaelah... lebih baik gue tidur," ucap Gilang takut.

Sosok bayangan hitam menatap Gilang serta buku hitam. Seringai lebar perlahan terlihat.

"Ahh... sudah mulai muncul rupanya."  Sosok bayangan hitam pun menghilang.

__08__

Gilang telah terlelap masuk ke dalam mimpi.

Beberapa mahasiswa terlihat berjalan menelusuri lorong kampus di malam hari. Salah satu mahasiswa itu tengah merekam menggunakan kamera LSR sepanjang jalan.

"Gila! Kampus ini benar-benar gudangnya hantu!" seru pria yang memegang kamera itu merinding. Tetapi dia sangat menyukai hal ini karena dapat menambah subscribe youtube miliknya.

"Sungguh?" sahut pria berambut biru.

Pria yang merekam hanya menganggukan kepala kecil sebagai jawaban 'iya'. Pria berambut biru tersenyum miris.

"Pantas saja daritadi gue merinding disko begini," ucapnya ketakutan.

Beberapa menit kemudian, mereka telah sampai di ruang kesenian. Pintu ruangan sudah terbuka lebar seakan sudah menunggu kedatangan mereka.

"Kita sudah disambut rupanya," ujar pria lain memakai bandana di kepala. Ia menajamkan pandangan ke dalam ruangan. Ada beberapa lukisan dan patung yang terpajang di dinding.

"Hmm ... Hati-hati bisa saja ini sebuah jebakan," kata wanita satu-satunya di dalam kelompok. Ekspresi wanita itu datar. Pakaian hitam menjadi ciri khasnya menambah kesan menyeramkan.

"Tolong!!!" jerit sebuah suara wanita dari dalam ruang musik. Mereka terkejut dengan suara jeritan tersebut. Pria berambut biru terdiam. Dia sangat mengenali suara wanita itu.

"Tolong!! Devin!!!"

Gilang terbangun. Seluruh tubuhnya  basah oleh keringat. Dia baru saja mengalami mimpi buruk.

"Hah! Hah!" Deru napas Gilang cepat.

Gilang tak habis pikir bisa-bisanya mimpi buruk. Dia melirik ke atas nakas ada sebuah buku hitam di sana.

E.I.G.H.T 2 (Pųzzélś Mýstèrý) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang