Semua dimulai di salah satu taman yang ada di Montreal. Pertemuan biasa yang membawanya ke beberapa pertemuan tidak terduga di lain hari.
Larasatya Young bukan sekedar saksi, tetapi salah satu orang yang mengalami jatuh dan bangun diserang masalah...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Interior menawan sampai pelayan terbaik khas restoran Perancis sama sekali tak menarik perhatiannya. Callum memutar-mutar pisau makan sembari menatap hidangan tanpa selera dan alunan musik klasik membuatnya semakin mengantuk.
"Andrew!"
Seketika ia tersadar setelah mendapat seruan tegas dari seseorang yang duduk tak jauh darinya. Ia mengangkat kepala dengan malas, melirik dingin sang pemilik suara.
"Apalagi yang Mama inginkan?" ujarnya pelan. Callum lelah harus terjebak bersama sesorang yang hanya fokus pada tujuannya sendiri, tenaganya terasa langsung terkuras hanya karena pertemuan mendadak ini. "Aku lelah, berhentilah mengharapkan sesuatu yang tidak kuinginkan," batinnya.
Callum benar-benar lelah, tetapi juga kesulitan untuk angkat bicara mengenai apa yang dirinya inginkan. Ia pernah mencoba, lantas mendapatkan pil pahit, pada akhirnya kembali terbungkam dan menahan segala rasa sakit yang mengganjal di hati.
"Ikuti program musim panas itu untuk menutupi nilaimu yang rendah." Ia menatap penuh harap pada Callum yang memadanginya dengan dingin.
"Dan jangan sedikitpun percaya pada orang-orang yang mengaku sebagai keluarga dekatmu," peringatnya, lantas fokus pada ponselnya yang dipenuhi pesan hingga panggilan tak terjawab.
Callum berdiri, ia mengumpat di dalam hati sebagai bentuk protes. Himbauan dari mulut ibunya itu menjadi sekedar omong kosong setelah apa yang Callum hadapi seorang diri. Bahkan rasa sakitnya masih membekas, siksaan fisik yang ia terima bertubi-tubi selama di New York. Orang-orang yang paling dipercaya ibunya adalah orang-orang paling busuk yang pernah ia temui.
Ia benci berada di lingkungan tersebut, tetapi sekarang pun ia merasa sulit untuk lepas dari semua itu. Mereka terlalu menikmati untuk memanfaatkan hidupnya agar tetap terjamin. Namun, Callum pun tak akan tinggal diam. Meski tidak terhitung berapa luka yang ia dapat, cepat atau lambat ia akan membungkam ibunya yang sulit untuk mempercayainya.
Callum sulit untuk mengatakan semua hal yang ia alami, karena ibunya lebih mempercayai mereka daripada anaknya sendiri.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Violet menopang rahang kirinya sembari mendengarkan penjelasan sang dosen. Sesekali melirik sosok pemuda yang tertidur dengan sebuah buku menjadi pelindung seakan ia tengah membacanya.