Semua dimulai di salah satu taman yang ada di Montreal. Pertemuan biasa yang membawanya ke beberapa pertemuan tidak terduga di lain hari.
Larasatya Young bukan sekedar saksi, tetapi salah satu orang yang mengalami jatuh dan bangun diserang masalah...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kami mungkin tidak bisa menggantikan kasih sayang yang kamu harapkan, Callum, tapi kami tidak akan menolak keberadaanmu di sini."
Hatinya menghangat, perhatian yang sering ia abaikan dari keluarga barunya itu ternyata sangat berdampak untuk menjalani hari-harinya saat diteror beragam dorongan paksaan seseorang.
Mereka tidak pernah menolak keberadaannya juga tak mendorong dirinya pada sesuatu yang tidak terlalu ia minati.
Bogdan dan Yelena, kakek-nenek yang suka memanjakan cucunya serta sepasang bibi kembarnya yang memiliki sifat saling bertolak belakang, Dasha dan Dunya. Kedua wanita 35 tahun itu belum menikah ataupun pernah terlihat membahas pasangan mereka, terlebih lagi tak satupun yang menyinggung hal tersebut ketika semua orang berkumpul.
"Bagaimana keadaan tanganmu sekarang, Call?" tanya Yelena yang langsung membuat orang-orang yang tengah menyantap makan malam mereka terarah sepenuhnya pada Callum.
"Mulai kering." Callum menatap tangannya yang berbalut perban baru, ia harus membohongi semua orang tentang alasan mengapa ia bisa mendapatkan luka ini.
Menjadi pusat perhatian sama sekali tak mengusik, karena itu berbeda dari pandangan menyudutkan orang-orang yang suka menyakitinya.
"Apapun yang kamu butuhkan, jangan sungkan, bahkan jika kamu menginginkan liburan ke bulan, Kakek akan mengabulkannya," ujar Bogdan.
"Jangan percayai kata-katanya itu, si tua ini pernah mengatakan hal yang sama padaku," sahut Dasha, lantas melarikan diri sambil membawa makan malamnya. Ia takut pisau di genggaman ayahnya melayang seperti dua tahun lalu.
Mereka keluarga yang memiliki kesibukan tinggi, tetapi tak pernah melupakan untuk memberi perhatian satu sama lain. Namun, Dunya pernah berkata, "Sekarang orang tua itu lebih sering di rumah, termasuk kami."
Callum tak pernah mendapat perhatian sedalam ini. Sederhana, tetapi sangat berarti. Namun, bagaimana jika ibunya mengetahui semua ini?
Ia tak ingin melepaskan semua ini, bahkan jika diseret untuk menjauh. Callum mulai menikmati perlakuan hangat keluarga Bykov.
"Maaf, aku harus pergi."
Orang-orang yang tersisa mengarahkan pandangan pada punggung kokoh pemuda itu hingga menghilang.
"Kupikir saran Ayah tidak buruk, Ma. Itu demi keselamatan Callum, sebelum terlambat," ucap Dunya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.