Malam Bulan Purnama yang Indah

123 11 2
                                    

Dimalam hari, Mitsuki sedang duduk di rerumputan tepatnya di taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dimalam hari, Mitsuki sedang duduk di rerumputan tepatnya di taman. Ia sedang menikmati udara di malam itu. Dia menatap bulan dan bintang di langit sambil melamun ditemani banyaknya kunang-kunang, seakan dia seperti sedang memikirkan sesuatu, namun entahlah apa itu. Karena Mitsuki memang selalu bersikap aneh seperti biasanya.

Saat Mitsuki sedang menatap langit, tiba-tiba ada suara langkah kaki dari pinggir jalan yang sedang berjalan untuk pulang. Ya, dia adalah Chocho sang kekasih Mitsuki.

Chocho adalah orang yang paling memahami keadaan Mitsuki, ya walaupun Chocho adalah tipe orang yang sangat suka sekali makan, tapi intinya semua hal yang Mitsuki suka atau tidak suka, hal tentang dirinya, dan lain-lain. Semua itu Chocho mengetahuinya dan sangat memahaminya.

Chocho berjalan pulang ke rumah karena tadi dia sempat membeli beberapa danggo di toko samping jalan. Karena saat berjalan pulang Chocho merasa, bahwa ada seseorang yang dia kenal di sekitar jalanan tersebut. Akhirnya Chocho pun berhenti sebentar dan melihat di sekitar. Lalu benar saja, dia melihat Mitsuki yang sedang memandangi langit di sebuah taman. Tanpa basa-basi Chocho pun langsung berjalan menuju taman, yang di taman itu terdapat seorang kekasih hatinya.

"Mitsuki?" Ujar seorang perempuan berambut oranye campur coklat yang hampir terlihat seperti warna karamel berhenti didepan Mitsuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mitsuki?" Ujar seorang perempuan berambut oranye campur coklat yang hampir terlihat seperti warna karamel berhenti didepan Mitsuki.

"Chocho? Apa yang sedang kau lakukan disini?" Sahut Mitsuki yang agak terkejut, karena tiba-tiba dia melihat Chocho yang berdiri tepat didepannya.

"Aku habis membeli danggo di toko pinggir jalan" ucap Chocho sambil berjalan lalu duduk di samping sebelah kiri Mitsuki.

"Kau sendiri. Apa yang kau lakukan di taman malam-malam begini?" Ucap Chocho lagi, yang duduk sambil melihat ke arah Mitsuki.

"Aku hanya sedang menikmati udara malam" sahut Mitsuki sambil melihat ke arah langit.

"Begitu ya... Bagaimana jika kau masuk angin?" Ujar Chocho dengan nada khawatir.

"Kenapa aku harus khawatir tentang itu? Lagipula aku juga memiliki jutsu angin yang sama dengan angin-angin dimalam hari" jelas Mitsuki yang membuat Chocho agak sedikit sebal.

"Kenapa kau malah menjadi arogan seperti itu?" Ucap Chocho dengan mata tertutup dan dengan alis yang mengerut ke bawah.

"Karena kau adalah kupu-kupu" sahut Mitsuki singkat.

"Apa hubungannya?" Tanya Chocho yang memiringkan kepalanya dan masih mengerutkan alisnya ke bawah, namun matanya terbuka.

"Karena kupu-kupu bisa terbang bebas dengan sedikit bantuan dari angin. Begitu juga dengan angin. Ketika angin merasa lelah, kupu-kupu pun akan turun dan membiarkan angin beristirahat. Sama seperti dirimu yang selalu mengerti diriku dan akupun akan berusaha untuk mengerti dirimu" jelas Mitsuki yang membuat Chocho tersipu, karena kata-kata manis yag keluar dari mulut seseorang yang dikenal sebagai orang yang polos.

"Gombal.... Ta-tapi maksudku bukan seperti itu" ujar Chocho yang terbata-bata, dengan mata tertutup yang berusaha menahan malu, dengan alis yang mengerut ke bawah dan dengan wajah yang memerah karena tersipu.

"Maksudku adalah... Aku tidak ingin kau sakit, aku khawatir padamu" jelas Chocho sekali lagi.

"Kau mengkhawatirkanku?" Sahut Mitsuki yang sedikit terkejut, karena Chocho yang mengkhawatirkan kesehatan tubuhnya.

"Tentu saja. Memangnya kalau bukan khawatir, lalu apa?" Ujar Chocho yang memasang wajah cemberut dengan kaki yang diangkat setengah sampai depan dada dan dengan tangan yang memeluk kedua kakinya itu.

"Terima kasih, karena kau telah mengkhawatirkanku" ucap Mitsuki kepada Chocho.

Dan merekapun akhirnya memakan danggo yang dibeli oleh Chocho, saat ia berada di toko pinggir jalan tadi.

Painful Sweet Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang