Cinta manis, berakhir menyakitkan

97 5 0
                                    

Saat Sarada ingin bicara pada Kawaki, tiba-tiba perasaan Sarada jadi tidak enak. Karena Kawaki sekarang ini sedang dikelilingi oleh hawa cemburu. Sehingga sangat sulit baginya, untuk mengatakan yang sebenarnya.

"K-Kawaki, i-itu... Sebenarnya-" ucap Sarada yang terbata-bata, membuat Kawaki menjadi salah paham.

Kawaki pun langsung menarik lengan Sarada, saat dirinya belum sama sekali menyelesaikan kalimatnya. Kawaki membawa Sarada ke tempat, dimana tidak ada sama sekali orang yang pernah memasuki ruangan tersebut. Entah ruangan apa itu, tapi ruangan yang dimasuki oleh Kawaki saat membawa Sarada bersamanya, ruangan itu adalah ruangan yang kedap suara. Sehingga tidak ada orang yang bisa mendengarnya dari luar.

"K-Kawaki ru-ruang apa ini!? Kenapa kau membawaku kesini...!?" Ucap Sarada gugup dan gemetar karena ketakutan.

Kawaki menghempas lengan Sarada, sehingga Sarada terhempas masuk ke dalam ruangan yang gelap dan terjatuh. Hanya ada satu lampu yang menyala, cahayanya berwarna oranye bersinar. Namun tidak membuat ruangan terang sepenuhnya.

Sarada yang tadinya terjatuh, langsung bangkit karena melihat Kawaki yang sedang mengunci pintunya dari dalam. Sehingga mereka berdua terkunci diruangan tersebut.

Setelah Kawaki mengunci pintunya, ia pun melangkah maju sedikit demi sedikit dan itu membuat Sarada melangkah mundur sedikit demi sedikit.

"K-Kawaki! A-apa yang ingin kau lakukan!? Kenapa k-kau mengunci pintunya!?" Ujar Sarada yang terus melangkah mundur.

Namu Kawaki tidak merespon pertanyaan dari Sarada dan terus melangkah maju.

Bugh! (Suara Sarada yang menabrak tembok dibelakangnya)

"Hah!?" Sarada yang terkejut, karena dirinya sudah berada di depan tembok yang dibelakangi olehnya.

Bugh! (Kawaki yang memukul tembok dengan satu telapak tangan kanannya dan ia juga menggenggam satu lengan Sarada, dengan satu tangannya yang sebelah kiri. Karena ia sudah berada dihadapan Sarada)

"Kawaki, ada apa denganmu!? Kenapa kau tidak mau menjawab pertanyaanku!? Kenapa kau diam saja!?" Ujar Sarada yang sia-sia, karena Kawaki tetap tidak ingin bicara apapun.

Dan ia pun langsung spontan mencium bibir Sarada, sehingga Sarada terkejut sampai-sampai matanya membulat😶.

Kawaki melepas genggaman tangan kirinya yang berada di lengan kanan Sarada secara perlahan, lalu tangan kirinya berpindah menyentuh pipi Sarada. Tangan kanan Kawaki juga yang awalnya menyentuh tembok, kini berpindah tempat menyentuh pipi Sarada yang satunya. Sehingga kedua tangan Kawaki kini berada di kedua pipi kanan dan kirinya Sarada.

Lalu setelah kedua tangan Kawaki berada di kedua pipi Sarada, ia pun langsung menjulurkan lidahnya ke dalam mulut Sarada. Sehingga membuat Sarada menutup matanya😖 dan ia juga memegang kedua pergelangan tangannya Kawaki, lalu berusaha untuk melepaskan diri dari ciuman panas itu. Namun sangat sulit, karena Kawaki yang semakin mempererat pegangannya pada wajah Sarada. Kedua tangan Sarada yang tadinya berpegangan pada kedua pergelangan tangan Kawaki, kini kedua tangan Sarada berada di dada Kawaki.

Berapa kali pun Sarada berusaha untuk melepaskan diri dari Kawaki, itu mustahil. Karena tenaga Kawaki jauh lebih kuat daripada tenaga Sarada. Setelah itu Kawaki melingkarkan satu lengannya di pinggang Sarada, sehingga kini Sarada berada dipelukan Kawaki dan tidak bisa untuk memberontak lagi.

Kawaki pun melepaskan ciuman itu sebentar dan membiarkan Sarada untuk bernafas sedikit. Namun wajah mereka berdua, masih tetap terlihat sangat dekat sekali.

"Haah... Haah... Haah..." nafas yang dikeluarkan oleh Sarada dengan mata yang masih tertutup, lalu dipandang juga oleh Kawaki dari jarak yang sangat dekat, ketika dirinya sedang bernafas.

Painful Sweet Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang